
Hollywood selalu menyukai akhir cerita bak dongeng, dan tak ada medium yang lebih sempurna untuk mewujudkannya selain film romantis.
Sejak awal keberadaan sinema, kisah tentang orang-orang yang jatuh cinta telah memikat penonton di seluruh dunia. Yang membedakan film romantis yang baik dari yang luar biasa adalah kemampuannya untuk mengungkapkan kondisi cinta yang transformatif, tak terlukiskan, dan sepenuhnya manusiawi. Hal ini berlaku baik untuk komedi romantis ringan seperti Pretty Woman maupun drama berlatar sejarah seperti Portrait of a Lady on Fire. Meskipun akhir bahagia ala dongeng tidak selalu menjadi jaminan bagi beberapa pasangan favorit di layar, film-film ini tetap memiliki kemampuan untuk membuat penonton mendukung kemenangan cinta, bahkan dalam kondisi yang penuh tantangan.
Di bawah ini, kami telah menyusun daftar 75 film romantis terbaik dalam sejarah perfilman. Jika setelah itu Anda masih ingin merasakan nuansa cinta, pertimbangkan untuk melihat daftar film Hari Valentine terbaik atau film-film paling sensual sepanjang masa.
BACA JUGA: 10 Film Seru Untuk Ditonton Saat Libur Natal dan Tahun Baru
1. Pretty Woman
Tak ada daftar film romantis yang lengkap tanpa menyertakan setidaknya satu film yang dibintangi oleh ratu komedi romantis, Julia Roberts. Dalam Pretty Woman, Julia memerankan Vivian, seorang pekerja seks muda yang disewa oleh pengusaha Edward Lewis (Richard Gere) untuk menemaninya ke berbagai acara bergengsi terkait pekerjaannya. Vivian menjalani transformasi gaya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan elite Hollywood. Dalam prosesnya, baik Vivian maupun Edward menyadari bahwa apa yang awalnya hanya transaksi bisnis sederhana mungkin saja berubah menjadi hubungan yang lebih mendalam.
2. One Day
Seperti judulnya, One Day mengikuti peristiwa yang terjadi pada tanggal yang sama selama bertahun-tahun dalam kehidupan dua sahabat yang pernah menjadi teman sekelas, Emma (Anne Hathaway) dan Dexter (Jim Sturgess). Mengisahkan berbagai pencapaian besar, hubungan masing-masing, dan perjalanan persahabatan seumur hidup, Emma dan Dexter terus menemukan cara untuk kembali pada satu sama lain.
3. The Sound of Music
The Sound of Music bukan sekadar musikal yang berlatar keindahan Pegunungan Alpen di Austria. Film ini juga merupakan kisah cinta yang kuat, yang menunjukkan bagaimana cinta dapat hadir secara mengejutkan, tak terduga, dan akhirnya mengajarkan kerendahan hati. Julie Andrews tampil memukau sebagai Maria, seorang calon biarawati yang penuh semangat dan ditugaskan menjadi pengasuh bagi tujuh anak Kapten Georg von Trapp yang telah menjanda. Saat Maria dan Kapten (Christopher Plummer) berselisih tentang cara mendidik anak-anaknya, keduanya akhirnya menemukan titik temu dan saling memahami.
4. Emma
Sebelum ada Clueless, ada novel klasik karya Jane Austen tahun 1815, Emma. Dalam mengadaptasi kisah cinta era Regency yang ikonis ini, sutradara Autumn de Wilde menghadirkan deretan bintang yang dengan mudah menerjemahkan kecerdasan dan pesona khas Austen dari halaman buku ke layar lebar. Deretan bintang tersebut meliputi Anya Taylor-Joy, Johnny Flynn, Josh O’Connor, dan Callum Turner.
5. All of Us Strangers
Portofolio penyutradaraan Andrew Haigh penuh dengan eksplorasi identitas queer dan sisi kemanusiaan. Dari Weekend, Looking, hingga Lean on Pete, setiap karyanya disajikan dengan visual yang indah dan cerita yang brilian. All of Us Strangers tidak terkecuali. Film ini dibintangi oleh Andrew Scott sebagai seorang penulis skenario yang terisolasi setelah kehilangan kedua orang tuanya saat ia berusia 12 tahun. Film ini memberikan protagonisnya kesempatan untuk terhubung kembali dengan mereka. Sambil memproses kesedihannya, ia menemukan kenyamanan bersama tetangganya yang juga kesepian, diperankan oleh Paul Mescal.
