Melanjutkan artikel mengenai seluk beluk wine sebelumnya, kami akan berbagi kembali mengenai rahasia memasangkan wine dengan makanan yang baik.
Selama ini cara tradisional dalam memasangkan wine dengan hidangan adalah mengutamakan resep hidangan terlebih dahulu, baru memilih wine yang dianggap tepat untuk menyempurnakan rasa hidangan. Namun bagaimana jika ternyata Anda bisa melakukan sebaliknya? Membuat wine menjadi pusat perhatian sementara makanan hanya menjadi pendukungnya? Hal ini dikemukakan chef Dominic Orsini dalam cookbook terbarunya untuk Silver Oak Winery. Diulas dalam situs Bazaar, chef Dominic menyebutkan tips untuk meningkatkan resep hidangan sehingga bisa menyempurnakan tiap wine yang ada di gelas di hadapan Anda.
"Saya menemukan ketika hidangan berperan sebagai pendukung, wine akan mempertegas rasa-rasa hidangan yang ada," ujar chef Dominic. "Kesuksesan memasangkan hidangan dan wine tergantung pada lima teknik dasar."
Berikut adalah tips dan trik memasangkan wine dengan hidangan dari chef Dominic Orsini:
1. Masukan protein dalam hidangan yang Anda siapkan.
"Bobot tiap hidangan harus sesuai dengan wine yang disajikan. Dan protein memberikan bobot yang tepat untuk tiap hidangan, namun bukan berarti harus dari daging, ayam, atau ikan. Protein bisa didatangkan dari gandum, kacang-kacangan, atau dairy, serta bahan baku seperti jamur dan kombu. Pilih protein yang lebih ringan dan sayuran dipasangkan dengan light white wine, sementara protein yang lebih berat dan daging merah disajikan bersama full-bodied red wine."
2. Seimbangkan tiap hidangan dengan garam dan rasa asam.
"Perasan lemon bisa membuat makanan Anda menjadi semakin istimewa, dan bisa memperhalus rasa wine sehingga sensasi buah di dalamnya akan jauh lebih dominan. Intinya keasaman dalam makanan harus sama dengan keasaman wine, sehinga tidak akan saling bersaing satu sama lain. Palet rasa Anda akan terasa tumpul setelah beberapa teguk wine, dan garam akan membantu rasa hidangan makin kuat."
3. Berusaha untuk menghasilkan keseimbangan rasa, tekstur dan keasaman.
Lemak, pati, dan gelatin menghasilkan lapisan dalam mulut. Jumlah dan jenis lemak dalam sebuah makanan akan berpengaruh pada tannin atau keasaman di dalam wine. White wine dengan tingkat keasaman yang tinggi seperti Souvignon Blanc, akan cocok dipasangkan dengan hidangan lemak berbasis asam, seperti lemon-butter sauce, goat cheese, atau avocado-lime salsa. Sementara red wine dengan tingkat keasaman yang tinggi juga seperti Merlot atau Cabernet Souvignon, akan cocok dipasangkan dengan lemak berbasis protein seperti butter atau saus yang dibuat dari kaldu."
4. Hati-hati dalam memasukan rasa manis, pahit, dan pedas.
"Bahan makanan yang memiliki rasa manis, pahit, dan pedas sulit untuk dipasangkan dengan wine." Bahan manis bisa mengubah wine dengan kadar alkohol tinggi menjadi semakin lezat, sementara dry wine yang tidak memiliki sensasi manis sedikit pun, akan terasa semakin pahit. Sementara bahan baku yang pahit seperti radicchio, brokoli, dan escarole bisa mengubah wine yang manis terasa kering di mulut, sementara dry wine akan terasa pahit. Menyeimbangkan rasa manis dan asam akan sempurna bila dikonsumsi bersama wine dengan tingkat keasaman yang tinggi, namun akan sangat tidak enak jika dicicipi bersama dry wine," jelas chef Dominic
"Untuk rasa pedas, bisa cocok dengan wine yang memiliki rasa manis. Jenis makanan yang paling sulit untuk dipasangkan dengan wine? Asparagus, kacang, tomat, dan artichoke."
5. Buat segala perpaduan tetap atraktif.
"Kontrasnya rasa makanan dan wine akan membuat santapan Anda semakin istimewa. Bisakah Anda memadukan ikan dengan full-bodied Cabernet Souvignon? Tentunya Anda bisa. Tapi ingat untuk menyeimbangkan hidangan ikan Anda yang 'ringan' dengan bahan yang lebih banyak rasa seperti sauteed mushrooms. Lalu bagaimana dengan grilled flank steak bersama Sauvignon Blanc? Bisa saja. Akan tetapi rasa dari hidangan daging steak akan terlalu berat untuk wine, maka Anda bisa membuatnya lebih ringan dengan mengolah daging menjadi Taco."
Selamat bereksperimen!
(Alih bahasa: Daniar Cikita. Foto: Africa Studio / Shutterstock / Click Photos)