Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

15 Kuliner Unik Khas Idul Fitri dari Berbagai Negara

Idul Fitri bukan hanya perayaan keagamaan, tetapi juga momentum untuk mempererat hubungan keluarga dan masyarakat melalui hidangan khas

15 Kuliner Unik Khas Idul Fitri dari Berbagai Negara
Courtesy of Line Bank

Idul Fitri menandai berakhirnya bulan Ramadan dan dirayakan dengan suka cita di seluruh dunia. Momen penuh kebersamaan ini identik dengan hidangan khas yang mencerminkan kekayaan budaya masyarakat Muslim di berbagai negara. Selain sajian populer seperti biryani dan kebab, banyak negara memiliki kuliner khas Idul Fitri yang unik dan sarat makna. Dari camilan manis hingga hidangan berat yang kaya rempah, setiap sajian memiliki cerita tersendiri dalam perayaan hari kemenangan ini. Berikut 15 sajian diantaranya.

1. Indonesia – Ketupat

Courtesy of Astro

Di Indonesia, Idul Fitri atau Lebaran tidak lengkap rasanya tanpa kehadiran ketupat. Makanan berbentuk belah ketupat ini terbuat dari nasi yang dimasak dalam anyaman daun kelapa hingga menjadi padat. Simbolisme ketupat sangatlah mendalam dalam budaya Indonesia. Anyaman yang rumit melambangkan kesalahan dan dosa di masa lalu, sementara proses memasaknya melambangkan penyucian diri setelah sebulan berpuasa.

Ketupat biasanya disajikan dengan hidangan pelengkap seperti opor ayam, rendang, atau sayur labu. Kombinasi rasa gurih, pedas, dan santan yang kaya membuat ketupat menjadi ikon kuliner Lebaran yang selalu dinantikan oleh masyarakat Indonesia.

2. Turki – Baklava dan Güllaç

Courtesy of Karaca

Di Turki, Idul Fitri dikenal sebagai Şeker Bayramı atau "Festival Gula," yang menandakan dominasi hidangan manis dalam perayaan ini. Baklava menjadi bintang utama. Berupa pastry berlapis-lapis yang diisi kacang dan disiram sirup madu, kelezatan baklava telah diwariskan sejak era Kesultanan Utsmaniyah dan tetap menjadi simbol kehangatan keluarga saat Lebaran.

Selain baklava, güllaç juga menjadi hidangan istimewa. Terbuat dari lembaran tipis adonan pati jagung yang direndam dalam susu manis dan air mawar, lalu ditaburi kacang, güllaç menawarkan sensasi ringan dan menyegarkan. Keharuman mawar yang khas memberikan nuansa lembut yang cocok disantap setelah sebulan berpuasa.

3. Maroko – M’semen dan Chebakia

Courtesy of Authentic Chebakia

Di Maroko, perayaan Idul Fitri dimulai dengan sarapan spesial yang menampilkan m’semen berupa roti pipih berbentuk persegi yang digoreng hingga renyah di luar namun tetap lembut di dalam. Biasanya disajikan dengan madu dan mentega atau dinikmati bersama teh rempah khas Maroko.

Sebagai pelengkap, chebakia menjadi camilan wajib. Kue berbentuk bunga ini dibuat dari adonan beraroma wijen, digoreng hingga kecokelatan, lalu dicelupkan dalam madu dan ditaburi biji wijen. Proses pembuatannya sering dilakukan bersama keluarga, menjadikannya bagian dari tradisi Lebaran yang penuh kehangatan.

4. India dan Pakistan – Sheer Khurma

Courtesy of Food Trails

Di anak benua India, Pakistan, dan Bangladesh, Lebaran tidak lengkap tanpa sheer khurma. Hidangan berbahan dasar susu ini berisi bihun halus, kacang-kacangan, kurma, serta rempah-rempah seperti saffron dan kapulaga. Teksturnya yang kaya dengan cita rasa manis menjadikannya menu favorit di meja Lebaran.

Sheer khurma memiliki makna mendalam dalam budaya setempat. Hidangan ini menjadi simbol keramahan dan sering disajikan pertama kali kepada tamu yang datang berkunjung. Proses memasaknya yang perlahan memungkinkan semua bahan berpadu sempurna, menciptakan cita rasa yang hangat dan menenangkan.

