Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

21 Film Terbaik di Festival Film Sundance 2019

Daftar film-film independen pilihan dan paling dinanti yang ditayangkan di festival tahunan Sundance.

21 Film Terbaik di Festival Film Sundance 2019

Festival film Sundance merupakan perhelatan paling penting bagi para pencinta film independen setiap tahunnya. Program yang diadakan oleh Sundance Institut tersebut biasanya digelar pada akhir bulan Januari di Park City, Utah, dan menyajikan film-film baru yang akan menjadi hits.


Tahun ini, festival film Sundance telah dimulai sejak tanggal 24 Januari kemarin dan akan berlangsung hingga tanggal 3 Februari 2019. Kami telah mengumpulkan 16 film partisipan yang paling dinanti, ditambah dengan lima film lainnya yang kemungkinan besar akan mencuri perhatian di festival tahunan tersebut.


1. Extremely Wicked, Shockingly Evil and Vile


Bagi mereka yang mengenal Zac Efron melalui perannya sebagai Troy Bolton di High School Musical mungkin tak akan mengira bahwa mantan bintang Disney Channel tersebut kini tampil di layar lebar sebagai pembunuh berantai paling kejam di Amerika Serikat.

Dalam film Extremely Wicked, Shockingly Evile and Vile, ia memerankan sosok Ted Bundy bersama Lily Collins yang mendampinginya sebagai kekasih Ted bernama Elizabeth Kloepfer. Jika dilihat dari penampilan Zac saat membawakan figur si pembunuh terkenal tersebut, sepertinya akan lebih baik bila Anda tidak menyaksikannya saat hari mulai gelap.

2. Native Son


Mengadaptasi karya literatur yang sangat berpengaruh menjadi sebuah film tidaklah mudah. Terutama bila buku yang akan diangkat menjadi film memiliki inti cerita yang rumit dan kontroversial seperti Native Son. Novel karangan Richard Wright tersebut menceritakan tentang kehidupan dan tindak kriminal yang dilakukan oleh seorang pria kulit hitam miskin berusia 20 tahun bernama Bigger Thomas.


Sutradara Rashid Johnson menunjuk Ashton Sanders dari film peraih Oscar, Moonlight, sebagai pemeran tokoh Bigger dengan penggambaran yang modern. Hal ini merupakan tindakan yang cukup berani dari Rashid dalam film debutnya ini.

3. Honey Boy


Nama Alma Har’el mencuri perhatian di ranah film internasional saat ia muncul dengan karya dokumenternya yang berjudul Bombay Beach tahun 2011 lalu. Sejak saat itu, sutradara video musik berdarah Israel-Amerika tersebut lebih fokus untuk bekerja sebagai pengarah video iklan dan berupaya untuk melawan bias gender melalui industri periklanan yang ia inisiasi bernama Free The Bid.


Dalam festival film Sundance tahun ini, Alma mempersembahkan debut narasinya dalam film berjudul Honey Boy yang ditulis oleh Shia LaBeouf. Kisahnya terinspirasi dari pengalaman pribadi Shia yang tumbuh sebagai aktor cilik.

4. Now Apocalypse


Now Apocalypse merupakan serial televisi produksi Starz yang ditulis oleh filmmaker veteran Gregg Araki dan kolumnis seks Karley Sciortino. Film ini menceritakan tentang empat orang sahabat yang menelusuri suatu keadaan aneh di Los Angeles untuk kemudian mencari tahu soal skill, seks, dan pemahaman diri mereka.


5. Late Night


Late Night merupakan film drama komedi yang ditulis oleh Mindy Kaling dan disutradarai oleh pengarah film Transparent, Nisha Ganatra. Di sini, Emma Thompson memainkan perannya sebagai pembawa acara legendaris acara talk show yang terancam diberhentikan karena mengalami penurunan rating.

