Musim ini, tren jaket musim dingin terbaik berfokus pada siluet-siluet klasik yang diperbarui untuk musim terbaru. Kami melihat peacoat model cropped maupun berpotongan longgar di Altuzarra dan Coach, topcoat dengan trim bulu di Prada dan Ulla Johnson, serta jaket shearling bertekstur shaggy di Burberry.
BACA JUGA: Perspektif Baru dari Perhiasan Warisan di Mata Gen Z
Sebagai kontras dari mantel bernuansa vintage tersebut, hadir pula gaya yang lebih modern dan minimalis seperti overcoat abu-abu tailored dari Calvin Klein dan scarf jacket berbahan wol berukuran besar dari Toteme.
Selengkapnya, temukan tujuh tren jaket musim dingin terbaik yang akan menjaga Anda tetap hangat sepanjang musim.
Shearling
Jaket shearling merupakan salah satu tren outerwear musim dingin yang paling nyaman untuk dicoba musim ini. Khaite, Burberry, dan Max Mara menampilkan berbagai variasi dari item andalan cuaca dingin tersebut di runway. Baik Anda memilih bulu sintetis maupun asli, anggaplah jaket ini sebagai elemen serbaguna dalam lemari pakaian, mudah dipadukan dengan celana panjang dan sepatu boot berhak untuk ke kantor, maupun dengan jeans dan Chelsea boots saat akhir pekan.
Peacoats
Sama seperti sweater Fair Isle dan knit rope, jaket peacoat merupakan pilihan timeless, dan kami melihat berbagai interpretasi klasiknya tampil sebagai tren di runway Altuzarra, Dries Van Noten, dan Coach. Pilih warna navy atau hitam untuk nuansa nautical musim dingin, dan eksplorasi ide penataan baru, misalnya memadukannya dengan rok rajut bertekstur atau celana panjang oversize yang berpotongan longgar.
Tailored Gray
Anda mungkin belakangan ini sering mendengar istilah groutfit, yang merujuk pada busana serbahitam, eh, serbahabu-abu. Tampilan monokrom abu-abu yang sleek ini terlihat di runway Calvin Klein, Michael Kors, dan Miu Miu, serta dikenakan oleh selebritas seperti Kendall Jenner dan Zoë Kravitz. Kuncinya adalah memulai dengan topcoat hangat (pilih model double-breasted atau wrap coat) dalam rona arang yang dingin, lalu padukan dengan elemen pelengkap seperti sweater kasmir abu-abu dan rok wol.
Scarf Jacket
Toteme mungkin menjadi penggerak tren viral dalam dunia scarf jacket, namun siluet berbalut layaknya syal yang dramatis ini kini telah berkembang menjadi salah satu elemen wajib musim dingin. Musim ini, kami kembali menemukan interpretasi baru di Khaite, Calvin Klein, dan Altuzarra, masing-masing menghadirkan volume yang lebih besar, detail fringe yang kaya, serta drapery berukuran oversize yang kian memikat.
Fur-Trimmed
Sebagai bentuk penghormatan pada gaya boho, detail kerah dengan aksen bulu tampil di berbagai panggung musim ini, terlihat di Chloé, Prada, dan Ulla Johnson. Baik Anda memilih tampilan tailored seperti mantel double-breasted dengan faux fur di sepanjang kerah maupun ingin bereksperimen dengan tekstur, seperti kerah shearling pada mantel kulit, seluruh pilihan tersebut menghadirkan statement piece yang tak hanya modis, tetapi juga mampu memberikan kehangatan dan tampilan rapi seketika.
Ladylike Puffer
Sudah bukan rahasia bahwa puffer jacket adalah penyelamat saat menghadapi cuaca dingin yang menusuk, namun bukan berarti modelnya harus terlihat membosankan. Lihat bagaimana Chanel, Tory Burch, dan Brandon Maxwell menghadirkan sentuhan segar pada busana wajib musim dingin ini, mulai dari detail feminin, material berkilau, hingga scarf neckline yang memadukan dua tren sekaligus. Semua pilihan ini menawarkan tampilan yang lebih rapi tanpa terasa terlalu bulky.
Faux Fur
Satu lagi tren bernuansa nostalgia, jaket faux fur kembali menjadi sorotan musim ini di panggung Gucci, Ferragamo, dan Fendi. Menghadirkan suasana yang lebih feminin, jaket bergaya vintage ini dapat dipadukan dengan berbagai pilihan busana, mulai dari rok pensil wol dan pumps, hingga cigarette leggings yang ramping dan oversize blazer. Anda juga dapat memadukannya dengan sweater Fair Isle untuk gaya après-ski yang tetap terlihat modis bahkan ketika jauh dari lereng salju.
BACA JUGA:
25 Buku Terbaik untuk Menyelami Dunia Fashion
Hermès Hadirkan Koleksi Musim Gugur/Dingin 2025 di North Bund Bay, Shanghai
(Penulis: Kristina Rutkowski; Artikel ini disadur dari: BAZAAR US; Alih bahasa: Syiffa Pettasere; Foto: Courtesy of BAZAAR US; Edited by SS)
