Nama seniman muda Po-Chih Huang asal Taiwan erat hubungannya dengan teknologi digital sebagai media utama dari karya-karya seninya. Namun, tidak banyak yang mengetahui jika seniman kelahiran tahun 1980 ini memulai perjalanan artistiknya lewat lukisan dan grafiti sebelum mengimplementasikan teknik-teknik baru dalam karyanya. Ia tertarik menambahkan teknologi yang mampu memberikan kualitas yang lebih baik dalam menampilkan detail kreasinya. Tidak hanya visual, ia juga kerap menambahkan audio sebagai elemen pendukungnya. Atas inovasi dan ide orisinalnya ini, Po-Chih Huang telah berhasil memenangkan beragam penghargaan, termasuk Taipei Arts Awards yang merupakan penghargaan tertinggi bagi seniman muda di Taiwan. Sekaligus meletakkan namanya di dalam daftar seniman muda yang patut diperhatikan.
Tema-tema karyanya kerap dihubungkan dengan kekuatan ekonommi, kondisi produksi demokrasi, dan ide-ide tentang pengaturan diri, menambah dimensi pada karya seninya. Di samping itu, seniman yang namanya tengah melejit ini juga seringkali berkolaborasi dengan sejumlah perusahaan lokal Taiwan maupun label internasional seperti Spring Trading, Company and Comat, dan yang terbaru, dengan SK-II untuk mendesain koleksi edisi terbatasnya. Selama empat bulan ia mempelajari empat jenis bunga yang ia adaptasi untuk desainnya ini. Tulip merah, freesia kuning, hydrangea ungu, dan cypress hijau, masing-masing dipilih karena merepresentasikan fase kecantikan yang berbeda-beda: passion, keeleganan, compassion, dan kebijksanaan.
(Stella Mailoa. Foto: Dok. Po-Chih Huang Tumblr, Courtesy of SK-II)