Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

A Conversation With Oneself: Koleksi Teranyar Sapto Djojokartiko Tentang Cerminan Diri, Kemarahan, dan Semangat Membara Dalam Diri

Situasi yang sedang tidak kondusif, tak menghentikan Sapto Djojokartiko untuk terus berkarya dan menyalurkan kreatifitasnya yang tak ada batasan.

A Conversation With Oneself: Koleksi Teranyar Sapto Djojokartiko Tentang Cerminan Diri, Kemarahan, dan Semangat Membara Dalam Diri

Sapto Djojokartiko baru saja meluncurkan koleksi teranyarnya dengan format presentasi digital, sebagai medium alternatif untuk terus dapat memamerkan karyanya di tengah pandemi yang sedang berlangsung.

Cerminan diri yang lebih dalam di tengah kedamaian hati dan pikiran bisa terus berdiam di rumah, menjadi pemicu sang desainer dapat lebih mengulik kreatifitasnya lebih dalam dan tidak berpasrah terhadap keadaan. Konsistensi dirinya untuk terus berkarya dan tak mengenal batasan untuk menyalurkan kreatifitasnya kemudian melahirkan sebuah koleksi bertajuk “A Conversation With Oneself”. Perbincangan dirinya yang ia manifestasikan ke serangkaian busana, ia publikasikan melalui sebuah presentasi film pendek di bawah arahan Reuben Torino yang kemudian ditayangkan di website Sapto Djojokartiko dan akun Instagram @saptodjojokartiko.

“Masa karantina benar-benar seperti menaiki roller coaster bagi para desainer di mana pun termasuk saya. Memikirkan aspek bisnis sekaligus harus konsisten untuk menyelamatkan jiwa kreatif kami karena hidup harus tetap berjalan. Tidak mengherankan bagi introvert seperti saya, memiliki waktu sendiri selama ini benar-benar mengizinkan saya untuk menggali lebih dalam proses kreatif yang sudah lama tidak saya dalami. Lingkungan yang damai dan tenang di dalam rumah saya sendiri ternyata menjadi berkah yang indah. Saya dapat benar-benar fokus dan melakukan hal-hal yang biasanya tidak saya lakukan karena saya tidak punya waktu yang cukup. ” ucap, Sapto Djojokartiko.

Walau dirinya merasa damai dan tenang, tetapi dirinya tak menyangkal selama proses karantina memiliki fase emosi yang ia kemudian tumpahkan ke dalam karyanya. Perasaan kebingungan, kemarahan yang membutakan, berhasil ia lalui dan imbangi dengan semangat dan jiwa kreativitas yang membara.

Bukan Sapto Djojokartiko namanya jika ia tidak menginjeksikan unsur sejarah ke dalam karyanya, proses karantina kemudian mengizinkannya untuk banyak menghabiskan waktu dengan membaca buku sejarah. Kali ini, ia merasa tertarik untuk mempelajari visualisasi yang terkandung di seni ritual sabung ayam, yang kini dianggap ilegal dan hanya diperbolehkan untuk keperluan ritual keagamaan di Bali.

"Banyak waktu saya habiskan untuk melihat dan mempelajari visual-visual yang menarik perhatian saya melalui buku-buku tersebut. Salah satunya adalah seni sabung ayam atau yang lebih dikenal dengan istilah “cockfighting” di negara barat. Cukup kontroversial untuk membicarakan perihal proses berkesenian yang satu ini, tetapi saya selalu menganggap hal ini sangat menarik secara visual. Saat ini di Bali tanding sabung ayam sudah dianggap ilegal tapi terkadang masih dipertontonkan khusus dalam konteks spiritual, ”jelas Sapto Djojokartiko.

Ketertarikannya terhadap seni sabung ayam kemudian ia satukan di dalam film pendek yang menampilkan koleksinya, lalu ia terjemahkan menggunakan teknik cross stitching menggunakan material kain organza pada koleksi. Teknik tambal sulam, sulaman ayam jago, guratan menyerupai pulasan kuas, bentuk tenunan keranjang, ia aplikasikan menggunakan teknik jahitan tangan. Relevansi terhadap situasi saat ini, ia gubah dengan melakukan pendekatan kreativitas yang minim akan embellishment, siluet dinamis dan minimalis ia jadikan narasi utama koleksi sebagai penunjang saat bersantai di rumah.

Koleksi spring/summer 2021 yang ia jadikan wadah cerminan diri, ia jadikan pula sebagai medium untuk dirinya kembali melibatkan hal-hal yang ia sukai seperti bahan renda dengan detail rumit, spektrum warna lembut yaitu warna plum, fuchsia, dan terracotta. Ujaran musim panas lewat permainan warna coral dan merah muda, serta warna merah sebagai benang merah keseluruhan koleksi. Ia upayakan semua untuk tetap menyampaikan keceriaan di musim panas dan ciri khas elegan yang selama ini menjadi identitas sang label.

Hadir juga sekumpulan aksesori praktikal dan kaya fungsi seperti dompet sulam multifungsi, jinjingan tote, tas selempang, selendang dengan bulu, hingga perhiasan anting mutiara bernuansa baroque yang megah hingga alas kaki yang terinspirasi dari bordir keranjang anyaman.

Berikut beberapa looks yang terdapat di koleksi Sapto Djojokartiko spring/summer 2021.

(FOTO: Courtesy of Sapto Djojokartiko)