Kondisi bumi sudah semakin memprihatinkan, gerakan go green semakin disemarakkan di mana-mana. Untuk mengurangi limbah bumi, salah satunya adalah mengurangi penggunaan pembalut wanita, sehingga banyak wanita yang sudah beralih ke menstrual cup atau cawan menstruasi.
Menstrual cup adalah cawan menstruasi yang terubat dari silicone sebagai pengganti pembalut. Bisa digunakan berulang kali hingga bertahun tahun. Bayangkan betapa berkurangnya limbah pembalut didunia ini jika para wanita beralih ke menstrual cup.
Saya tentunya tak mau ketinggalan, apapun yang bisa kita lakukan untuk mengurangi limbah di muka bumi ini akan saya lakukan, namun ketika mendengar tentang menstrual cup ini saya termasuk salah satu dari banyaknya perempuan yang mengernyitkan dahi karena membayangkannya saja kok rasanya tidak nyaman.
Tak kenal maka tak sayang, begitu juga ketika saya membeli menstrual cup dari jastip (jasa penitipan) teman saya. Selama ini saya berpikir menstrual cup ini cukup kecil, namun ketika saya terima dan pegang, cukup mengejutkan melihat bahwa ukurannya yang lumayan besar.
Seorang teman influencer menjelaskan kepada saya “Mbak itu kan nanti masukin dilipat, jadi tenang saja, tidak segitu menakutkan kok”. Bayangan cup yang cukup besar terbuat dari silikon ini memasukin lubang vagina saya saja langsung seketika membuat saya linu, mengingat ketika melahirkan anak pertama saya, cukuplah sekali itu saja rasanya area di bawah sana diubek-ubek seperti itu.
Namun dengan tekad yang cukup besar untuk mengurangi limbah dunia, lagi-lagi saya mencoba untuk tetap semangat mencobanya. Jujur kata pertama kali saya masih gagal mencobanya. Saat pertama kali mencoba memasukkannya memang sangat deg-degan, tapi ketika sudah dimasukan dengan dilipat dulu sebelumnya (banyak tutorial yang bisa kita pelajari dari YouTube) rasanya tidak sakit, dan ketika sudah di dalam posisinya tidak ada rasa apa-apa, “It’s like you are wearing nothing”.
Menstrual cup ukuran kecil biasanya digunakan untuk para wanita yang berusia kurang dari 30 tahun. Sementara menstrual cup yang lebih besar digunakan untuk wanita yang berusia lebih dari 30 tahun, sudah pernah melahirkan normal dan biasanya mengalami pendarahan menstruasi yang lebih banyak.
Namun setelah pemakaian pertama setelah 2 jam, ternyata terjadi kebocoran yang membuat saya cukup repot karena saat itu saya harus buru-buru mau meeting. Rasanya ingin membuang menstrual cup ini dan tak ingin kembali lagi mencoba menggunakannya.
Tapi seorang teman saya dengan sabarnya menjelaskan, bahwa kemarin itu posisi menstrual cup saya belum benar-benar pas. Dan ternyata sangat normal memang banyak orang yang mengalami hal yang sama dengan saya, jadi tak perlu khawatir.
Dibilang seperti hati saya jujur masih malas untuk mencoba ya lagi. But I decided to give it a go…again. This is my seconnd and last chance. Akhirnya tibalah bulan depan ketika saya haid kembali. Untungnya minggu lalu saya masih sempat ngobrol dengan salah satu teman yang bernama Laura Hermawati, owner dari @Mikhadou yang sempat sharing di Instagram-nya seputar menstrual cup.
Laura sudah beralih ke menstrual cup sejak awal tahun 2019. Dan mendengar ceritanya kok rasanya ia begitu bahagia bisa menemukan menstrual cup ini. “Beralih ke menstrual cup ini benar-benar membuat saya lega, karena bisa berkontribusi mengurangi limbah. Saya juga termasuk wanita yang tomboi, sehingga dengan menggunakan menstrual cup ini saya merasa bisa lebih bebas tanpa harus khawatir bocor. Saya juga tidak takut lagi akan gejala gatal yang sering ditimbulkan dari pembalut ketika ketika haid dan karena lembap.