6. Joyland

Berlatar di kota Lahore, drama Pakistan yang penuh dengan cinta dan hasrat ini mengisahkan seorang pria yang sudah menikah, Haider, yang mendapatkan pekerjaan sebagai penari latar di sebuah kabaret dan jatuh cinta pada Biba, bintang trans yang menjadi sorotan utama pertunjukan tersebut. Lebih dari sekadar hubungan antara Haider dan Biba, film ini adalah permata internasional yang menggambarkan kisah cinta penuh harapan sekaligus potret menyakitkan tentang penindasan. Film ini bahkan sempat dilarang sementara di negara asalnya.
7. The Notebook (2004)
Adakah film romansa modern yang seikonis The Notebook? Diadaptasi dari novel laris karya Nicholas Sparks, film ini mengikuti kisah cinta epik antara Allie dan Noah, yang hubungannya terhalang oleh Perang Dunia II dan perbedaan kelas sosial. Terlepas dari plot kisah cinta yang penuh rintangan, daya tarik film ini yang terus bertahan selama bertahun-tahun adalah berkat chemistry luar biasa antara para pemerannya, Rachel McAdams dan Ryan Gosling. Romansa fiksi mereka bahkan berlanjut ke dunia nyata, sebuah bukti nyata akan kedekatan mereka.
8. Love Jones (1997)
Nia Long dan Larenz Tate memerankan pasangan yang penuh gairah dalam film klasik ini, yang ditulis dan disutradarai oleh Theodore Witcher. Mereka berperan sebagai pasangan yang bertemu secara kebetulan di Chicago, yang kemudian hubungan mereka berkembang meskipun keduanya merasa sulit untuk mendefinisikan perasaan mereka. Meskipun film ini kurang sukses di box office pada tahun 90-an, ini adalah salah satu film yang patut untuk dinikmati kembali.
9. Casablanca (1942)
Tidak lengkap rasanya membicarakan romansa tanpa menyebutkan Rick yang diperankan oleh Humphrey Bogart dan Ilsa yang diperankan oleh Ingrid Bergman. Sebuah kisah cinta masa perang yang menyatakan bahwa hanya cinta yang mampu mengatasi ujian waktu, Casablanca melakukan apa yang jarang dilakukan oleh kebanyakan film romantis: meninggalkan akhir bahagia yang "typical". Dan kami sangat bersyukur film ini memilih jalan tersebut.
10. Pride & Prejudice (2005)
Cinta tidak pernah sederhana dalam kisah karya Jane Austen. Dalam Pride & Prejudice, Mr. Darcy adalah seorang pria yang jatuh cinta pada Elizabeth Bennet, tetapi sulit untuk menyatakan perasaannya. Keira Knightley dan Matthew Macfadyen menjalankan peran mereka dengan sempurna sebagai wanita dan pria terhormat, dan dialog dalam film romansa arahan Joe Wright ini mungkin akan membuatmu merasa lemah di lutut.
11. In the Mood for Love (2000)
Berlatar di Hong Kong pada tahun 1960-an, drama periodik melankolis karya Wong Kar-wai ini seromantis sutra kostum yang penuh warna. Sebuah kisah cinta yang rumit, cerita ini mengikuti ketegangan seksual yang berkembang antara dua tetangga yang baru saja mengetahui bahwa pasangan mereka tidur bersama. Persahabatan mereka berkembang secara alami, tetapi tidak tanpa komplikasi. Sebelum mereka benar-benar membiarkan diri mereka jatuh cinta lagi, keduanya harus mencari cara untuk menghadapai pernikahan mereka masing-masing. Seperti halnya kisah cinta yang penuh gairah, film ini pun membutuhkan waktu untuk berkembang.
12. When Harry Met Sally (1989)
Bisakah pria dan wanita benar-benar hanya berteman? Itulah dilema yang diuji dalam rom-com karya Nora Ephron yang menjadikan Billy Crystal seorang superstar, Meg Ryan sebagai pahlawan wanita, dan Katz’s Deli sebagai lokasi legendaris New York City dari adegan orgasme palsu yang terkenal di seluruh dunia.
13. Titanic (1997)

Naik kapal dalam melodrama epik James Cameron tentang cinta di laut lepas. Meskipun film ini meraih banyak piala penghargaan, narasinya menyimpan takdir yang tidak secerah yang kita bayangkan. Terlepas dari perdebatan tentang "ruang ekstra" di pintu terapung besar itu, kami tetap menginginkannya seperti itu. Untuk Jack dan Rose, our hearts will go on.
