Majalah Time baru saja menobatkan Ronald Akili, pendiri Desa Potato Head, ke dalam daftar Time100 Climate 2025, sebuah penghargaan bergengsi yang diberikan kepada 100 pemimpin paling inovatif di dunia yang mendorong aksi nyata dalam menghadapi perubahan iklim melalui bisnis. Pengakuan ini menempatkan Ronald sejajar dengan para tokoh global yang menginspirasi perubahan sistemik di berbagai sektor industri. Dalam edisi khusus Time ini, daftar tersebut menyoroti individu yang berani menggabungkan visi berkelanjutan dengan inovasi bisnis, dan Ronald menjadi salah satu contoh paling kuat dari gerakan tersebut.
Kisah transformasi Ronald bermula pada tahun 2016, ketika sebuah momen sederhana bersama putranya mengubah cara pandangnya terhadap dunia bisnis dan lingkungan. Saat itu, mereka baru saja selesai berselancar di Bali dan mendapati pantai yang mereka cintai tertutup oleh tumpukan sampah setinggi lutut. Pemandangan itu menjadi peringatan keras sekaligus titik balik baginya yang membuat dirinya berkomitmen menjadikan bisnis yang ia bangun sebagai
“bagian dari solusi, bukan masalah.”
Sejak saat itu, ia mulai memfokuskan seluruh strategi perusahaannya untuk menciptakan sistem perhotelan yang tidak hanya menawarkan kenyamanan dan keindahan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan dan komunitas sekitar.
Sebagai pendiri dari Desa Potato Head, sebuah merek perhotelan dan gaya hidup yang berbasis di Seminyak, Ronald berpegang teguh pada pendirian:
“Good Times, Do Good.”
Prinsip ini bukan sekadar slogan pemasaran, melainkan filosofi bisnis yang diterapkan secara nyata dalam setiap aspek operasional. Desa Potato Head kini dikenal sebagai model perhotelan berkelanjutan yang sukses mengalihkan 99% sampahnya dari tempat pembuangan akhir, sebuah capaian luar biasa yang dicapai melalui sistem pengelolaan limbah inovatif dan kolaboratif. Beberapa limbah tersebut bahkan diubah menjadi produk rumah tangga berdesain tinggi membuktikan bahwa keberlanjutan bisa berjalan beriringan dengan estetika dan kreativitas.
Tidak berhenti di sana, Ronald juga memperluas dampak gerakannya dengan menggandeng tujuh bisnis lokal lainnya untuk memperkuat sistem pengelolaan sampah di Bali. Pada Oktober 2024, ia meresmikan Proyek Sampah Komunitas (Community Waste Project) dari sebuah fasilitas pengolahan seluas 23.000 kaki persegi yang terletak di dekat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, yang selama ini menjadi salah satu titik krisis lingkungan di pulau tersebut. Fasilitas ini telah mengolah lebih dari 3,3 juta pon sampah sejak dibuka, dan angka itu terus bertambah seiring dengan ambisi Ronald untuk menghadirkan lebih banyak pusat serupa di seluruh Bali. Melalui proyek ini, ia berharap dapat menciptakan sistem ekonomi sirkular yang bukan hanya mengurangi limbah, tetapi juga membuka peluang baru bagi masyarakat dan bisnis lokal untuk berkembang secara berkelanjutan.
Visi jangka panjang Ronald tidak berhenti di wilayahnya sendiri. Ronald Akili bermimpi agar model bisnis berkelanjutan yang telah diterapkannya dapat direplikasi oleh industri perhotelan lain di Indonesia dan dunia. Pendekatan yang ia bangun menggabungkan kemewahan, kesadaran lingkungan, dan kesejahteraan komunitas tiga elemen yang jarang ditemukan bersamaan dalam sektor pariwisata konvensional. Berkat komitmen dan inovasinya, Ronald telah menerima berbagai penghargaan bergengsi, mulai dari Asia’s Most Influential (Indonesia) pada tahun 2021 hingga Gen.T Leaders of Tomorrow (Indonesia) pada 2017. Kini, dengan masuknya ia ke dalam Time100 Climate Leaders 2025, Akili semakin mempertegas posisinya sebagai salah satu figur paling berpengaruh dalam membentuk masa depan industri ramah lingkungan di tingkat global.
Melalui perjalanannya bersama Desa Potato Head Bali (@potatohead), Ronald menantang definisi tradisional tentang industri perhotelan. Ia menunjukkan bahwa hotel tidak hanya dapat menjadi ruang bagi hiburan dan kemewahan, tetapi juga platform untuk aksi nyata terhadap perubahan iklim dan dampak sosial. Penghargaan dari Time bukan sekadar pengakuan personal, melainkan simbol dari perubahan paradigma bisnis yang semakin dibutuhkan dunia saat ini bahwa keberlanjutan bukan hambatan, melainkan peluang. Ronald membuktikan bahwa desain yang indah, pengalaman berkelas, dan tanggung jawab terhadap bumi bisa berpadu dalam satu konsep holistik yang membawa harapan baru bagi masa depan pariwisata global.
Pengakuan ini sekaligus menegaskan posisi Ronald sebagai pemimpin visioner dari Indonesia yang berperan penting dalam mendorong pergerakan menuju dunia yang lebih hijau. Time menyoroti upayanya sebagai inspirasi bagi generasi baru pengusaha, kreator, dan pemimpin industri yang ingin menciptakan perubahan melalui tindakan nyata. Dari pantai Seminyak hingga panggung dunia, Ronald Akili menunjukkan bahwa kekuatan sejati sebuah bisnis tidak diukur dari skala atau keuntungan semata, melainkan dari dampak positif yang ditinggalkannya bagi planet dan manusia. Dengan langkah-langkah konkret dan semangat kolaboratif, ia tidak hanya membangun resor, tetapi juga masa depan sebuah masa depan di mana kemewahan, kreativitas, dan tanggung jawab lingkungan dapat berjalan beriringan menuju dunia yang lebih berkelanjutan.