Oleh karena itu ia mempekerjakan seorang penulis yang diperankan oleh Mindy, sekaligus untuk menangkal tuduhan seksime yang dihadapinya. Tentu saja film ini terdengar sangat menarik. Namun kami juga sungguh berharap jika Emma akan memiliki acara talk show-nya sendiri usai premier film Late Night di festival film Sundance.

6. Paradise Hills


Film ini bercerita tentang seorang remaja berusia 16 tahun bernama Uma (Emma Roberts) ketika ia terbangun di sebuah tempat yang disebut-sebut sebagai pusat penyembuhan emosional bernama Paradise Hills dan berada di bawah pimpinan The Duchess (Mila Jovovich).

Selain kedua aktris tersebut, pemain lain yang ikut terlibat dalam Paradise Hills adalah Awkwafina, Danielle MacDonald, dan Eiza Gonzales. Alice Waddington, wanita berusia 28 tahun yang dikenal sebagai desainer kostum dan fotografer fashion dari Spanyol dipercaya sebagai pengarah filmnya. Dengan demikian, Paradise Hills tentu tak akan luput dari perhatian para penikmat film.

7. After the Wedding


Tak jarang ketika industri film Amerika melakukan remake terhadap film luar negeri dianggap sebagai sesuatu yang kontroversial. Akan tetapi, hal ini nampaknya tidak berlaku bagi karya adaptasi dari sutradara Bart Freundlich berjudul After the Wedding. Sebelumnya, film asal Denmark dengan judul yang sama pernah dirilis di bawah arahan Susanne Bier pada tahun 2006.

Berbeda dengan film aslinya dengan pemeran utama pria, After the Wedding versi baru ini menampilkan Michelle Williams sebagai seorang wanita yang mendedikasikan hidupnya kepada anak yatim piatu di Kalkuta. Ia bermain bersama Julianne Moore yang akan memerankan tokoh misterius yang memberinya dana. Film tersebut pun menjanjikan cerita yang sarat emosi tentang naluri keibuan dan takdir.

8. The Farewell


The Farewell disutradarai oleh Lulu Wang, seorang filmmaker yang dulunya merupakan pianis musik klasik. Film debutnya tersebut dibintangi oleh aktris populer Awkwafina yang sebelumnya pernah bermain pula dalam Ocean’s Eight dan Crazy Rich Asians.

Di sini, Awkwafina berperan sebagai Billi, seorang penulis keras kepala yang pergi ke China untuk menghadiri acara keluarga dan pernikahan pura-pura. Hajatan ini mendadak diadakan sebab nenek dari keluarga tersebut didiagnosa kanker paru-paru dan tidak memiliki banyak waktu untuk bertahan hidup.  


9. Them That Follow


Britt Poulton dan Dan Madison Savage bersama-sama menyutradarai film berjudul Them That Follow, mengambil latar mengenai sebuah komunitas di daerah terpencil Appalachian yang menganut kepercayaan dan beribadah di gereja dengan menggunakan ular berbisa. Di sini, mereka juga  menggandeng aktris peraih nominasi piala Oscars, Olivia Colman. Dikisahkan, anak perempuan dari pendeta gereja ini akan melangsungkan pernikahan. Selama masa persiapannya, sang anak ternyata menyimpan rahasia besar yang sangat berbahaya.


10. Big Time Adolescence


Untuk pertama kalinya Jason Orley bertindak sebagai sutradara sekaligus penulis film dan buah karyanya kali ini berjudul Big Time Adolescence. Di sini, ia menampilkan sosok remaja masa kini yang riang, energik, dan tidak takut menghadapi apapun.
Aktor Pete Davidson berperan sebagai Zeke, mahasiswa drop-out yang menjadi teman sekaligus mentor bagi adik mantan pacarnya, Mo. Namun jangan salah, yang menjadi jantung dalam film ini sebenarnya adalah Mo (Griffin Gluck), bukan Zeke.