14. The Best Man (1999)
Ajak teman untuk menonton drama pernikahan karya Malcolm D. Lee yang dibintangi oleh Taye Diggs, Sanaa Lathan, dan Morris Chestnut. Menjelang hari pernikahan, film ini berpindah antara garis waktu untuk mengungkapkan rahasia, hubungan singkat, dan perpecahan persahabatan yang melanda Harper (Diggs) dan teman-temannya. Tetapi, oh, chemistry antara Lathan dan Diggs.
15. Roman Holiday (1953)
Audrey Hepburn menjadikan Breakfast at Tiffany’s fenomena budaya pop, tetapi William Wyler-lah yang menjadikan makan siang, makan malam, dan berkendara dengan Vespa di Roma sebagai elemen budaya yang tak terlupakan. Filmnya, yang memenangkan tiga Oscar, membuka jalan bagi film-film Amerika yang syuting di Roma. Tapi kali ini, kita akan bicara soal romansa.
16. The Princess Bride (1987)
Seorang gadis petani cantik bernama Buttercup (Robin Wright) telah dipilih untuk menjadi istri Pangeran Humperdinck (Chris Sarandon) yang tidak disukai. Namun, ada satu masalah: Buttercup sudah jatuh cinta pada orang lain. Dulu, ia memberikan hatinya pada Westley (Cary Elwes), seorang buruh tani yang akhirnya dibunuh oleh seorang bajak laut di laut. Ketika Buttercup diculik oleh perampok, bajak laut yang sama itu berusaha menyelamatkannya. Petualangan pun hadir dalam film dongeng yang ramah keluarga ini.
17. Like Water for Chocolate (1993)

Memberikan makna baru pada cokelat panas, drama romantis karya Alfonso Arau ini berfokus pada seorang juru masak, di mana keinginannya dipadukan dalam masakannya, mengisi setiap orang yang menyantap hidangannya dengan emosi yang ia rasakan pada saat memasaknya. Sepertinya menjadi inspirasi untuk film Simply Irresistible yang dibintangi oleh Sarah Michelle Gellar, film Meksiko yang penuh keajaiban ini adalah sajian kelas A.
18. If Beale Street Could Talk (2018)
Berdasarkan cerita berjudul sama karya penulis James Baldwin dan dengan soundtrack yang sangat indah, film luar biasa arahan Barry Jenkins ini dibintangi oleh KiKi Layne dan Stephan James sebagai Tish dan Fonny, pasangan remaja yang terpisah ketika Fonny difitnah melakukan pemerkosaan oleh seorang polisi rasis.
19. Dirty Dancing (1987)
Seorang pria yang berani menentang ayahmu pasti sangat menggoda. Itulah yang dilakukan Johnny Castle, yang diperankan oleh Patrick Swayze, untuk hubungan lebih dari sekadar kenangan musim panasnya dengan Baby, yang diperankan oleh Jennifer Grey. Mereka bertemu di sebuah resor musim panas di Catskills, di mana Baby mengharapkan liburan yang tenang bersama orang tuanya sebelum bergabung dengan Peace Corps. Namun, rencana itu berubah ketika Johnny, seorang instruktur tari di kamp, mengajak Baby untuk membantunya melaksanakan pesta tari penutupan musim setelah rekan tariannya jatuh sakit. Meskipun ayah Baby melarangnya bertemu Johnny, Baby bertekad untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
20. Romeo + Juliet (1996)
Jika kenikmatan yang penuh kekerasan berakhir dengan kekerasan, maka kenikmatan romansa pun begitu. Dan hanya Baz Luhrmann yang bisa menghubungkan dua ujung spektrum itu di tengah untuk membentuk hati yang berdarah. Itulah yang dilakukan sutradara visioner ini dengan adaptasi Romeo + Juliet yang memikat pada tahun 1996, yang dibintangi oleh Leonardo DiCaprio dan Claire Danes.
21. Portrait of a Lady on Fire (2019)
Satu bahan yang sangat penting dalam kisah cinta yang sukses? Gairah. Dan gairah yang mendidih di bawah permukaan dalam romansa pemenang penghargaan karya Céline Sciamma ini benar-benar memanggil untuk dinyalakan. Sebuah meditasi tentang pembebasan melalui seni, narasi Portrait berkembang antara seorang seniman dari Brittany dan calon pengantin yang mempesona yang ia tugaskan untuk dilukis. Seperti yang sering di ucapkan: Amati, tapi jangan sentuh. Sentuh, tapi jangan rasakan.
