Kabar duka dari Chrissy Teigen dan John Legend yang kehilangan buah hati mereka setelah 20 minggu masa kehamilan. Chrissy mengalami pendarahan selama satu bulan dan harus dirawat di rumah sakit ketika kondisinya semakin parah.
Sang model mengungkapkan, “Setiap kali saya pergi ke kamar mandi, selalu ada darah… tetapi kali ini berbeda karena terasa seperti Anda menyalakan keran air dan membiarkannya.”
Meski tenaga medis telah berusaha sekuat tenaga, keluarga Legend harus kehilangan putranya. Melalui Instagram, Chrissy membagikan foto hitam putih dirinya, John bersama sang putra yang mereka beri nama Jack. Ketika banyak orang yang mengucapkan bela sungkawa dan mendoakan keluarga tersebut, beberapa orang mengkritisi Chrissy yang membagikan kabar personal ini ke Instagram. Satu pengguna berkomentar, “Saya merasa foto-foto tersebut sangat personal dan harusnya disimpan...”
Beri dukungan kepada Chrissy, aktris Kate Beckinsale melalui akun Instagramnya, ungkap bahwa ia pernah mengalami keguguran beberapa tahun lalu, serupa dengan Chrissy. Ia menekankan pengalaman tersebut adalah momen yang sangat traumatis dan betapa ia merasa sangat kesepian serta banyak dirasakan oleh orang tua yang melalui hal yang serupa.
Sang aktris juga turut mendoakan semua orang yang melalui hal serupa. “Saya melihat banyak orang mengkritik @chrissyteigen untuk membagikan foto-foto yang intim ketika ia kehilangan bayinya. Seolah-olah ada protokol di saat seseorang tengah hancur, tanpa memperhatikan apa yang dilaluinya dan keluarga mengatakan bagaimana ia harus menangani hal yang begitu berat.”
“Beberapa tahun lalu, saya kehilangan bayi saya di usia 20 minggu. Ia berhasil menyimpan kabar kehamilan saya dan saya merasa sangat hancur tetapi tidak ada orang yang tahun.”
“Rasa duka, malu, dan bahkan rasa tidak percaya kerap hadir dalam pengalaman seperti ini, serta kehancuran yang dirasakan tubuh Anda terus berlanjut, setelah kehilangan, seolah-olah masih mengandung. Tubuh Anda akan tetap memproduksi susu tanpa ada yang diberikan. Waktu yang paling sepi dan sangat menghancurkan, khususnya bila Anda tidak memiliki pasangan yang suportif seperti yang dimiliki Chrissy.”
“Saya merasa sebagai sebuah kehormatan untuk turut merasakan kesedihan orang lain, khususnya ketika membuat seorang perempuan berubah drastis dan seolah-seolah hidup mereka berhenti.”
“Berikan banyak cinta kepada keluarga Legend serta semua perempuan maupun pasangan yang melalui ini dalam diam dan tengah berjuang. Saya tahu banyak yang merasakan. Terima kasih @chrissyteigen telah membagika betapa beratnya situasi ini dan bagaimana hal ini dapat mengubah seseorang jika tanpa dukungan. Biarkan mereka yang berduku memilih cara mereka masing-masing. Beri dukungan dan diam. Ini merupakan waktu yang sangat sulit untuk dilalui. Berkat dan pelukan untuk Anda semua.”
Perwakilan dari organisasi Tommy yang bertujuan untuk melakukan riset terkait keguguran, kelahiran prematur, dan stillbirth serta mendukung keluarga yang terdampak juga memberikan tanggapan menjelaskan bahwa membagikan kesedihan Anda dapat menjadi proses pemulihan diri. Lalu, mereka yakin bahwa pasangan selebriti dengan status mereka yang sangat terbuka dapat mengurangi stigma yang muncul ketika kehilangan seorang anak.
Mereka mengungkapkan, “Di Inggris, satu dari empat kehamilan akan mengalami keguguran, stillbirth, dan kelahiran prematur. Sekitar 5000 keluarga akan mengalami Termination for Medical Reasons (TMFR). Namun, kehilangan seorang bayi kerap tidak pernah dibicarakan.”
“Dampak emosional dari pengalaman ini sangat menyedihkan dan membuat banyak orang tua tertinggal dengan berbagai pertanyaan. Pengalaman ini membuat mereka terjebak dalam perasaan duka, dan kini, akibat pandemi, mereka akan merasa jauh lebih buruk karena harus menjaga jarak dari keluarga dan teman. Terdapat rasa malu ketika kehilangan seorang bayi. Namun jika kita berani membicarakan lebih terbuka dan jujur, tidak hanya kita dapat membantu mereka merasa tidak sendiri tetapi juga memberi kesempatan untuk kesadaran yang lebih tinggi serta lebih banyak riset untuk mengantisipasi hal ini terjadi kembali.”
Mereka juga menambahkan, “Terlalu banyak keluarga meninggalkan rumah sakit dengan tangan kosong – kita perlu mengetahui besarnya dampak kehamilan dan kehilangan bayi.”
(Penulis: Alice Head; Alih Bahasa: Vanessa Masli; Artikel ini disadur dari BAZAAR UK; Foto: Courtesy of BAZAAR UK)