Merencanakan pesta pernikahan bukanlah suatu hal yang mudah. Merealisasikan pernikahan impian memang sudah menjadi dambaan banyak kaum wanita karena acara istimewa ini merupakan momen spesial yang hanya terjadi sekali seumur hidup. Banyak pasangan yang melakukan perencanaan beberapa bulan sebelum hari pesta itu, bahkan tidak jarang pula yang merencanakannya setahun sebelumnya.
Di zaman modern ini, masih banyak calon pasangan yang berpegang teguh kepada akar budaya nya. Pesta pernikahan yang diadakan pun masih mengangandung unsur budaya Indonesia yang pekat. Tahun ini, pesta pernikahan dengan tema tradisional bahkan menjadi salah satu tren yang diangkat oleh banyak orang. Dengan berbagai macam budaya di dalamnya, Indonesia tidak dipungkiri memiliki ciri khas tersendiri dalam pergelaran pesta pernikahan dengan adat.
Pernikahan tradisional dengan sederet acaranya yang terlihat kaku itu banyak di modernisasi sehingga keseluruhan pesta, dari busana hingga acara menjadi lebih fleksibel tanpa menghilangkan orisinalitas adat yang dipilih oleh kedua mempelai. Hal ini dapat Anda lihat dalam Pernikahan Noi Aswari dan Feisal Hamka.
Noi terlihat menawan dalam balutan kebaya putih karya Sapto Djojokartiko. Kebaya dengan latar belakang adat Palembang itu ia padukan dengan songket merah dan emas, paduan warna kontras yang terlihat mewah. Kebaya yang Noi kenakan memiliki ekor panjang, terlihat sangat anggun saat digerakan.
Arya Bakrie dan Vannya Istarinda menggelar pernikahan dengan mengusung adat Jawa pada bulan Agustus silam. Arya dan Vannya terlihat mengenakan busana dari adat Lampung dalam unggahan di akun Instagram mempelai wanita tersebut. Vannya terlihat mempesona dengan rancangan Eddy Betty yang dibuat seperti korset berwarna kulit dengan hiasan garis-garis lekung yang indah di setiap sisinya.
Di acara akad nikah, Vannya terlihat mengenakan kebaya Jawa berwarna putih dengan hiasan mutiara dan detail luar biasa karya Sapto Djojokartiko yang dipadukan dengan kain batik tradisional berwarna hitam dan cokelat keemasan. Hiasan rambut yang ia kenakan juga tak kalah mewah dengan busananya. Cunduk mentul yang ia kenakan sebagai hiasan kepala berjumlah sembilan itu mempunya makna dalam adat Jawa sebagai simbol walisongo. Selain itu, pilihan kalung ia pakai terlihat menyeimbangkan sisi tradisional dan modern dengan bentuknya yang unik.
Busana pernikahan lainnya dengan adat Jawa juga dapat terlihat pada pernikahan Isyana Sarasvati dan Rayhan Maditra. Sentuhan elegan dan timeless tak lepas dari pernikahannya ini. Karya yang dirancang oleh Didiet Maulana ini memiliki kesan modern dan lebih santai dengan panjang kebaya di atas lutut.
Kebaya ini dihiasi manik-manik dan payet di seluruh sisi, sehingga saat terkena sinar akan terlihat mengilap dan indah. Bagian pundaknya diberikan detail payet rumbai, sangat cantik ketika bergerak secara ritmis bersamaan. Kali ini, kain batik pelengkap kebaya bernuansa putih dan cokelat dan memiliki detail emas di bagian tengahnya.
Terlihat juga dalam pernikahan Faradina Mufti dan Dimas Djayadiningrat bahwa sentuhan tradisional dapat apik menyatu dengan sentuhan modern. Penggunaan stagen, kain batik yang mengelilingi pinggang Faradina berwarna merah menghasilkan siluet tubuh yang lebih ramping saat dikenakan bersama kebaya adat Jawa berwarna Putih rancangan Didiet Maulana. Selain itu, pemilihan aksesoris berwarna emas juga mengangkat keseluruhan warna busana pernikahan Faradina.
Berbeda dengan yang lainnya, Nikita Willy memilih untuk mengenakan warna merah pekat di acara pernikahannya dengan Indra Djokosoetono. Pemilihan desain kebaya dengan pundak yang terlihat runcing memberikan kesan yang modern pada rancangan Myrna Myura. Penggunaan payet berwarna serupa dengan warna dasarnya juga menjadikan hal yang unik dari kebaya dari adat Minang ini.
(Penulis: Nursifaa Azzara; Foto: Dok. Bazaar)