Baru saja, Evan Rachel Wood mengunggah sebuah pernyataan di Instagram yang menuduh mantan tunangannya, Marilyn Manson, melecehkannya selama berada dalam hubungan dengannya.
"Nama pelakunya adalah Brian Warner, yang juga dikenal dunia sebagai Marilyn Manson," ia memulai kisahnya. "Ia mulai mendandani saya ketika saya masih remaja dan secara mengerikan melecehkan saya selama bertahun-tahun. Saya dicuci otak dan dimanipulasi agar tunduk kepadanya. Namun saya sudah muak menjalani hidup dalam ketakutan akan pembalasan, fitnah, atau pemerasan. Sekarang saya di sini untuk mengungkap pria berbahaya ini dan saya meminta semua orang untuk mendukung tindakan saya dan korban-korban yang lain sebelum ia menghancurkan lebih banyak nyawa. Saya berdiri dengan banyak korban lainnya dan tidak akan lagi diam. "
Hubungan Evan dengan Marilyn pertama kali diketahui publik pada awal tahun 2007, ketika bintang Westworld itu berusia 19 tahun. Saat itu, Marilyn berusia 36 tahun, dan baru saja mengajukan gugatan cerai dari istri pertamanya, Dita Von Teese. Evan dan Marilyn kemudian bertunangan pada tahun 2010 tetapi berpisah pada akhir tahun itu juga.
Selain mengunggah pernyataannya sendiri, Evan juga membagikan banyak kisah dari akun wanita lain yang mengaku telah menjadi sasaran pelecehan oleh Marilyn. Sampai saat ini, musisi tersebut belum menanggapi tuduhan yang dibuat di Instagram. Bazaar.com pun telah menghubungi perwakilan Marilyn untuk memberikan komentar.
Pada tahun 2018, sebuah laporan polisi diajukan terhadap Marilyn dengan tuduhan "kejahatan seks yang tidak diumumkan detailnya sejak tahun 2011." Pada saat itu, pengacara Marilyn, Howard E. King, merilis pernyataan kepada The Hollywood Reporter yang mengatakan, "Tuduhan yang dibuat kepada polisi telah dan secara tegas ditolak oleh Tuan Brian dan sepenuhnya adalah delusi belaka atau bagian dari upaya yang diperhitungkan untuk menghasilkan publisitas .... Setiap klaim ketidaksesuaian seksual atau pemenjaraan pada waktu itu, atau lainnya, adalah salah. "
Pada tahun 2016, Evan mengungkapkan dalam sebuah surat kepada Rolling Stone bahwa ia telah dilecehkan secara seksual dua kali. Ia menulis, "Saya telah diperkosa. Oleh orang terdekat saat kita bersama, dan pada kesempatan terpisah, oleh pemilik bar." Dalam surat itu ia mengungkapkan, "Pertama kali terjadi, saya tidak yakin jika yang dilakukan oleh pasangan itu adalah pemerkosaan, sampai akhirnya semua terlambat. Dan juga siapa yang akan mempercayai saya?"
Pada tahun 2019, Evan kemudian bercerita secara terbuka tentang pelecehan seksual, tanpa menyebutkan nama, dalam percakapan dengan Chanel Miller untuk Bazaar.com. "Saya banyak mendapat pertanyaan dari orang mengenai mengapa saya tidak menyebut nama pelaku kekerasan tersebut," ujar Evan. "Bagian dari cerita saya adalah bahwa saya terlalu takut, dan saya memaafkan diri saya sendiri untuk itu, dan saya tahu itu bukan salah saya. Saya tidak merasa aman. Dan itulah salah satu alasan mengapa saya menulis Phoenix Act. Jadi ketika orang bertanya mengapa saya tidak menyebutkan nama pelakunya, itu karena saya tidak bisa. Saya hanya merasa tidak cukup aman, dan itu adalah bagian dari masalah ini."
Ia kemudian melanjutkan, "Maksud saya, ia pasti tahu bahwa saya sedang membicarakannya, saya yakin ia mengetahui hal itu, dan itu pemikiran yang menakutkan. Tapi sekali lagi, alasan saya benar-benar memutuskan untuk mengumumkannya [secara publik] adalah karena saya tahu ia telah melecehkan wanita lain. Dan fakta ini mengubah segalanya. Itu membantu saya merasa lebih kuat, karena ini bukan hanya tentang saya sendiri — dan saya tidak hanya berjuang untuk diri saya sendiri lagi. "
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal adalah korban dari pelecehan seksual, segera hubungi pihak kepolisian dan atau temukan dukungan secara online di rainn.org.
(Penulis: Amy Mackelden; Artikel ini disadur dari Bazaar US; Alih bahasa: Janice Mae; Foto: Courtesy of Bazaar US)