Sebuah petisi yang menginginkan agar gelar kerajaan Pangeran Harry dan Meghan Markle dilayangkan oleh Charles Ross melalui situs Dewan Kota Brighton dan Hove pada bulan Juli lalu. Hingga kini tercatat sebanyak 3.800 orang telah setuju dan menandatanganinya. Atas dasar tersebut, Dewan Kota akan mendiskusikan soal pencabutan gelar Duke dan Duchess of Sussex dari pasangan ini pada 19 Desember 2019 kemarin.
Pangeran Harry dan Meghan mendapatkan gelar kehormatannya dari Ratu Elizabeth II setelah keduanya menikah pada bulan Mei 2018. Pengumuman yang dicantumkan di situs resmi keluarga Kerajaan Inggris ini berbunyi: "Dengan senang hati Ratu memberikan gelar kepada Pangeran Henry of Wales. Ia akan bergelar Duke of Sussex, Earl of Dumbarton, dan Baron Kilkeel. Maka dari itu, Pangeran Harry akan disebut sebagai His Royal Highness The Duke of Sussex dan Meghan Markle atas status pernikahannya akan disebut sebagai Her Royal Highness The Duchess of Sussex."
Karena penganugerahan ini diberikan oleh Yang Mulia Ratu, maka hanya ia yang memiliki kuasa untuk mencoret gelar mereka sesuai dengan kehendaknya.
Sementara itu, petisinya sendiri berisi, "Kami yang menandatangani petisi Dewan Kota Brighton dan Hove menolak penggunaan gelar "Duke of Sussex“ dan "Duchess of Sussex“ dari Henry (Harry) Windsor dan Rachel Meghan Markle karena tidak benar secara moral serta tidak menghormati wilayah Sussex Timur.“
"Sebagai penduduk di Brighton and Hove, kami berharap agar Dewan Kota Brighton dan Hove mengabaikan gelar yang diberikan kepada kedua individu tersebut yang menurut kami tidak demokratis dan merupakan simbol penindasan kaum elite terhadap masyarakat umum," lanjut petisinya.
Bukan hanya itu, gugatan ini juga menginginkan supaya Dewan Kota Brighton tidak mengundang, menjamu, maupun melayani Pangeran Harry dan Meghan Markle di luar statusnya sebagai masyarakat umum.
Tahun lalu, kedua orang tua Archie Harrison tersebut mengunjungi Sussex dan turut terlibat dalam kegiatan Survivor‘s Network, sebuah badan amal yang didirikan oleh para wanita penyintas kekerasan seksual.
Thomas Mace-Archer-Mills yang merupakan pendiri dari British Monarchists Society mengatakan kepada Daily Mirror bahwa ia terkejut dengan adanya petisi ini. "Kami benar-benar kecewa saat mengetahui petisi tersebut ditandatangani oleh orang banyak," ujarnya. "Hal ini tentu menerangkan bahwa Brighton dan Hove adalah bagian dari oposisi Republikan dan terbukti demikian."
Ia juga menambahkan, "Petisi semacam ini menunjukkan penghinaan kepada Kerajaan Inggris. Belum lagi dengan banyaknya rasa tidak hormat lainnya kepada Kerajaan Inggris yang telah bekerja setiap tahun atas nama negara dan Yang Mulia Ratu."
"Gugatan ini menyebarkan omong kosong serta tidak memiliki substansi dan alasan yang cerdas," lanjutnya.
(Penulis: Katie O'Malley; Artikel ini disadur dari Bazaar UK; Alih bahasa: Erlissa Florencia; Foto: Courtesy of Bazaar UK)