Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Bag Charm si Aksesori Mungil Yang Paling Diburu Musim Ini

Dari gantungan kunci kitsch hingga maskot hewan, tren tas polos resmi tersingkir.

Bag Charm si Aksesori Mungil Yang Paling Diburu Musim Ini
Courtesy of Bazaar US

Dalam dunia mode yang terus berkembang, kita selalu memiliki kesempatan untuk mengekspresikan diri. Namun, kecintaan kita terhadap personalisasi tampaknya mencapai puncaknya musim ini dengan hadirnya aksesori paling dicari yaitu bag charm.  

Selama dekade terakhir, konsumen semakin terhubung dengan identitas merek yang mereka rasakan relevan, seperti fenomena "Glossier Girl" atau para pemuja gaya minimalis khas The Row. Kini, individu tak hanya membeli produk, tetapi juga menemukan rasa kebersamaan dan komunitas melalui merek-merek tersebut.

Courtesy of Bazaar US

Courtesy of Bazaar US

Namun, tahun ini, tren aksesori semakin bergeser ke arah yang menggabungkan individualitas dan identitas merek, yang diwujudkan melalui kebangkitan bag charm. 

Sifat maksimalis dan menyenangkan dari menghias aksesori tampaknya menjadi reaksi terhadap tren Quiet Luxury yang sebelumnya mendominasi, seperti yang sering terlihat pada Sofia Richie-Grainge dan Jennifer Lawrence. 

Courtesy of Bazaar US
Courtesy of Bazaar US

Meski begitu, menghias tas bukanlah hal baru. Di awal tahun 2000-an, Mary-Kate dan Ashley Olsen—bahkan Jane Birkin—kerap terlihat memegang tas Hermès Birkin yang dihiasi gantungan unik, mulai dari keyring hingga jimat-jimat kecil, menambahkan sentuhan personal pada salah satu tas paling eksklusif di dunia.  

Melompat ke tahun 2024, bag charm kembali mencuri perhatian dalam dunia mode. Data Pinterest menunjukkan pencarian untuk "bag charms" meningkat tujuh kali lipat, sementara pencarian untuk "charms" naik hingga 65% dibandingkan tahun lalu. Lyst juga melaporkan bahwa permintaan untuk bag charm dan tas berhiaskan dekorasi meningkat masing-masing sebesar 352% dan 129% pada kuartal ini.  

Popularitas bag charm didorong oleh sejumlah faktor. Dukungan selebritas seperti Dua Lipa dan Gigi Hadid, serta kemunculannya di koleksi tas Fall/Winter 2025 Miu Miu dan Coach, memberikan cap persetujuan pada tren ini. Ditambah lagi, banyaknya fashion week attendee yang mempercantik tas mereka dengan aksesori ini menegaskan bahwa bag charm telah menjadi simbol budaya lebih dari sekedar hiasan.  

Courtesy of Bazaar US
Courtesy of Bazaar US

"Bag charm kini menjadi medium ekspresi diri yang sempurna, menggabungkan micro-luxury dan tren yang digerakkan oleh media sosial," ujar Barbara Janeczek, manajer kurasi di Lyst. Aksesori ini juga menciptakan ceruk baru bagi merek-merek mewah untuk berinovasi. Dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan tasnya sendiri, bag charm menjadi alternatif yang menarik untuk menandai identitas merek sembari memuaskan selera personal.  

Courtesy of Bazaar US
Courtesy of Bazaar US

Merek seperti Loewe, Celine, Miu Miu, dan Prada dengan cerdas memanfaatkan tren ini dengan menciptakan bag charm yang layaknya karya seni, dapat dikoleksi, menarik perhatian, dan sangat personal. 

Courtesy of Bazaar US
Courtesy of Bazaar US

Coach, misalnya, meluncurkan cherry keyring charm yang selalu terjual habis, melengkapi sukses rebranding mereka dengan koleksi tas baru yang sangat diminati. Desain ini juga selaras dengan prediksi tren 2025 Pinterest, "Cherry Coded," memastikan aksesori ini tetap relevan di tahun depan.  

Courtesy of Bazaar US
Courtesy of Bazaar US

Keinginan konsumen untuk desain siap pakai yang sudah dilengkapi charms juga tinggi. Salah satu yang paling populer adalah Balenciaga Rodeo Bag, dengan pencarian meningkat 1366 persen bulan ke bulan.  

Tren ini tampaknya akan terus berkembang. Kita bahkan telah melihatnya merambah ke dunia kecantikan, seperti key charms untuk produk SpaceNK dan lipstick keychain dari Carolina Herrera. Apakah Anda memilih Fendi food charm, maskot hewan dari Loewe, atau mengikuti gaya Dua Lipa dengan koleksi pribadi Anda, pilihan untuk menghias aksesori ini tidak ada habisnya. Jadi, sudahkah tas Anda siap menjadi pusat perhatian?

(Penulis: Hannah Thompson; Artikel disadur dari BAZAAR US; Alih bahasa: Fajar Prasetyo; Foto: Courtesy of Bazaar US)