Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Ini Pesan Bagi Keluarga Penyandang Kanker Payudara dari Chelsea Islan

"Her fight, is my fight. Jadi kita selalu berpikir bahwa walaupun mami yang berjuang, tapi itu juga perjuangan kita bersama. Jadi we are in this together."

Ini Pesan Bagi Keluarga Penyandang Kanker Payudara dari Chelsea Islan
(Foto: Courtesy of Instagram @chelseaislan)

Dalam rangka memperingati Bulan Kesadaran Kanker Payudara Sedunia, pada seri Brunch With Dave Hendrik yang disiarkan pada Minggu, 25 Oktober 2020 mengundang tiga sosok aktivits yang memiliki hati bagi para penyandang kanker payudara, tiga sosok tersebut antara lain Shanti Persada dari komunitas Love Pink, Samantha Barbara, ibu dari aktris Tanah Air Chelsea Islan, yang juga sekaligus penyintas kanker payudara, dan Chelsea sendiri sebagai keluarga dari pasien kanker payudara.

Menjadi keluarga dari pasien penderita kanker payudara memang bukanlah kondisi yang mudah. Harus tetap kuat dan memancarkan energi positif kepada keluarga yang sedang berjuang melawan sel-sel kanker payudara yang akhirnya menjadi salah satu faktor pembentuk sosok Chelsea Islan hingga saat ini. Di tengah-tengah perbincangan yang penuh inspirasi dan membukakan mata serta wawasan bersama dengan tiga sosok bintang tamu, Dave pun menyempatkan diri untuk bertanya bagaimana proses dan perasaan yang Chelsea alami ketika pertama kali mendengar bahwa sang ibunda mengidap kanker payudara.

“Aku juga ingin mendengar suaranya Chelsea. Chelsea secara jujur, andaikan mami bukan seorang cancer survivor, would you know what to do or would you have this kind of awareness Chels?” tanya Dave.

“Kalau harus jujur, pasti tidak akan tahu ya mengenai breast cancer karena aku pun baru belajar mengenai breast cancer setelah mami juga terdiagnosa jadi dari situ baru mulai research, mulai baca-baca, terus bagaimana sih meningkatkan awareness terutama untuk generasi muda karena aku ingat sekali waktu itu aku baru eighteen years old, masih 18 tahun dan masih clueless, bingung apa penyebabnya breast cancer, dan sampai sekarang pun masih banyak dokter yang belum tahu apa penyebabnya dan waktu itu juga akhirnya nemenin mami juga pas kemoterapi, radiasi, dan itu semua new to me, hal yang baru buat aku.

Jadi pas tahun 2013 itu benar-benar bingung, maksudnya aku sebagai anak harus seperti apa. Tetapi satu hal yang paling penting itu moral support sih, maksudnya kita selalu nemenin, selalu always be there. Satu hal yang selama ini selalu aku tidak pernah bisa lupa kalau mami lagi kemoterapi selalu bilang ini jus kok yang lagi disuntik, tenang aja, terus ada satu misalnya, satu hal waktu itu mami lagi transfusi darah ya kalau tidak salah dan itu mami bilang ini blue blood, ini Kate Middleton’s blood. Jadi maksudnya semua itu dari mindset gitu. Jadi ketika mindset-nya happy, semua pasti bisa lebih accepting dan we have to make the cancer cells redeem biar tidak trigger dan blow up, jadi bagaimana caranya kita bisa menjalaninya tapi dengan positivity,” kenang Chelsea.

“Iya, kita juga ingin tahu dong Chels, ketika pertama kali dengar kan pasti ada shock-nya dong, ‘hah, gila nyokap gue gini’. Suddenly everything so close to you di depan mata. Berapa lama dan apa prosesnya untuk Chelsea dan keluarga sampai akhirnya bisa 180 memutuskan yang dibutuhkan nyokap gue itu adalah support dari kita semua,” Dave kembali bertanya.

(Foto: Courtesy of Instagram @samantha_barbara26)

(Foto: Courtesy of Instagram @samantha_barbara26)

“Waktu itu karena aku memang lagi di tengah-tengah sibuk syuting juga, jadi harus membagi waktu dan semuanya tapi aku yakin memang moral support is number one, dan bagaimana caranya kita selalu mendampingi mami dan juga di saat itu pastinya aku shock, tidak mungkin tidak, sedih sekali, terus waktu itu masih ada oma juga. Lalu ke oma juga dan oma selalu ngomong ke aku kita harus sabar, kita harus be happy in front of mami walaupun pasti kalau tidak ada mami kita nangis berdua sama oma. Tapi kalau di depan mami misalnya kita jalan-jalan ke mall, kita ke park, atau kita traveling bareng, jadi di situ biar ease the mind, jadi tidak memikirkan ke situ, dan memang harus ada distraction yang positif menurut aku. Misalnya, do what you love, misalnya ada passion baru, misalnya menjahit, atau melukis, itu kan terapi juga untuk mami dan kita semua untuk lingkungan ring satunya, inner circle. Jadi walaupun kita sama-sama semua sedih, tapi berjuang bareng. Jadi satu moto itu: ‘Her fight, is my fight’. Jadi kita selalu berpikir bahwa walaupun mami yang berjuang, tapi itu juga perjuangan kita bersama. Jadi we are in this together,” ungkap Chelsea. 

Nantikan perbincangan lengkap Dave Hendrik bersama Shanti Persada, Samantha Barbara dan Chelsea Islan di seri Brunch With Dave Hendrik yang akan tayang di kanal YouTube Harper's Bazaar Indonesia segera!

 

Baca juga:

Perasaan Samantha Barbara, Ibunda Chelsea Islan Ketika Pertama Kali Terdiagnosa Kanker Payudara

Pesan Chelsea Islan untuk Generasi Muda: Periksakan Kondisi Payudara Anda sedari Dini!

(Foto: Courtesy of Instagram @chelseaislan, @samantha_barbara26)