Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Seberapa Efektifkah Clean Eating?

Menerapkan metode clean eating itu harus penuh komitmen, karena hasilnya membuat tubuh sehat dan bentuknya jadi lebih ideal.

Seberapa Efektifkah Clean Eating?

Pernah mencoba teknik clean eating untuk menurunkan berat badan menjelang pernikahan (berhasll dan kemudian relaps lagi karena tidak berkomitmen), Beauty Editor Bazaar pun berdiskusi bersama dr. Verawati Sudarma, MGizi.,SpGK, sebagai dokter spesialis gizi di klinik RS Siloam T.B Simatupang, agar Anda tidak melakukan kesalahan yang sama.

 

Harper's Bazaar (HB): Apakah boleh kami menyebut clean eating itu adalah sebuah diet?

Dr. Vera: "Inti dari clean eating sendiri adalah mengonsumsi makanan dari bahan alami dan memenuhi kandungan nutrisi tubuh. Hidangan tersebut juga tidak diproses secara berlebihan, bukan makanan kemasan (processed food), dan tanpa penggunaan bahan tambahan pangan. Jadi clean eating lebih tepat merujuk pada pola hidup sehat."

 

HB: Lalu bagaimana tahap awal bagi individu yang ingin memulai metode clean eating?

Dr. Vera: "Awali dengan yang paling mudah, misalnya tidak mengonsumsi mie instan atau makanan kemasan, meniadakan bumbu siap pakai pada setiap hidangan, kemudian baru perlahan beralih untuk menikmati buah-buahan dalam bentuk utuh (bukan jus)."

 

HB: Kalau kita bekerja atau sering beraktivitas di luar rumah, apa yang harus dilakukan?

Dr. Vera: “Diperlukan usaha lebih dalam menerapkan metode ini, karena harus diolah sendiri atau membawa segalanya dari rumah.”

 

HB: Apakah sensasi pertama yang dirasakan setelah menjalani metode clean eating?

Dr. Vera: "Bagi pemula, karena hanya menggunakan bahan alami dan sedikit proses memasak, biasanya akan terasa tidak berselera saat makan. Tapi lama kelamaan, lidah akan terbiasa dalam kisaran waktu satu bulan. Jika sudah terbiasa maka tubuh akan menjadi lebih sensitif, sehingga memberi respon terhadap makanan yang sifatnya tidak alami."

 

HB: Kemudian, apa ada efek samping lainnya?

Dr. Vera: "Rasa tidak nyaman diawali dari bagian dalam seperti rasa kembung, konstipasi, diare, hingga mudah letih. Namun karena tubuh manusia sifatnya adoptif, maka penampakan dari luar layaknya tidak terjadi apa-apa. Hanya saja metabolisme di dalamnya mengalami perubahan."

 

HB: Misalnya kita kembali tidak menjalankan metode clean eating, kira-kira berapa lama sistem metabolisme tubuh akan berubah lagi? (Ini bisa saja merujuk pada penambahan bentuk tubuh)

Dr. Vera: "Efek sehat serta positif dari clean eating akan hilang dari tubuh sekitar satu sampai tiga bulan, jika Anda kembali ke pola makan yang tidak sehat."

 

HB: Nah, sekarang bagaimana caranya (selain komitmen tentu saja), agar metode clean eating tidak relaps lagi?

Dr. Vera: "Cobalah secara rutin memeriksakan kesehatan atau medical checkup setiap enam hingga dua belas bulan sekali. Alasannya, bila mengetahui hasil tersebut baik tentu Anda akan terus terpacu guna mempertahankan gaya hidup sehat. Begitupun sebaliknya, jika Anda mendapat hasil yang kurang memuaskan, hal itu menjadi teguran untuk mengubahnya."

 

HB: Jika ingin makan di luar rumah, misalnya di restoran, apa ada tip khusus?

Dr. Vera: "Sesekali boleh ‘eating out’ atau makan di restoran, namun tetap menyeleksi hidangan dengan proses minimal. Contohnya, meminta saus atau gravi secara terpisah, lalu memesan daging untuk direbus dan panggang dibanding digoreng."

 

Sekarang, apakah Anda masih ragu untuk menjalani hidup sehat melalui cara clean eating?

 

Artikel ini dapat dibaca secara lengkap di Harper's Bazaar Indonesia edisi Oktober 2016.

(Foto: Hanafi; Stylist: Erica Arifianda; Model: Regina (Amor Model); Aksesori: Masari)

 

Baca juga:

10 Cara Diet Ala Keluarga Kardashian

Raw Food Diet: Manfaat dan Risikonya

Menu Diet Palao Yang Sehat

Mint Dapat Membantu Diet?

Waspada Diet Karbo Penyebab Bau Mulut