22. Carol (2015)
Cate Blanchett dan Rooney Mara menghidupkan novel Patricia Highsmith tahun 1952, The Price of Salt, dengan luar biasa dalam film ini sebagai Carol, seorang wanita yang terjebak dalam pernikahan tanpa cinta, dan Therese, seorang pegawai toko yang membebaskannya. Gairah, romansa terlarang, dan odds yang menyayat hati, panggung sudah siap dalam karya Todd Haynes ini.
23. Desire (1936)
Ikon Hollywood lama Marlene Dietrich dan Gary Cooper bertukar ciuman hampir sepanjang film komedi romantis Frank Borzage tahun 1936 ini, yang berlatar di Spanyol. Ceritanya mengikuti pencuri permata Prancis dan seorang Amerika yang memegang erat mutiara-mutiara miliknya, dan kita harus katakan, tak ada yang lebih romantis daripada ciuman panjang ala zaman keemasan Hollywood tersebut.
24. Moonlight (2016)
Narasi triptych yang diceritakan selama beberapa dekade, Moonlight adalah banyak hal: Mengharukan, menggugah, dan tidak dapat disangkal, romantis. Meskipun jalan protagonis menuju akhir cerita penuh dengan tantangan, identitas, dan kebingungannya tentang seksualitas, Chiron karya Barry Jenkins tetap merasakan cinta dan romansa. Dan ketika itu terjadi, sangat mengharukan, sehingga kamu pasti akan membutuhkan tisu di dekatmu.
25. Monsoon Wedding (2001)

Pesta meriah di New Delhi ini, karya Mira Nair, menantang stereotip pernikahan tanpa cinta yang diatur, mengikuti pesta yang dihadiri oleh puluhan tamu undangan yang terbang masuk (dengan segala beban emosional mereka) untuk menyaksikan ikatan pernikahan antara pengantin pria dan wanita pilihan hatinya.
26. Moonstruck (1987)
Nicolas Cage berperan sebagai Ronny Cammareri, seorang pembuat roti yang hanya memiliki satu tangan dan jatuh cinta pada tunangan kakaknya dalam rom-com Italia-Amerika ini. Namun, bintang sejati adalah Cher sebagai Loretta, peran yang membuatnya meraih Oscar Aktris Terbaik. Itu dia, amore!
27. Eternal Sunshine of the Spotless Mind (2004)
Apakah hubungan ditakdirkan untuk gagal? Mungkin. Apakah mereka tetap layak diperjuangkan? Tentu. Ketika Joel (Jim Carrey) menjalani prosedur untuk menghapus kenangan tentang Clementine (Kate Winslet), ia dibanjiri dengan kenangan mereka bersama dan harus memutuskan apakah cinta lebih besar daripada rasa sakit.
28. Brokeback Mountain (2005)
Adaptasi meditatif Ang Lee tentang romansa terlarang yang berlangsung selama dua dekade antara dua cowboy di Amerika Barat menandai momen penting ketika sinema gay menjadi mainstream. Sebesar apapun terobosan ini, film ini tetap menjadi kisah cinta yang lembut dan tak terlupakan.
29. Atonement (2007)
Sebagian besar pemenang Oscar Joe Wright ini berfokus pada Briony, seorang penulis muda yang menebus kebohongan yang ia katakan ketika berusia 13 tahun, namun inti dari film tentang cinta dan masa perang ini terletak pada romansa antara Robby dan Cecilia. Ia, seorang anak dari seorang pelayan rumah tangga, dan ia, anak perempuan dari keluarga kaya. Keduanya terpisah oleh kebenaran dan fiksi, menghasilkan kerinduan yang begitu kuat hingga kita masih berharap ada akhir yang berbeda.
30. Sense and Sensibility (1995)

Ada banyak hal yang bisa dicintai dari adaptasi Ang Lee terhadap karya romantis klasik Jane Austen ini. Pemainnya: Kate Winslet dan Emma Thompson berperan sebagai saudara perempuan Marianne dan Elinore, yang sama-sama ingin menikah. Naskah: Emma berjuang keras untuk tetap setia pada kata-kata Jane. Dan, tentu saja, topi-topi bonnets. Begitu banyak bonnets.
31. Call Me By Your Name (2017)
Luca Guadagnino menghadirkan adaptasi sensori dari novel karya André Aciman yang berjudul sama, tentang cinta pertama seorang remaja berusia 17 tahun. Sebuah mimpi erotis di tengah musim panas, romansa Elio dan Oliver yang berkembang adalah pemandangan yang memukau untuk disaksikan, mulai dari lantai dansa hingga adegan buah peach yang terkenal.
