Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

5 Buku Karya Joan Didion yang Harus Anda Baca

Ringkasan seputar buku-buku tulisan Joan yang bisa Anda baca selamanya.

5 Buku Karya Joan Didion yang Harus Anda Baca
Joan Didion

Banyak sekali yang terinspirasi oleh Joan Didion. Mulai dari penulis hingga pembaca mengikuti jejaknya untuk menuliskan bagaimana mereka melihat dunia. Gayanya unik, jujur, dan tidak pernah sentimental. Terkenal karena penggambarannya yang tajam tentang jurnalisme dan kehidupan di Amerika. Tak sekalipun ia pernah menyia-nyiakan kata dan karakter. Tulisannya untuk sebuah majalah fashion dan lifestyle bertajuk On Self-Respect pertama kali diterbitkan pada tahun 1961. Ketika ditulis, esai tersebut tidak menghitung jumlah kata atau baris, tetapi jumlah karakter yang tepat. 

Karya Joan menggambarkan suasana tahun ’60-an, higs and lows, hingga kehidupan manusia pada umumnya. Beberapa penulis mengeksplorasi kematian dan kehilangan dengan wawasan, kontrol, dan kejujuran. Kemampuannya tidak hanya terlihat dari gaya prosanya, namun juga kemampuan untuk mengamati perilaku orang lain dengan cerdik. Joan melihat apa yang orang lain lewatkan.

“Saya tidak menyuruh Anda untuk menjadikan dunia lebih baik. Karena menurut saya kemajuan bukanlah bagian penting dari sebuah keutuhan,” tutur Joan di pembukaan UC Riverside pada tahun 1975.

“Saya hanya menyuruh Anda untuk hidup di dalamnya. Bukan untuk menanggunggnya, bukan hanya untuk menderita, bukan untuk sekadar melewatinya, tetapi untuk hidup di dalamnya. Untuk melihatnya. Untuk coba mendapatkan gambarannya. To live recklessly. Ambil risiko. Untuk menciptakan pekerjaanmu sendiri dan rasa bangga yang begitu dalam. Seize the moment. Dan jika Anda bertanya mengapa Anda harus repot-repot melakukan itu semua, saya akan menjawab bahwa kuburan adalah tempat yang bagus dan tertutup, namun tidak ada yang menghargai. Di dalam sana juga tidak ada yang menyanyi, menulis, berdebat, atau melihat ombak pasang di Amazon, atau merasakan kehangatan dari anak-anak mereka. Dan itulah yang harus Anda lakukan dan coba dapatkan selagi bisa. Semoga berhasil.”

Berikut lima buku karya sang ikon yang patut Bazaar rayakan.

  1. Slouching Towards Bethlehem, 1968

    Slouching Towards Bethlehem, 1968
    Slouching Towards Bethlehem, 1968


    Meskipun Slouching Towards Bethlehem bukanlah buku pertama Joan (Run River, 1963), buku itulah yang mengukuhkannya sebagai penulis terkemuka. Kumpulan esai tentang California di tahun ’60-an, karyanya mengeksplorasi keindahan dan keburukan dekade tersebut. Mulai dari komunitas hippy di Haight Ashbury San Francisco hingga seorang wanita yang dituduh membunuh suaminya. Dianggap sebagai potret penting kehidupan Amerika di tahun ’60-an, buku ini mendapat perhatian baik setelah diterbitkan, dan sejak itu munculah para penggemar Joan.

  2. The White Album, 1979

    The White Album, 1979
    The White Album, 1979


    Merupakan kumpulan esai, The White Album membahas akhir tahun ’60-an hingga ’70-an dan juga aftermath. Ia mempelajari Women’s Movement, berbagi laporan psikiatrisnya, berpesta dengan Janis Joplin, dan mengunjungi Linda Kasabian yang bertugas sebagai mata-mata sementara anggota keluarga Manson membunuh Sharon Tate, di penjara. Esai yang beragam ini melihat Joan menangkap adanya kecemasan dan mencoba memahami pembunuhan Manson, peristiwa yang diyakini banyak orang menyebabkan tahun ’60-an berkahir begitu saja.

  3. Where I Was From, 2003

    Where I Was From, 2003
    Where I Was From, 2003

    Joan mengunjungi California, Sacramento County, rumah keluarga dan juga tempat di mana ia dibesarkan. Dia mempertanyakan sejarah yang diajarkan, menyanggah mitologi California dan melacak nenek moyangnya. Perjalanan itu mengarah ke barat. Dengan jujur, dia menulis tentang caranya dibesarkan, sambil menjelajahi isu “kelas”. Where I Was From adalah salah satu buku Joan yang jarang dibicarakan, namun seharusnya sebaliknya.

  4. The Year of Magical Thinking, 2005

    The Year of Magical Thinking, 2005
    The Year of Magical Thinking, 2005


    Ditulis setelah kematian suaminya yang mendadak, buku ini bercerita tentang kehilangan dan kesedihan. Termasuk juga bagaimana dapat membuat kita gila. Buku ini adalah salah satu buku pertama yang berbicara tentang berkabung di luar pemakaman, menghitung hari dan bulan yang mencerminkan detachment ala Joan. Dia menulis tentang “pemikiran ajaibnya” - bagaimana dia tidak bisa memaksa dirinya untuk melepaskan sepatu sang suami karena dia berpikir dia mungkin akan membutuhkannya apabila ia kembali. Terdengar seperti sebuah kesengsaraan, namun gaya deadpan khas Joan mengatakan sebaliknya.

  5. Blue Nights, 2011

    Blue Nights, 2011
    Blue Nights, 2011


    Hanya satu bulan sebelum buku The Year of Magical Thinking terbit, putri Joan, Quintana meninggal karena pankreatitis akut di usia 39 tahun. Blue Nights mengisahkan kehancuran hidup dan mati putrinya, dan menantang berapa banyak tragedi yang dapat dialami seseorang. Joan meratapi berlalunya waktu dan khawatir akan kesepian yang dialami seseorang ketika tumbuh tua. Ini adalah buku yang memilukan, tetapi juga pelipur lara untuk siapa saja yang pernah menghadapi kehilangan yang tertandingi, kehilangan seorang anak.

Penulis: Ella Alexander; Alih bahasa: Sabrina Sulaiman menyadur dari BAZAAR UK; Foto: Courtesy of BAZAAR UK