Kita mencari banyak hal melalui Google setiap hari, mulai dari cara mengganti bohlam lampu hingga tempat pizza paling enak. Namun, sebuah pertanyaan yang dicari oleh jutaan orang setiap harinya adalah ‘apakah saya sudah bertemu belahan jiwa saya?’.
Sebuah pertanyaan, ‘apakah saya kehilangan kesempatan saya?’, yang kerap terasa mengganjal adalah hal yang normal dan menjadi alasan bagi kita ketika membahas tentang cinta, kita menghabiskan banyak waktu menanyakan kepada diri sendiri tentang kemungkinan kita melewatkan kesempatan memiliki satu-satunya orang untuk kita sendiri.
Konsep tentang belahan jiwa adalah sesuatu yang banyak diperbincangkan. Apalagi, di sebuah planet yang dihuni tujuh milyar penduduk, rasanya sulit membayangkan setiap orang memiliki satu orang yang dijadikan pasangan. Namun, banyak orang yang percaya pada belahan jiwa tidak mendefinisikan mereka seperti ini, melainkan percaya bahwa belahan jiwa adalah seseorang yang merasakan koneksi cepat dan dalam dengan Anda, yang melihat serta menerima diri Anda apa adanya, dan di saat yang sama, mendorong Anda untuk menjadi versi diri yang terbaik.
Belahan jiwa tidak harus selalu hubungan romantis, dapat berarti teman atau kolega kerja. Tidak juga selalu dalam hubungan yang bebas konflik.
“Ketika menengok ke belakang, kita mungkin merasa telah melewatkan kesempatan untuk bersama dengan orang yang tepat.”
“Belahan jiwa adalah seseorang yang bersama dengan mereka Anda menemukan kesamaan, harmoni, koneksi dan cinta yang sama dalamnya terhadap satu sama lain. Saya melihat ini sebagai kompatibilitas yang hampir lengkap,” jelas psikoterapis ternama yang khusus menangani hubungan, Heather Garbutt.
“Bagi sebagian dari kita, ketika menengok ke belakang, kita mungkin merasa telah melewatkan kesempatan untuk bersama dengan orang yang tepat. Orang tersebut mungkin, pada saat itu, adalah pasangan yang terbaik, sosok yang melengkapi kita saat itu, tetapi waktu dan situasi tidak tepat?”
Namun, Heather mengungkapkan bahwa, jika Anda merasa telah bertemu dengan sosok yang tepat tetapi sulit membuat hubungan tersebut berhasil karena satu dan lain hal, percayalah bahwa ada alasan di balik semua itu. “Dari perspektif spiritual, saya percaya bahwa hal tersebut terjadi karena ada bagian dalam diri kita yang masih perlu belajar,” ungkapnya. “Kita harus mengembangkan suatu hal dari dalam diri untuk menjadi pribadi yang lengkap sebelum kita menjalin hubungan yang serius dengan pasangan. Dalam hal ini, seseorang yang menurut kita adalah belaha jiwa kita bisa saja diperkenalkan dalam hidup kita pada masa yang membangkitkan kita dan secara emosional, mendorong kita untuk mengembangkan diri.”
Penting untuk dipertimbangkan bila banyak drama, perilaku yang kelewatan batas, maupun rasa sakit yang terjadi ketika Anda berjuang untuk bertahan dengan belahan jiwa Anda, mungkin hal ini terjadi atas isu-isu hubungan yang belum terselesaikan semasa kecil.
“Kita kerap mengulang sebuah kesulitan yang sama secara tidak sadar, pertama kali terjadi dalam kehidupan emosional bersama orang tua atau pengasuh,” ungkap Heather. “Hal ini meliputi perasaan untuk mendapatkan cinta dan perhatian, jatuh cinta kepada seseorang yang secara emosi atau etika belum layak, atau tertarik dengan sosok yang hancur secara emosi. Tugas kita adalah mengetahui apakah orang tersebut, sosok yang kita anggap sebagai belaha jiwa, benar-benar ada dalam hidup kita dibandingkan seseorang yang mampu mencintai dan menghargai kita, ada dan dapat dipercaya.”
Heather melanjutkan, “Hal-hal tersebut perlu dipertanyakan dan dijawab dengan sangat jelas sebelum kita masuk ke dalam hubungan secara emosional.”
“Apakah belahan jiwa kita mampu mencintai dan menghargai kita?”
Dengan demikian, jika Anda masih mencari tahu apakah Anda telah bertemu dengan belahan jiwa Anda atau belum, sepuluh pertanyaan ini mungkin dapat memberikan gambaran bagi Anda. Kami tidak sepenuhnya percaya dengan anggapan hanya ada satu orang di luar sana bagi Anda, tetapi tidak menghentikan kita akan ide sosok yang tepat bagi hidup kita.
10 pertanyaan yang perlu Anda tanyakan pada diri sendiri jika Anda merasa telah menemukan belahan jiwa
- Apa berada di dekat orang tersebut Anda merasa damai dan nyaman?
- Apakah Anda merasa saling menyeimbangkan satu sama lain meski Anda sangat berbeda?
- Apakah Anda merasakan dalam hati bahwa Anda telah menemukan orang yang tepat?
- Apakah nilai-nilai Anda selaras?
- Pernahkan Anda melihat orang tersebut dalam hal terburuk mereka tetapi tetap mencintai mereka?
- Apakah Anda benar-benar mencintai satu sama lain hingga Anda dapat merasakan rasa sakit yang dirasakan satu sama lain? Dengan kata lain, ketika mereka merasa sakit menyebabkan Anda merasakan sakit?
- Apakah Anda merasakan setruman ketika bersentuhan?
- Pernahkah Anda mengalami masa-masa sulit tetapi berhasil melaluinya bersama dan merasa lebih kuat dari sebelumnya?
- Apakah Anda merasa dapat terbuka dan benar-benar menjadi diri sendiri ketika bersama dengan orang tersebut?
- Apakah Anda merasa bahwa orang tersebut hadir dalam hidup Anda untuk mengajarkan pelajaran yang penting?
(Penulis: Anya Meyerowitz; Alih Bahasa: Vanessa Masli; Artikel ini disadur dari BAZAAR UK; Foto: Courtesy of BAZAAR UK)