32. His Girl Friday (1940)
Berdasarkan sebuah drama surat kabar tentang seorang jurnalis yang ingin keluar dari dunia jurnalistik, rom-com arahan sutradara Howard Hawks ini membuat perubahan sederhana namun signifikan pada narasi: Hildy sekarang adalah seorang wanita. Ditambah dengan Cary Grant dan Rosalind Russell, ini menjadi salah satu film pertukaran gender romantis terbaik sepanjang masa.
33. Circle of Friends (1995)
Seperti kita menikmati secangkir kopi yang nikmat bersama teman-teman di Central Perk, kita juga siap untuk segelas wiski Irlandia di sebuah bar di Dublin. Minnie Driver berperan sebagai Benny Hogan, seorang mahasiswa yang jatuh cinta dengan seorang pemain rugby tampan (Chris O'Donnell), dan langsung menuju patah hati.
34. Spring, Summer, Fall, Winter… and Spring (2003)
Sebuah kisah Buddha tentang cinta, nafsu, dan penebusan, cerita cinta Korea yang transenden ini mengeksplorasi proses pendewasaan seorang pemuda di sebuah kuil terapung yang terpencil. Karya fenomenal sutradara Kim Ki-duk ini meraih banyak penghargaan dan nominasi di festival-festival pada tahun 2003. Percayalah, dengan sedikit kesabaran, katharsis emosional yang Anda cari dalam genre ini tidak akan mengecewakan.
35. Singin’ in the Rain (1952)
Tahun 1920-an. Film bersuara mulai muncul, dan pekerjaan semua orang di studio film bisu Monumental Pictures terancam. Namun, satu-satunya hal yang kita pedulikan adalah vokal lembut dari Gene Kelly dan Debbie Reynolds, serta gerakan mulus yang ia tunjukkan padanya. Bersiaplah untuk jatuh cinta.
36. The Before Trilogy (1995, 2004, 2013)
Ethan Hawke dan Julie Delpy sebagai Jesse dan Celine membawa kita dari Wina ke Paris hingga Yunani, bukan melalui aksi, tetapi melalui renungan tentang cinta, nafsu, dan komitmen jangka panjang. Before Sunrise, Before Sunset, dan Before Midnight membentuk sebuah trilogi yang menggambarkan salah satu romansa paling cair dalam sejarah sinema.
37. Shakespeare in Love (1998)
Sutradara John Madden meraih Oscar untuk film ini, yang berfokus pada sosok di balik prosa, bukan prosa itu sendiri. Menggabungkan humor kontemporer dan komedi ala Shakespeare dalam sebuah karya yang menyenangkan dengan permainan kata dalam iambic pentameter, pengaruh abad ke-16, dan yang terpenting, romansa yang menggoda.
38. Crouching Tiger, Hidden Dragon (2000)
Terkadang, Anda memerlukan lebih dari sekadar bisikan mesra dan petualangan cinta, seperti kisah petualangan bela diri epik yang melawan hukum gravitasi. Film wuxia Ang Lee ini membawa aksi dari atap Beijing hingga puncak pohon bambu, sementara dua kisah cinta berlangsung di bawah.
39. A Star Is Born (2018)
Jarang sebuah reboot modern bisa mengungguli apa yang dilakukan Judy Garland atau Barbra Streisand sebelumnya, namun itulah yang terjadi pada A Star Is Born 2018. Karya sutradara Bradley Cooper ini menghidupkan kembali musikal abadi dengan cerita romansa yang memukau, didukung oleh penampilan luar biasa dari dirinya sendiri dan Lady Gaga. Dan keajaiban antara keduanya? Seperti petir dalam botol.
40. Raising Victor Vargas (2002)
Sebuah kisah cinta anti-Casanova yang berlatar di Lower East Side New York City, Raising Victor Vargas dirilis pada 2002 dengan banyak pujian kritis. Namun, dengan pemeran yang relatif belum terkenal dan produksi independen, film ini tidak mendapatkan perhatian besar di box office. Jadi kami memaafkan Anda jika baru sekarang mengenal Vic dan Judy, seorang pria yang ingin menjadi playboy dan gadis yang ia incar.
41. Weekend (2011)
Kisah satu malam dua orang asing yang mengubah hidup mereka selamanya dalam film pemenang penghargaan karya penulis/sutradara Andrew Haigh ini. Film ini mengeksplorasi kedekatan dan merupakan pencapaian penting dalam sinema gay.
