Sosoknya yang eksotis dengan gemulai menutup Pengabdi Setan, film horor yang sukses mendapatkan 13 nominasi Festival Film Indonesia. Bazaar sempat mengundang Asmara Abigail untuk berkunjung ke studio dan berbagi mengenai film terbarunya dan sedikit mengenai dirinya. Satu hal yang menarik tentang Asmara adalah kegemarannya akan musik-musik bernuansa latin dengan hentakan yang membuat dirinya menari Flamenco, mengantarnya menari dari satu pose ke pose lainnya.
Harper's Bazaar (HB): Apakah Anda selalu ingin bermain untuk film horor?
Asmara Abigail (AA): Sebenarnya saya lebih ingin bermain untuk Joko Anwar. Sejak SMA saya menyukai menonton film-film beliau dan ingin untuk bekerja bersamanya. Saya sempat mengikuti casting untuk Modus Anomali dan teater musikal Onrop, namun tawaran bekerja dengan Joko baru hadir di 2016 untuk film pendek bertajuk Jenny dan Jangan Kedip. Baru saya mengikuti casting kembali untuk Pengabdi Setan.
Peran yang saya coba saat casting malah jatuh pada Tara Basro, namun saya malah mendapatkan peran yang jauh lebih istimewa dan membuat saya lebih semangat.
HB: Bisa dibilang kehadiran kamu adalah kejutan dalam film ini. Bisakah kamu cerita sedikit tentang peranmu?
AA: Apabila Anda pernah menyaksikan film Pengabdi Setan versi 1982, Darminah merupakan sosok kunci dalam film tersebut yang diperankan oleh Ruth Pelupessy. Dalam versi Joko Anwar saya menjadi sosok Darminah, jadi bisa dibilang film ini merupakan prequel dari Pengabdi Setan versi lama.
Saya bersama Fachri Albar menutup Pengabdi Setan dengan cara yang menurut saya tidak menyeramkan dan sama sekali 'bukan tipikal film horor'. Justru di situlah keahlian Joko menurut saya. Ia tak hanya meramu Pengabdi Setan dengan kisah seram, tapi juga memasukan drama dan komedi. Di akhir film penonton tak cuma dihantui perasaan takut tapi juga rasa penasaran mengenai agenda kedua orang ini.
HB: Dua film pendek beraliran horor, lalu Setan Jawa yang mengangkat kebudayaan klenik, dan terakhir Pengabdi Setan, apakah Anda tidak takut dicap sebagai aktris yang hanya bisa bermain film horor?
AA: Sebenarnya saya baru saja menuntaskan produki film berjudul Salvation arahan William Candra dengan produser Derby Romeo. Di mana film ini juga genrenya thriller horor. Saya merasa ini konsekuensi dari pilihan akting saya jika saya banyak mendapatkan tawaran di film horor. Karena banyak juga yang berkata saya memiliki wajah yang cocok untuk bermain dalam film horor.
Pekerjaan rumah terbesar saya saat ini adalah bagaimana mendapatkan peluang lain di luar film misteri untuk membuktikan kemampuan saya berakting.
HB: Keluar dari tema film, apa facial feature favorit Anda?
AA: Saya menyukai hidung. Bahkan sejak kecil saya sudah terbiasa memperhatikan hidung seseorang dan hingga kini saya bisa mengingat orang dari hidungnya saja.
HB: Bagaimana dengan skincare? Apa ada tips khusus?
AA: Salah satu skincare favorit saya adalah maracuja oil dari Tarte. Selain itu jangan pernah lupakan sunscreen dan kebiasaan untuk melakukan peeling secara rutin untuk memastikan sisa kotoran dan kulit-kulit mati terangkat seluruhnya.
Portfolio ini:
Fotografer Saeffie Adjie Badas
Stylist: Bungbung Mangaraja
Makeup: Wulan @blusheriebeauty
Hairdo: Riana
Digital Imaging: Veby Citra
Wardrobe: Balenciaga, Sportmax, dan Fendi
Layout: Yellsa Nurila Indah