5. Nigeria – Miyan Kuka dan Suya

Courtesy of Serious Eats

Di Nigeria, Idul Fitri dimeriahkan dengan hidangan miyan kuka yaitu sup khas yang terbuat dari daun baobab kering yang dihaluskan. Kuahnya yang pekat dan berwarna hijau memiliki cita rasa asam dan sedikit pahit, menjadikannya sajian unik dalam perayaan Lebaran. Sup ini biasanya disantap dengan tuwo shinkafa, hidangan berbentuk bola dari nasi tumbuk.

Selain itu, suya menjadi salah satu menu andalan. Daging panggang yang ditusuk seperti sate ini dibumbui dengan campuran rempah-rempah dan kacang tanah, menghasilkan cita rasa pedas, gurih, dan sedikit manis. Suya tidak hanya populer sebagai makanan jalanan, tetapi juga menjadi hidangan spesial yang disajikan dalam pesta Lebaran di rumah.

6. Mesir – Kahk

Courtesy of Middle East Eye

Masyarakat Mesir memiliki tradisi membuat kahk berupa kue bulat berisi kacang, kurma, atau malban (sejenis Turkish delight), kemudian ditaburi gula halus seperti kue putri salju. Tradisi membuat kahk sudah ada sejak zaman Firaun, di mana kue ini sering digunakan sebagai persembahan bagi para dewa.

Di era modern, pembuatan kahk menjelang Idulfitri menjadi momen kebersamaan bagi keluarga. Biasanya, kue ini disajikan bersama teh atau kopi dan dijadikan hantaran untuk kerabat serta tetangga. Rasa gurih dan manisnya yang khas menjadikannya sajian wajib setiap Lebaran.

7. Afghanistan – Bolani

Courtesy of GradFood

Di Afghanistan, bolani menjadi hidangan spesial saat Idul Fitri. Roti pipih ini diisi dengan berbagai bahan seperti kentang tumbuk, bayam, atau lentil yang diberi bumbu bawang putih, ketumbar, dan jintan. Setelah itu, roti digoreng hingga renyah dan disajikan dengan yogurt atau chutney.

Karena membutuhkan waktu lebih lama dalam proses pembuatannya, bolani dianggap sebagai hidangan perayaan. Pada Lebaran, roti ini dibuat dalam jumlah besar untuk disantap bersama keluarga dan tamu yang datang berkunjung.

8. Somalia – Cambuulo

Courtesy of YouTube/Yasmin B

Di Somalia, cambuulo menjadi menu sarapan khas Idul Fitri. Hidangan ini terdiri dari kacang adzuki yang direbus hingga lembut, kemudian dicampur dengan mentega dan gula. Beberapa keluarga menambahkan susu kental manis untuk rasa yang lebih kaya.

Meskipun sederhana, cambuulo memiliki nilai budaya yang mendalam. Hidangan ini sering dinikmati bersama muufo, roti pipih khas Somalia, yang memberikan keseimbangan rasa antara gurih dan manis. Kesederhanaan cambuulo mencerminkan semangat kebersamaan dan syukur di hari yang penuh berkah.

9. Sudan – Aseeda

Courtesy of TasteAtlas

Di Sudan, aseeda menjadi salah satu hidangan yang selalu disajikan saat Idul Fitri. Bubur kental yang terbuat dari tepung gandum atau jagung ini biasanya disantap dengan kuah tomat berbumbu khas atau campuran madu dan mentega. Cara menyantapnya pun unik yaitu tanpa sendok dan menggunakan tangan langsung dari wadah besar yang dikitari anggota keluarga. Tradisi ini mencerminkan semangat kebersamaan yang menjadi inti dari perayaan Idul Fitri.

Pembuatan aseeda membutuhkan teknik mengaduk terus-menerus agar teksturnya lembut dan elastis. Meskipun merupakan makanan sehari-hari di Sudan, saat Lebaran, aseeda menjadi lebih istimewa karena disajikan dalam porsi besar dan dibagikan kepada keluarga besar serta tetangga sebagai bentuk keramahan.

10. Yaman – Bint Al-Sahn

Courtesy of Hungerstation

Di Yaman, bint al-sahn, yang sering disebut "kue madu," menjadi hidangan wajib Idul Fitri. Kue ini terdiri dari lapisan tipis adonan yang diolesi mentega, dipanggang hingga kecokelatan, lalu disiram madu dan ditaburi biji jintan hitam (nigella seeds). Tekstur yang renyah di luar dan lembut di dalam menjadikannya sajian yang nikmat dan menggugah selera.