42. About Time (2013)
Jika Anda bosan dengan cerita romansa yang formulaik, cobalah film Inggris yang melompati waktu ini yang dibintangi oleh Rachel McAdams dan Domhnall Gleeson, dari sutradara Love Actually Richard Curtis. Gleeson berperan sebagai pria yang mengetahui bahwa lemari pakaiannya memiliki kekuatan mesin waktu, dan ia menghabiskan film ini melompat bolak-balik sepanjang tahun untuk mencoba menyempurnakan hidupnya. Semuanya menjadi tontonan yang mendalam dan benar-benar romantis.
43. Brooklyn (2015)
Ada sesuatu yang istimewa tentang Brooklyn. Lingkungan di New York City ini telah lama menjadi latar belakang film-film romantis. Favorit kami? Film festival dari John Crowley ini, yang dibintangi Saoirse Ronan sebagai seorang imigran Irlandia yang jatuh cinta dengan seorang penggemar Dodgers.
44. Up (2009)
Dengan gaya khas Pixar, penonton sudah meneteskan air mata sebelum kisah benar-benar dimulai di Up. Dalam urutan pembukaan film ini, kita diperlihatkan perjalanan singkat melalui kisah romansa antara Carl dan Ellie. Dan meskipun Ellie keluar dari cerita dengan tiba-tiba, kehadirannya terasa sepanjang petualangan yang menghangatkan hati, hingga Paradise Falls, tempat yang selalu ia ingin tuju.
45. Ruby Sparks (2012)
Pasangan nyata Paul Dano dan Zoe Kazan berperan dalam film fantasi romantis ini, yang juga ditulis oleh Zoe. Terinspirasi oleh Pygmalion, cerita Kazan mengikuti seorang novelis yang mewujudkan karakter idealis menjadi nyata. Namun, Anda harus tahu: Ruby bukanlah gadis impian yang eksentrik, dan hal-hal akan segera menjadi gelap.
46. The Shape of Water (2017)
Cinta datang dalam segala bentuk dan ukuran, termasuk seorang wanita bisu dan monster ikan. Guillermo del Toro mungkin satu-satunya pembuat film yang bisa dipercaya untuk menyusun kisah romansa terlarang antara seorang petugas kebersihan perempuan dan makhluk yang terperangkap dengan insang, dan kami harus mengucapkan bravo.
47. Moulin Rouge! (2001)
Kilauan, kamera, dan kecantikan berpadu dalam film musikal penuh gaya yang merupakan bagian terakhir dari trilogi Red Curtain karya Baz Luhrmann. Berlatar Paris, film ini sepertinya memiliki anggaran tak terbatas untuk perhiasan, dengan Nicole Kidman sebagai courtesan berkilau dan Ewan McGregor sebagai penyair yang jatuh cinta padanya.
48. Her (2013)
Tidak peduli bagaimana Anda mendefinisikan inisial PDA, dalam drama romantis pribadi Spike Jonze ini, semuanya dibawa ke level yang baru. Joaquin Phoenix berperan sebagai seorang pria yang kesepian dan jatuh cinta dengan sistem operasi bernama Samantha. Kami berharap ada film pendamping romantis lainnya: Him.
49. The Fault in Our Stars (2014)
Cinta muda yang dipersulit oleh dua diagnosis kanker, terdengar seperti resep untuk drama yang terlalu manis. Namun, adaptasi Josh Boone dari novel terlaris John Green ini tidak begitu. Sebaliknya, film ini menggambarkan cinta yang tumbuh antara dua orang yang, setelah menemukan satu sama lain, hidup untuk setiap momen.
50. La La Land (2016)
Lalu lintas macet, penolakan casting, polusi, bukankah itu semua begitu romantis? Namun, benar-benar, surat cinta Damien Chazelle untuk film klasik masa lalu ini mempesona dengan nomor tari, interlude musik, dan chemistry yang menonjol antara Emma Stone dan Ryan Gosling.
51. The Half of It (2020)
Pada tahun 2020, sebuah film kejutan yang memadukan komedi, drama, dan romansa, merancang ulang cerita Cyrano de Bergerac untuk audiens modern. Dibintangi Leah Lewis sebagai Ellie, seorang remaja pemalu yang pandai merangkai kata-kata, film ini mengubah kisah cinta sekolah menjadi sebuah pencapaian yang diam-diam puitis dan sangat romantis.
52. The Photograph (2020)

Siapa yang tidak ingin menghabiskan malam bersama Issa Rae dan LaKeith Stanfield, melihat keduanya beradu kata dalam tenis verbal dan ciuman penuh gairah? Cerita karya Stella Meghie ini melompat antara masa lalu dan masa kini, berputar di sekitar sebuah foto yang ditemukan Mae setelah ibunya meninggal. Saat mencari jawaban, Mae bertemu Michael (Stanfield), dan romansa pun dimulai.
