Sebagai salah satu fashion photographer terkemuka di Indonesia, Nicoline memang sudah terbiasa dengan jadwal yang padat, berpindah dari satu proyek ke proyek lain membuatnya sangat menghargai arti dari waktu.
Baca juga: Cartier Persembahkan Love Is All untuk Merayakan Cinta Abadi
“Pace profesi kerja saya sangatlah cepat, traffic juga lumayan tinggi, we move from one production to the other production, jadi waktu yang dialokasikan harus digunakan seefektif mungkin, apalagi saya berhubungan kerja dengan banyak orang, so I have to respect my time and others time as well because as a photographer you work as a team, dan semua orang juga mengorbankan waktunya pada saat kita berkarya. So for me it’s really crucial that we actually aware of that, kita tidak bisa individualis,” ceritanya.
Untuk itu bagi wanita yang telah berkecimpung di industri kreatif sejak tahun 2008 ini, jam tangan memang selalu menjadi pilihan utamanya. “I like wearing something yang tidak hanya aesthetic saja tapi juga functional. Dan aksesori yang aku pilih dari dulu sampai sekarang memang selalu jam tangan. Jam tangan adalah perhiasan yang tidak bisa aku tinggalkan karena sibuknya jadwal kerja, terutama jika sedang motret di outdoor karena kita sangat bergantung dengan matahari, so we have to be aware of the time, all the time.”
Kepada Bazaar, Nicoline kemudian bercerita bahwa jam tangan lansiran dari label papan atas asal Prancis, Cartier, secara spesifik dari seri Cartier Tank adalah favoritnya. “Design wise I really like it because it's really straightforward, dan ini juga selaras dengan cara berpakaianku. Dalam hal berbusana aku juga sangat straightforward as well. Itulah kenapa aku juga sangat drawn to Cartier Tank,” tuturnya.
Sejak pertama kali diciptakan dan diperkenalkan kepada dunia oleh Louis Cartier lebih dari satu abad yang lalu (tepatnya di tahun 1917), Cartier Tank memang telah dipuja oleh deretan pesohor dunia dari masa ke masa. Sebut saja Andy Warhol, Jacqueline Kennedy Onassis, Princess Diana, hingga Duchess Meghan, dan masih banyak lagi yang tak dapat disebutkan satu persatu.
Terpesona oleh desain yang hadir dalam wujud persegi panjang (sesuatu yang tak biasa dan bahkan bisa dibilang “bertentangan” dengan bentuk jam yang kala itu dikenal oleh orang banyak yaitu bundar), semua orang tentu setuju bahwa daya tarik dari koleksi Cartier Tank terletak pada dua parallel brancards atau casing-nya yang ikonis.
“Dengan square design-nya, I think it’s really has that touch of feminine and masculine balance and the size is perfect for me as well mengingat aku punya ukuran pergelangan tangan yang kecil. Dan Cartier Tank menjadi salah satu dari sedikit pilihan arloji yang cocok dan pas di pergelangan tanganku,” ceritanya.
Tak hanya sebatas berbekal warisan sejarah yang layak untuk dikagumi serta desain yang ikonis, deretan kelebihan lain tak luput ditawarkan oleh salah satu karya terbaru dari Cartier Tank yaitu Tank Must (yang merupakan perpaduan dari koleksi dua ikon milik sang label yaitu Tank dan Must). Misalnya seperti hadirnya “layanan” QuickSwitch, yang memungkinkan Anda untuk menukar straps sendiri di rumah tanpa perlu mengunjungi butik Cartier. Hal ini berarti secara tak langsung telah membuka kesempatan yang semakin luas untuk Anda berkreasi sesuai dengan mood dan selera.
Atau teknologi dial photovoltaic teranyar yang kabar baiknya dapat ditemukan di koleksi Cartier Tank Must, yang memungkinkan Anda menggunakan Cartier Tank Must tanpa perlu mengganti baterai (setidaknya Anda tak perlu mengganti baterai jam tangan selama 16 tahun ke depan sejak penggunaan karena tim artisan di Cartier telah menghabiskan waktu kurang lebih 2 tahun untuk mengintegrasikan mesin jam SolarBeat™️ yang dapat menyerap energi matahari untuk diteruskan ke sel photovoltaic yang letaknya tersembunyi di bawah dial).
Lebih lanjut keajaiban tak berhenti sampai di situ saja, tak hanya fokus untuk selalu melahirkan karya-karya yang menakjubkan dan tak lekang oleh waktu, Cartier juga sadar betul untuk selalu membawa usahanya menuju visi yang lebih ramah lingkungan. Buktinya seluruh tahapan prosedur produksi strap-nya sudah dibuat dari 40% bahan tanaman yang diproduksi menggunakan limbah dari apel yang ditanam untuk industri makanan di Swiss, Jerman, dan Italia. Hasilnya pun juga mampu mengurangi jejak karbon 6 kali lebih sedikit, menghemat air hingga 10 liter, dan energi hingga 7 megajoule (atau sekitar 80 pengisian daya smartphone) dibandingkan dengan strap yang dibuat dari bahan calfskin (atau kulit anak sapi).
“Jika dapat dideskripsikan, Cartier Tank Must is really classic, timeless and really understated luxury,” tutup Nicoline.
Apakah Anda juga jatuh hati kepada pesona dari jam tangan Cartier Tank Must seperti Nicoline?
Tonton video lengkap Nicoline ketika beraktivitas dengan Cartier Tank Must di bawah ini:
Portofolio ini:
Fotografer: Hadi Cahyono
Videografer: Fidelia Kartikasari
Muse: Nicoline Patricia Malina
Fashion Editor: Veronica Arviana
Interview: Janice Mae
Makeup: Rommy Andreas
Hair: Kim Mefta
Wardrobe: Valine, Fendi, Tory Burch
Watches & Jewellry: Cartier
Retocuher: Raghamanyu Herlambang