Proses pembuatan bint al-sahn memerlukan keterampilan dan kesabaran. Keluarga-keluarga di Yaman sering memanggangnya dalam jumlah besar untuk menjamu tamu, karena berbagi makanan merupakan tradisi penting dalam perayaan Lebaran. Biasanya, kue ini dinikmati bersama teh hangat yang menyeimbangkan rasa manis dari madu.

11. Irak – Kleicha

Courtesy of Borough Market

Di Irak, Idul Fitri dirayakan dengan kleicha yaitu kue khas yang memiliki berbagai varian isi. Ada yang diisi dengan kurma, kacang-kacangan, atau campuran gula berbumbu rempah. Bentuknya bisa berupa bulan sabit atau lingkaran, mencerminkan warisan budaya Timur Tengah yang sudah ada sejak zaman Mesopotamia kuno.

Kue ini biasanya dibuat dalam jumlah besar menjelang Lebaran dan disimpan dalam wadah kedap udara untuk dibagikan kepada tamu. Aroma khas dari kapulaga dan kayu manis memberikan sentuhan istimewa pada kleicha, membuatnya menjadi kudapan nostalgia yang mengingatkan banyak orang pada kenangan masa kecil dan kebersamaan keluarga.

12. Tunisia – Mhalbiya

Courtesy of Facebook/Coucou les gourmands by nesrine's post

Di Tunisia, mhalbiya menjadi hidangan penutup khas Idul Fitri. Puding susu yang lembut ini diberi aroma air mawar dan bunga jeruk, menciptakan rasa yang manis dan menenangkan. Berbeda dengan puding beras, mhalbiya menggunakan pati jagung sebagai pengental, menghasilkan tekstur yang halus dan lembut.

Keistimewaan mhalbiya terletak pada cara penyajiannya. Puding ini sering dihiasi dengan taburan pistachio, almond, atau biji delima, memberikan tambahan tekstur dan warna yang menarik. Disajikan dalam keadaan dingin, hidangan ini menjadi penutup sempurna setelah menikmati santapan Lebaran yang kaya rempah.

13. Kazakhstan – Baursak

Courtesy of Taste Atlas

Di Kazakhstan dan negara-negara Asia Tengah lainnya, baursak menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri. Hidangan ini berupa bola-bola adonan goreng bertekstur empuk dan berwarna keemasan. Mirip dengan donat, tetapi kurang manis, baursak sering disajikan dengan madu, selai, atau bahkan hidangan gurih.

Tradisi membuat baursak dilakukan secara gotong royong, dengan keluarga berkumpul untuk menggoreng dan menyajikannya dalam jumlah besar. Tekstur renyah di luar dan lembut di dalam membuatnya digemari oleh semua kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa. Selain itu, baursak juga melambangkan keberlimpahan dan kemakmuran dalam budaya Kazakhstan.

14. Palestina – Ma’amoul

Courtesy of Catastrophic Cook

Di Palestina, ma’amoul menjadi sajian wajib saat Idulfitri. Kue mungil ini dibuat dari adonan semolina yang diisi dengan kurma, kacang, atau buah ara, kemudian dicetak dalam cetakan kayu tradisional yang menghasilkan motif unik. Sebagai sentuhan akhir, kue ini ditaburi gula bubuk, memperindah tampilannya sekaligus menambah rasa manis.

Pembuatan ma’amoul merupakan tradisi yang dilakukan bersama keluarga besar. Para perempuan biasanya berkumpul beberapa hari sebelum Lebaran untuk membuat kue ini dalam jumlah besar. Disimpan dalam kaleng dan disajikan kepada tamu, ma’amoul menjadi simbol keramahan dan kehangatan dalam perayaan Idul Fitri di Palestina.

15. Brunei – Tapai

Courtesy of SumbarFokus

Terakhir, di Brunei, tapai menjadi salah satu hidangan unik yang muncul di meja Lebaran. Dibuat dari beras ketan yang difermentasi dengan ragi, makanan ini memiliki cita rasa manis asam yang khas, dengan sedikit sentuhan alkohol alami dari proses fermentasi.

Meskipun bukan makanan penutup pada umumnya, tapai sering disajikan sebagai kudapan pendamping hidangan Lebaran. Beberapa versi tapai dibungkus dengan daun pisang, menambah aroma yang khas. Selain menjadi camilan lezat, tapai juga dipercaya membantu pencernaan setelah menyantap makanan berat selama perayaan.