53. Ammonite (2020)
Meskipun Ammonite, sebuah kisah romansa periodik di tepi laut tentang dua wanita yang menyerah pada hasrat terlarang, memberi nuansa mirip dengan Portrait of a Lady on Fire, tak ada yang menolak gambar Kate Winslet. Pemain film Hollywood ini beradu peran dengan Saoirse Ronan, sebagai Mary Anning, pemburu fosil, sementara Ronan berperan sebagai Charlotte, istri yang berduka yang ditinggalkan suaminya untuk dirawat oleh Mary. Kedua wanita ini menggali harta arkeologi sembari menggali perasaan intim dan sensual terhadap satu sama lain.
54. To All the Boys Trilogy (2018-2021)
Selama tiga babak penuh cinta dan penyesalan, Lana Condor dan Noah Centineo menorehkan tempat yang tak terhapuskan di hati kita. Film-film yang diadaptasi dari novel Jenny Han ini mungkin tidak memperkenalkan narasi baru, tetapi apa yang dicapai secara keseluruhan sangat revolusioner: Trilogy ini tidak hanya menghadirkan pahlawan wanita Asia-Amerika yang jarang, tetapi juga mengguncang trope hubungan palsu dan memicu pengikut yang sebanding dengan Twilight.
55. Supernova (2020)
Stanley Tucci dan Colin Firth akan menghancurkan hati Anda seribu kali dalam Supernova karya Harry Macqueen yang meditatif dan penuh pemikiran. Pasangan ini, yang menunjukkan penampilan menakjubkan, akan membuat Anda merasakan begitu banyak cinta. Mereka berperan sebagai Tusker dan Sam, pasangan yang menghabiskan hari-hari terakhir mereka bersama, mengendarai mobil melintasi kota-kota Eropa yang diterangi matahari, mengunjungi teman-teman lama dan memastikan mereka menikmati setiap detik kebersamaan mereka.
56. In the Heights (2021)
Sueñito Lin-Manuel Miranda yang penuh warna memiliki banyak kisah cinta di dalam ceritanya yang penuh kegembiraan: Usnavi dan Vanessa, Benny dan Nina, Daniela dan Carla. Namun, yang benar-benar mengangkatnya ke status "terbesar" adalah kisah cinta sekunder yang mengalir melalui setiap ketukan, lirik, dan rutinitas tari di bawah matahari, penuh dengan cinta untuk lingkungan New York City yang menjadi judul film ini. Ini adalah romansa sempurna: yang Anda tahu tidak akan pernah mati.
57. Belfast (2021)
Caitriona Balfe dan Jamie Dornan menunjukkan chemistry yang terasa nyata sebagai pasangan yang hidup melalui gejolak yang mengubah selamanya Belfast di akhir 1960-an. Mencoba menjaga keluarga kelas pekerja mereka agar tidak retak, keduanya bergantung pada cinta mereka satu sama lain (lihat mereka berdansa perlahan di lagu Everlasting Love). Surat cinta Kenneth Branagh untuk kota kelahirannya, masa kecilnya, dan, tentu saja, Van Morrison, yang mendominasi soundtrack, terasa mengharukan sekaligus menginspirasi: Setelah Anda meninggalkan rumah, Anda tidak pernah bisa kembali. Tetapi setidaknya Anda tidak pernah melupakan dari mana Anda berasal.
58. Barb & Star Go to Vista Del Mar (2021)
Barb & Star adalah entri yang paling mengejutkan dalam daftar film romantis terbaik kami, tapi dengarkan dulu. Cinta sejati datang dalam berbagai bentuk, ukuran, dan gaya culottes. Dan itu termasuk dua sahabat wanita asal Midwest (Kristen Wiig dan Annie Mumolo) yang menemukan kembali cinta mereka satu sama lain dalam perjalanan gila-gilaan ke Florida yang cerah.
59. Dilwale Dulhania Le Jayenge (The Big-Hearted Will Take the Bride) (1995)
Tentu saja, Anda bisa memilih film Bollywood yang sangat menghibur seperti Slumdog Millionaire dan merasa cukup puas, tetapi kami ingin mendorong Anda untuk menggali lebih dalam ke dalam arsip streaming dan menonton permata India-Hindi ini. Seperti sebuah novel romantis sinematik yang penuh dengan keindahan alam, budaya, dan tradisi, film yang cerah ini berkembang saat dua kekasih yang terhalang takdir jatuh cinta di Swiss. Juga patut dicatat: Ini adalah film dengan penayangan terlama dalam sejarah perfilman India.