Ketika saya mencobanya saya langsung berpikir kemana saja saya selama ini, kenapa baru tahu sekarang,” ujarnya. Laura juga mengajari saya bahwa ketika mencoba menstrual cup, kita harus benar-benar dalam keadaan rilek jangan tegang karena itu akan mempermudah, juga bisa ketika kita dalam keadaan jongkok, dan jika masih takut juga diujungnya bisa diaplikasikan lubricant atau pelumas agar lebih licin. Setelah pembicaraan ditelepon dengan Laura, akhirnya saya semakin yakin untuk mencobanya lagi.
Kedua kalinya mencoba menstrual cup harus saya akui memang lebih mudah. Saya sudah mulai paham posisinya yang benar seperti apa, dan saya membersihkannya setelah 4 jam pemakaian (karena masih takut penuh dan sebagainya), dan bahagia sekali saya tidak mengalami kebocoran apapun.
Saya beraktivitas seperti biasa, bahkan bisa dibilang saya lupa sedang haid. Ketika membersihkannya juga ada caranya terendiri, tidak main cabut bagian ujung menstrual cup-nya saja, karena kita perlu seperti menekan bagian menstrual cup atas agar tidak kedap udara lagi, baru setelah itu kita tarik.
Membersihkannya pun cukup dengan air mengalir saja. Namun ketika nanti selesai haid, disimpan di dalam kain pembungkusnya baik-baik, dan ketika akan menggunakannya lagi kita bisa mensterilkannya dengan alat steriliser atau cukup direndam air panas. Rasanya setelah dua kali menggunakan menstrual cup saya baru bisa menilai bahwa senyaman itu menggunakannya. Saya sungguh menyukainya.
Tapi dari semua kebaikannya, saya masih penasaran apakah dampak yang kurang baik dari cawan ini. Untuk itu saya masih mencari tahu dari sisi medisnya. Menurut ahli Obgyn dr. Dinda Derda, SpOk dari Rumah Sakit Brawijaya, menstrual cup tidak dianjurkan bagi wanita yang kurang bisa menjamin kebersihan dirinya.
“Misalkan pekerjaannya berpindah-pindah tempat, sering traveling, tidak tersedianya air bersih di tempat aktivitasnya. Di hari-hari awal haid ketika jumlah darah masih banyak, maka diperlukan frekuensi yang lebih sering untuk membuang darah yang tertampung di cup. Hal ini mengharuskan seorang perempuan untuk mencuci cup tersebut dan kembali memasukkannya ke dalam vagina. Jika kebersihannya kurang terjamin maka justru akan mudah terjadi infeksi,” ujar Dr. Dinda.
Dari segi besarnya ukuran cup juga, saya sempat berpikir, cup ini tidak kecil juga sih sebenarnya. Ada terbesit dalam benak saya apa yang terjadi jikalau liang vagina saya bertambah besar dari biasanya. “Vagina merupakan suatu liang yang elastis. Jika rutin menggunakan menstrual cup yang ukurannya cukup besar, pasti vagina akan menyesuaikan.
Namun dalam pemilihan ukuran lebih baik lebih cermat. Ukuran besar digunakan pada perempuan yang sudah pernah melahirkan dengan proses normal, sementara untuk perempuan yang belum pernah melahirkan atau melahirkan dengan proses Cesar lebih baik memilih yang ukuran kecil.
Jadi bagi Anda yang ingin mencoba menstrual cup, sebaiknya benar-benar yakin bisa menjaga kebersihannya terlebih dahulu. Kembali lagi ke kebutuhan masing- masing dan kenyamanan masing-masing. Namun bagi saya jika memang itu baik untuk mengurangi sampah lingkungan maka rasanya patut saya lakukan.
Dan setelah kali ke tiga menggunakan menstrual cup pun rasanya semakin nyaman. Tidak ada kebocoran di manapun, tidak ada rasa gatal, bebas dari bau yang kurang sedap karena biasanya ditimbulkan dari kelembapan menggunakan pembalut, tidak ada iritasi. I wish I found this menstrual cup earlier.
(Foto: Natalia [email protected])
- Tag:
- Menstrual Cup