Melihat tren fashion terkini di Indonesia, jelas bahwa kain tradisional sedang mengalami kebangkitan yang signifikan di industri ini. Kebangkitan ini tidak hanya karena jenama fashion lokal yang memadukan siluet modern dan chic dengan kain tradisional, tetapi juga berkat popularitas film-film lokal seperti Gadis Kretek yang menampilkan busana Nusantara. Salah satu contohnya adalah kebaya janggan, yang kini sering terlihat di mana-mana, semakin memperkuat kebangkitan pakaian tradisional ini dalam dunia fashion kontemporer.
Pada acara JAFF Jogja 2024, sebuah wadah yang mengumpulkan para pelaku industri film lokal—dari seniman hingga mereka yang berperan di balik layar—, Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon terlihat kompak mengenakan outfit senada dari koleksi batik Oemah Etnik x Wilsen Willim – Siklus 2.0. Penampilan mereka yang serasi menonjolkan keanggunan dan modernitas dari koleksi kolaborasi ini.
Koleksi ini menampilkan warna merah cerah dan berani yang langsung mencuri perhatian. Terlihat di sini, Shenina mengenakan Red Gayatri Batik Top, yang mengadopsi potongan kebaya janggan dengan detail leher tinggi dan lengan panjang.
Sementara itu, Angga mengenakan Red Abbiyya Batik Outer, yang terinspirasi dari Kebaya Kartini tradisional, namun dimodifikasi dengan potongan maskulin sebagai bagian dari inovasi desain Wilsen Willim.
Pasangan ini dengan mudah memadukan atasan tradisional dengan sentuhan modern, keduanya memilih celana wide-leg. Angga memadukan penampilannya dengan denim wide-leg dan boots dari Dr. Martens berwarna marun, sementara Shenina melengkapi penampilannya dengan celana wide-leg dan flatshoes yang memiliki detail squared toe.
Penampilan yang dikenakan pasangan serasi ini bisa menjadi inspirasi untuk memadukan warisan budaya dengan sentuhan modern, cocok dipakai untuk aktivitas sehari-hari. Bagaimana cara Anda memadukan busana tradisional saat ini?
