Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Waxing Lilin vs Waxing Gula Alami

Waxing Lilin vs Waxing Gula Alami

Metode hair removal dengan gula sudah digunakan selama berabad-abad karena hasilnya yang lebih natural dan tahan lama. Namun seperti apakah proses waxing dengan gula alami? Dan apakah lebih baik dari waxing menggunakan lilin?

Di antara bermacam-macam metode penghilang bulu, dari mulai waxing, threading, hingga penggunaan laser, waxing dengan gula alami atau sugaring, dianggap teknik yang paling tidak sakit di antara yang lainnya. Awalnya sugaring berasal dari Asia Selatan dan Timur Tengah, serta lebih dikenal dengan nama halava.
Resep sugaring sendiri terdiri dari gel yang terbuat dari gula alami, lemon dan air. Meskipun terkesan kuno, metode ini justru tetap bertahan, karena saat ini wanita modern mulai memilih alternatif kecantikan yang lebih natural. Cara kerjanya memang sama dengan waxing yang menggunakan lilin, tapi tidak terlalu sakit (biarpun ada pula yang mengatakan sugaring sedikit lebih sakit dari lilin), namun hasilnya bulu akan lebih lama tumbuh. Rahasia dari kelebihan tersebut adalah sugaring tidak mengandung zat kimia yang membuat unsur buruk menyerap pada kulit. Wax hanya menempel pada bulu dan tidak masuk ke dalam kulit, hal itu membuat proses pengangkatan bulu pada bagian tubuh Anda menjadi lebih nyaman. Ahli kecantikan, Hibba Kapil dari salon Green Beauty Hibba di New York menyarankan agar Anda rutin melakukan sugaring paling tidak setiap lima minggu selama tiga kali sesi perawatan pertama. Dan untuk Anda yang baru pertama kali mencoba metode ini, pertumbuhan bulu bisa melambat hingga 8 minggu.

Namun seperti layaknya metode kecantikan yang lain, sugaring juga memiliki kekurangan. Sugaring tidak disarankan untuk daerah kulit yang lembut seperti bagian alis. Selain itu sugaring gel sulit didapatkan apabila Anda ingin melakukan sendiri di rumah. Satu-satunya pilihan untuk bisa mendapatkan servis ini hanyalah dengan mendatangi salon atau tempat perawatan kecantikan favorit Anda.

 

(Alexandra Tunell untuk Harper's Bazaar US; Alih Bahasa: Ardani Sesotyasari; Foto: Getty Images)