11. I Am Mother


I Am Mother adalah cerita post-apocalyptic tentang robot bernama Mother yang didesain untuk mengisi kembali populasi bumi. Film ini merupakan karya pertama dari Grant Sputore sebagai sutradara, namun nampaknya ia bisa membuat I Am Mother terkesan mengerikan, misterius, sekaligus cerdas. Menggunakan karakterisasi dan tema man vs machine, film bergenre thriller sci-fi ini akan mematahkan semua ekspektasi Anda.

12. The Lodge


Sutradara Veronika Franz dan Severin Fiala sebelumnya meraih berbagai penghargaan berkat film horor mereka, Goodnight Mommy, yang dirilis tahun 2014 lalu. Tahun ini, mereka kembali hadir dengan karya terbaru, sebuah film berbahasa Inggris pertamanya yang berjudul The Lodge.

Dikisahkan seorang ibu tiri yang menderita claustrophobia  (Riley Keough) mengalami kejadian aneh bersama calon anak-anak tirinya. Ia terjebak di dalam sebuah pondok tempat mereka berlibur.


13. Gaza


Akhir-akhir ini, pihak kepolisian Israel semakin mendapat kecaman terkait dengan wilayah Palestina yang mereka duduki. Semua ini berkat tindakan  advokasi dari kelompok pro-Palestina seperti IfNotNow yang dipimpin oleh orang-orang Yahudi.
Tidak banyak orang Amerika yang bisa melihat realita di balik kependudukan Israel tersebut. Oleh sebab itu, Garry Keane dan Andrew McConnell membuat film dokumenter tentang Gaza dengan tujuan untuk mengubah hal ini. Mengambil potret kehidupan orang Palestina di jantung kota Gaza, film ini menjanjikan Anda untuk melihat lebih dekat bagaimana kehidupan sehari-hari di wilayah yang dihuni oleh sekitar 1,8 juta penduduk tersebut.

14. The Inventor: Out for Blood in Silicon Valley


Tidak ada filmmaker yang mampu membuat narasi semirip mungkin dengan kejadian di Silicon Valley dan semenarik kisah nyata dari Elizabeth Holmes. Seperti diketahui, wanita ini mendirikan sebuah perusahaan start-up untuk tes darah bernama Theranos sebagai bentuk revolusi biomedis.

Diyakini, setetes darah yang diuji di tempatnya dapat melihat berbagai macam penyakit. Hingga suatu ketika di tahun 2015, sebuah artikel dari Wall Street Journal mengungkap bahwa teknologi yang mereka miliki sebenarnya adalah bagian dari penipuan. Dan melalui film dokumenter ini, sutradara Alex Gibney berjanji untuk menceritakan segala kisah tentang kebangkitan dan keterpurukan seorang Elizabeth Holmes.  

15. Toni Morrison: The Pieces I Am


Setelah 40 tahun berkarya dan menghasilkan 10 novel, 7 buku non fiksi, hingga penghargaan yang tak terhitung jumlahnya, Toni Morisson akhirnya mendapatkan tempat di jajaran penulis kontemporer Amerika.


Ialah Timothy Greenfield-Sanders mengangkat sosok penting dari dunia literasi tersebut ke dalam sebuah film dokumenter berjudul Toni Morrison: The Pieces I Am. Di sini, Toni membuka kembali novel-novelnya, menelusuri bagaimana ia mendapat inspirasi, dan merenungkan makna hidup menjadi seorang penulis dengan karya yang banyak berkaitan dengan trauma, ras, dan kemanusiaan.

16. Untouchable


Mengingat kembali ke peristiwa yang terjadi di bulan Oktober 2017, ketika tindakan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Harvey Weinstein memicu munculnya gerakan  #MeToo. Cerita tentang produser film tersebut akan sangat layak disaksikan bila meyajikan sudut pandang yang berbeda, termasuk perubahan yang terjadi sebelum dan setelah martabatnya jatuh di wajah publik.

