Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Molecular Gastronomy: Perpaduan Ilmu dan Seni dalam Dunia Kuliner

Sebagai bagian dari inovasi kuliner, molecular gastronomy tidak hanya menawarkan makanan lezat, tetapi juga menghadirkan kejutan, keajaiban, dan sensasi yang tak terduga

Molecular Gastronomy: Perpaduan Ilmu dan Seni dalam Dunia Kuliner
Courtesy of Tasting Table

Molecular gastronomy telah mengubah dan memberikan titik balik baru dalam dunia kuliner dengan mengubah bahan-bahan sederhana jadi sajian istimewa yang dipenuhi pengalaman bersantap luar biasa. Dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kimia dan fisika, para chef coba mendobrak batasan teknik memasak tradisional untuk menciptakan hidangan yang tak hanya menggugah selera tetapi juga amat memikat indera. Dari hidangan busa yang bisa menghilang di mulut hingga bola cair yang saat dimakan mampu meledakkan cita rasa, molecular gastronomy sendiri sesungguhnya adalah perpaduan sempurna antara seni dan juga sains.

Apa Itu Molecular Gastronomy?

Courtesy of Dequete Restaurant Liron Boylston

Molecular gastronomy adalah cabang ilmu kuliner yang meneliti transformasi fisika dan kimia dalam proses memasak. Berbeda dengan teknik memasak konvensional, molecular gastronomy kerap memanfaatkan metode seperti sferifikasi, emulsifikasi, gelifikasi, dan pembekuan dengan nitrogen cair untuk menghasilkan tekstur dan rasa yang unik. Gerakan ini mulai dikenal secara global melalui inovasi chef visioner seperti Ferran Adrià (El Bulli), Heston Blumenthal (The Fat Duck), dan Grant Achatz (Alinea). Pendekatan eksperimental mereka mengubah pengalaman makan menjadi sebuah pertunjukan interaktif di mana makanan tidak hanya dinikmati melalui rasa, tetapi juga melalui indera lain seperti penglihatan dan penciuman.

Hidangan Molecular Gastronomy Unik yang Pernah Diciptakan

1. Spherical Olives – El Bulli, Spanyol

Courtesy of Morchella Esculenta/Blog

Salah satu hidangan paling ikonik dalam molecular gastronomy adalah Spherical Olives, yang diciptakan oleh Ferran Adrià menggunakan teknik sferifikasi yaitu dengan cara jus zaitun diubah menjadi bola kecil yang menyerupai buah zaitun asli. Namun, hal ini dinyatakan sukses dalam memberi rasa bahagia di mulut mengenai sensasi cair yang amat intens. Hidangan ini pun sewaktu-waktu akan menjadi simbol inovasi kuliner modern pendobrak tradisi memasak konvensional yang dianggap 'begitu-begitu saja'.

2. Edible Helium Balloons – Alinea, AS

Chef Grant Achatz dari Alinea di Chicago menciptakan Edible Helium Balloons sebagai sebuah sajian unik di mana pengunjung bisa menghirup helium sebelum menyantap balon transparan yang manis. Efeknya? Suara berubah menjadi tinggi dan nyaring sehingga menciptakan pengalaman makan yang menyenangkan dan penuh kejutan.

3. Nitro Scrambled Egg and Bacon Ice Cream – The Fat Duck, Inggris

Courtesy of Fine Dining Explorer

Heston Blumenthal dikenal sebagai maestro molecular gastronomy, dan salah satu kreasi paling mengejutkannya adalah Nitro Scrambled Egg and Bacon Ice Cream. Hidangan ini disiapkan langsung di meja dengan nitrogen cair yang kemudIan mengubah campuran telur dan bacon menjadi es krim dalam hitungan detik. Perpaduan antara rasa smoky bacon dan manisnya es krim ini akhirnya  bisa menciptakan sensasi unik yang menggoyang lidah.

4. Transparent Ravioli – Moto, AS

Di tangan Homaro Cantu dari Moto, ravioli diubah menjadi sesuatu yang hampir tak terlihat. Transparent Ravioli dibuat dari pati kentang dan air sehingga menciptakan lapisan pasta yang nyaris transparan. Saat disantap, kulit ravioli ini pun larut di mulut dan melepaskan isiannya dalam ledakan rasa yang tak terduga.

5. Hot and Cold Tea – The Fat Duck, Inggris

Courtesy of Tim Milford

Satu lagi mahakarya dari The Fat Duck yaitu Hot and Cold Tea. Merupakan minuman yang menyajikan dua suhu berbeda dalam satu gelas, minuman ini dibuat dengan menggunakan teknik gelling dan layering, satu sisi teh tetap panas sementara sisi lainnya sungguh dingin. Hal ini jelas menciptakan sensasi kontras yang membingungkan tetapi mengesankan bagi siapapun yang menikmatinya.

6. Edible Menu – Moto, AS

Courtesy
of Wikipedia Commons

Melangkah lebih jauh dalam inovasi, restoran Moto pernah menyajikan menu yang dapat dimakan. Dicetak di atas kertas nasi dengan tinta beraroma, tamu bisa langsung menyantap daftar menu mereka sebelum menikmati hidangan utama. Sangat out-of-the-box!

Masa Depan Molecular Gastronomy

Courtesy of David Disponett 

Seiring perkembangan teknologi, molecular gastronomy terus berevolusi dengan eksplorasi teknik baru seperti 3D food printing, kecerdasan buatan dalam pengembangan resep, serta bahan pangan berbasis laboratorium. Restoran di seluruh dunia kini mengadopsi elemen molecular gastronomy untuk menciptakan pengalaman makan yang lebih interaktif dan tak terlupakan.