Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

10 Item dari Koleksi Vintage Alexander McQueen Ini Menjadi Milik Anda

Miliki busana penuh sejarah dari koleksi-koleksi paling legendaris mendiang desainer.

10 Item dari Koleksi Vintage Alexander McQueen Ini Menjadi Milik Anda
Foto: Courtesy of Stephane Cardinal - Corbis Getty Images, Dok. BAZAAR UK

Genap 30 tahun sejak Alexander McQueen memperdanakan koleksi pertamanya dan 13 tahun sejak kematian tragisnya. Namun, nampaknya dengan waktu yang berjalan, rancangan ikonis sang desainer terasa kekal tak lekang waktu.  

Keahlian teknik penjahitan dan desain teatrikal kreasi sang desainer terasa relevan hari ini seperti pada zamannya kala itu. Terinspirasi kembali, kami menjelajahi sudut-sudut internet untuk menyuguhkan 10 busana vintage sensasional dari arsip Alexander McQueen yang didampingi oleh narasi menarik dari setiap show dan koleksinya masing-masing.

  • Atasan menerawang trashbag dari ‘Horn of Plentyautumn/winter 2009

Lewat helatannya di tahun 2009 bertajuk ‘Horn of Plenty’, Alexander menyorot isu fast fashion sekaligus membuat komentar tentang dunia adibusana Prancis yang terasa di luar jangkauan. Para model melintasi sebuah tumpukan sampah yang terbuat dari koleksi-koleksi Alexander McQueen sebelumnya. Mereka mengenakan rangkaian busana dan aksesori rambut dari kaleng yang menggugah visual sampah, seperti halnya blaus hitam berkilau yang satu ini.

  • Rok metalik dari ‘Horn of Plenty’ autumn/winter 2009

Kami juga berhasil menemukan rok high-waist metalik yang melengkapi keseluruhan look 18 dari show ini. 

  • Setelan patchwork dari ‘Deliverance’ spring/summer 2004

Setelan ini menjadi salah satu ansambel ikonis dari show tahun 2004 bertajuk ‘Deliverance’, dimana Alexander memetik inspirasi dari adegan maraton dansa dalam film They Shoot Horses Don’t They bernapas gaya tahun ‘30-an garapan Sydney Pollack. Untuk setelan ini, bahan daur ulang dari pakaian kemeja pria dijahit dengan teknik patchwork yang membangkitkan metode daur ulang yang umum pada era Great Depression.

  • Dress sutra dari ‘Plato’s Atlantis’ spring/summer 2010 

Dress ini terpampang pada halaman 188 dan 189 dalam buku Alexander McQueen: Savage Beauty. Dress ini mengandung makna tersendiri karena menjadi salah satu koleksi terakhir yang diwujudkan seutuhnya oleh Alexander McQueen, ‘Plato’s Atlantis’ dari spring/summer 2010.

Konsisten dengan namanya, koleksi ini terinspirasi oleh legenda kota bawah laut Atlantis, sekaligus menggaungkan prediksi masa depan yang tenggelam ditelan laut seiring perubahan iklim yang drastis. Dress ini menggunakan teknik 3D printing yang menampilkan leburan motif sisik ragam hewan laut.

  • Setelen bumster dari ‘The Hunger’ spring/summer 1996

Salah satu kreasi Alexander yang paling revolusioner merupakan siluet ‘bumster’ dengan potongan celana di bagian pinggul yang sangat rendah sehingga belahan bagian belakang wanita pun dapat terlihat. Koleksi ini mendapatkan namanya dari sebuah film horor dari tahun 1993 yang dibintangi oleh Catherine Deneuve dan David Bowie.

“Bagian tubuh tepat diatas bokong dan dibawah tulang punggung seseorang adalah bagian tubuh yang paling erotis, baik pada tubuh pria ataupun wanita,” tutur Alexander pada The Guardian di tahun 1993.

  • Dress emas dari koleksi unfinished tahun 2010

Dress langka dari koleksi couture ini merupakan salah satu busana dari koleksi terakhir Alexander. Walaupun belum terselesaikan saat sang desainer meninggal, dress ini menjadi salah satu yang dipamerkan sebulan kemudian sebagai bentuk penghormatan pada sang desainer. Koleksi ini memetik inspirasi dari estetika Byzantine yang dapat dilihat melalui motif sayap dan malaikat yang diaplikasikan pada dress ini lewat teknik 3D printing.

  • Dress sutra dari ‘Pantheon ad Lucem’ autumn/winter 2004

Koleksi ‘Pantheon ad Lucem’ dari tahun 2004 merupakan koleksinya yang paling mendekati sensibilitas minimalis bagi Alexander McQueen. Hal ini terlihat dari presentasi show dan palet cenderung redam yang terdiri dari ragam warna krem dan ungu. Busana sederhana yang tidak dihiasi oleh ornamentasi maksimalis seperti biasanya justru menyorot keahlian Alexander McQueen dalam segi konstruksi busana. Dress crepe-jersey dengan embusan nuansa ‘30-an dengan potongan bias dan ornamentasi untaian ikatan yang dijahit dengan tangan dari look 12 ini menjadi contoh yang sempurna.
  • Jaket jacquard dari ‘Joan’ autumn/winter 1998

Jaket dengan konstruksi arsitektural menjadi definisi paripurna power suit. Jaket ini tampil pada koleksi autumn/winter 1998-nya bertajuk ‘Joan.’ Eklektik namun penuh harmonisasi, jaket ini mengandung elemen sejarah Joan of Arc dan anggota keluarga Romanov. Ada pun tema keseluruhan yang mencakupi keberanian, pengorbanan pahlawan, serta tragedi. Kenakan jaket ini seperti di runway, dengan kalung merah, atau mungkin dengan lensa kontak merah.
  • Rok bordir dari ‘Untitled’ spring/summer 1998

Walaupun Alexander dipaksa untuk mengubah tajuk show spring/summer 1998-nya dari ‘Golden Shower’ menjadi yang lebih sopan yakni ‘Untitled,’ hal ini tidak menghalang sang “pengobrak-abrik” dunia mode untuk menginkorporasikan air dengan lampu sorot kuning yang membasahi para model yang melintasi runway. 29 look yang tampil di show, termasuk rok bordir putih ini, perlahan menjadi semakin menerawang dengan basahnya air yang menghujani landasan pacu. 
  • Setelan wool dari ‘The Overlook’ autumn/winter 1999

Jika Anda sedang mencari busana untuk memasuki sebuah hotel angker di musim dingin, setelan wool ini menjadi pilihan yang tepat. Koleksi autumn/winter 1999, ‘The Overlook’ mendapatkan namanya dari sebuah hotel di film tahun 1980 garapan Stanley Kubrick, The Shining. Alexander menerjemahkan sensibilitas horor ini lewat panggung peragaannya yang menyerupai snow globe, serta rangkaian busana luaran coat dan rok berstruktur tegas.

(Penulis : Natalie Hughes; Artikel ini disadur dari Bazaar UK; Alih bahasa : Hans Hambali; Foto : Courtesy of Dok. BAZAAR UK)