Akan tetapi, sutradara Ursula Macfarlane memiliki pandangan yang lain. Filmnya yang berjudul Untouchable lebih menekankan pada bagaimana Harvey bisa lolos dengan cara menyalahgunakan kekuasaannya.  


17. Greener Grass


Greener Grass memang tidak memiliki pemain kelas atas dalam daftar mereka seperti film-film lainnya, namun duo sutradara Jocelyn DeBoer dan Dawn Luebbe menyajikan cerita yang mungkin akan menjadi salah satu film terbaik di festival Sundance.

Film bergenre dark comedy ini bermula dengan kehidupan normal keluarga Jill dan Lisa. Hingga suatu ketika, Jill memberikan anaknya yang masih bayi kepada Lisa begitu saja. Sejak saat itu, hal-hal aneh lainnya pun terjadi.


18.  We Are Little Zombies


Inilah film berbahasa asing yang tidak boleh dilewatkan begitu saja dalam festival film Sundance tahun ini. Film arahan Makoto Nagahisa berjudul We Are Little Zombies bercerita tentang empat orang anak berusia 13 tahun yang bertemu di krematorium setelah sama-sama kehilangan orang tua mereka.

Sadar bahwa mereka kini tinggal sendirian dan tidak mampu lagi menghadapi rasa kehilangan yang mereka hadapi, keempat anak ini kemudian berkumpul dan membuat sebuah band, mengasosiasikan diri mereka sebagai zombie. Dengan demikian, anak-anak tersebut berharap dapat mengatasi permasalahannya dan kembali peka terhadap perasaan.

19. Premature


Film Rashaad Ernesto Green pertamanya yang berjudul Green Hill Road berhasil menciptakan sensasi ketika ditayangkan di festival film Sundance 2011. Di festival tahun ini, ia kembali mempersembahkan film keduanya yang berjudul Premature dan tak ada salahnya untuk memperhatikan bagaimana laju film barunya nanti.

Premature bercerita tentang tokoh bernama Ayanna yang sedang bersenang-senang di Harlem sebelum ia masuk kuliah. Ia kemudian bertemu dengan Isaiah dan jatuh cinta padanya. Ayanna pun harus dihadapkan pada pilihan yang sulit yaitu antara tinggal bersama ibunya atau hidup sesuai keinginannya sendiri bersama Isaiah.

20. Sister Aimee


Seorang pewarta injil atau evangelis yang terkenal di Amerika pada tahun 1926 adalah seorang wanita. Ia menghilang dengan skenario penculikan palsu yang dirancang dengan cerdik agar ia bisa melarikan diri bersama suaminya ke Meksiko. Begitulah cerita dari film western musikal sekaligus komedi berjudul Sister Aimee yang disutradarai oleh Samantha Buck dan Marie Schlingmann.

Kedua sutradara tersebut mendapatkan inspirasi dari kisah nyata suster Aimee Semple McPherson yang diberitakan hilang pada tahun yang sama. Film ini berusaha menunjukkan bahwa kehidupan nyata sebenarnya lebih aneh dan rumit dibandingkan dengan cerita fiksi.

21.  It's Not About Jimmy Keene


It‘s Not About Jimmy Keene mungkin saja tidak dilihat sebagai film fitur, namun cerita pilot sebagai pengantarnya seakan menunjukkan pandangan yang baru.


Film ini merupakan produksi pertama Caleb Jaffe sebagai sutradara profesional. Jimmy Keene mengisahkan tentang remaja dari ras campuran yang harus menghadapi dua pandangan berbeda dari kedua saudarinya setelah peristiwa penembakan yang melibatkan polisi dan remaja berkulit hitam di Los Angeles. Selain itu, ada pesan penting dan powerful yang tersimpan di dalam filmnya terutama bagi mereka yang hidup di era pergerakan Black Lives Matter.


(Penulis: Keely Weiss; Artikel ini disadur dari Bazaar US; Alih bahasa: Erlissa Florencia; Foto: Courtesy of Bazaar US)