60. Paris Blues (1961)
Sidney Poitier, pria kulit hitam pertama yang memerankan peran utama romantis di film Hollywood, membuat sejarah dengan Paris Blues. Berlatar Paris tahun 1960-an, film musikal ini terbuai oleh pesona kota Prancis, irama syncopated jazz Louis Armstrong, dan nuansa cinta muda. Sidney beradu akting dengan Paul Newman sebagai ekspatriat Amerika yang jatuh cinta pada dua turis Amerika. Premisnya murni dan sederhana, sangat khas tahun 1960-an, tetapi coba untuk tidak jatuh cinta saat Sidney mengucapkan, “When I love you, I love you.”
61. An Affair to Remember
Terkenal sebagai inspirasi untuk film romantis 1993 Sleepless in Seattle, An Affair to Remember dibintangi oleh Cary Grant dan Deborah Kerr sebagai Nickie dan Terry, dua orang asing yang terlibat dalam situasi romantis yang mustahil. Setelah bertemu dan jatuh cinta dalam beberapa hari, mereka berdua sepakat untuk bertemu kembali beberapa bulan kemudian, di puncak Empire State Building, membuktikan bahwa mereka memang ditakdirkan untuk bersama. Tentu saja, rintangan datang, dan takdir pun yang akan menentukan hasil akhirnya.
62. Bones and All
Luca Guadagnino mengajak Anda untuk bergabung dalam perjalanan lintas negara ini yang juga merupakan kisah cinta kanibal yang tumbuh. Dibintangi oleh Timothée Chalamet dan Taylor Russell, film ini mengeksplorasi hubungan antara dua orang yang kesepian yang belajar untuk saling mencintai, mempercayai, dan mengungkapkan segala kekacauan diri mereka satu sama lain. Sebagai Lee dan Maren, pasangan ini berpindah dari satu negara bagian ke negara bagian lain, memakan orang-orang yang mereka anggap tak akan pernah hilang, dan semakin jatuh cinta setiap kali mereka menggigit daging. Meskipun mengerikan dan berdarah, film ini penuh dengan emosi dan romansa yang diharapkan dari pasangan yang pertama kali berciuman di rumah pemotongan.
63. Burning
Dua film dalam satu, thriller romantis dari sutradara Korea Selatan Lee Chang-dong ini dimulai seperti drama segitiga cinta: Seorang pria merindukan wanita yang tak akan pernah bisa lepas dari pasangannya yang kaya dan tampan. Lalu, film ini berbelok tajam. Sebuah twist yang membakar, memasuki wilayah ketertarikan fatal. Ini adalah tontonan yang mempesona yang menggambarkan sisi gelap dari keinginan dan amarah pria, dan memberi peran kepada Yoo Ah-in, Jeon Jong-seo, dan Steven Yeun untuk bersinar.
64. Crazy Rich Asians
Bukan bahwa Anda benar-benar membutuhkan alasan untuk menatap Henry Golding selama satu setengah jam selain hanya karena, tetapi adaptasi Jon M. Chu dari novel best-seller karya Kevin Kwan ini benar-benar memberi alasan untuk memandangi dengan penuh nafsu. Juga dibintangi Constance Wu, komedi romantis ini mengikuti dua tokoh utama yang menuju Singapura untuk menghadiri pernikahan mewah seorang teman. Di sinilah Rachel (Wu) mengetahui betapa dicintainya pacarnya yang kaya.
65. Cyrano
Romansa mengatasi segala urusan hati: termasuk menghancurkannya menjadi sebuah tumpukan. Begitulah dalam Cyrano, adaptasi kontemporer Joe Wright dari drama tahun 1897 karya Edmond Rostand, Cyrano de Bergerac. Anda akan meraih tisu saat kredit mulai bergulir. Peter Dinklage berperan sebagai sang penulis kata yang meminjamkan kosa katanya yang luar biasa kepada pelamar lain untuk merebut hati wanita yang ia cintai. Ini adalah pengorbanan terbesar yang berakhir dengan cara yang sangat tragis.
66. Don’t Let Me Drown
Dengan film seperti Remember Me, World Trade Center, dan Extremely Loud and Incredibly Close, tak jarang ada film yang mengeksplorasi tragedi mengerikan yang kini dikenal sebagai 9/11. Namun, permata indie ini dari Cruz Angeles mungkin belum Anda tonton. Film ini mengikuti kisah cinta antara dua remaja Latino, Lalo (E.J. Bonilla) dan Stefanie (Gleendilys Inoa), yang setelah serangan teroris, di tengah New York yang telah berubah selamanya, menemukan bahwa cinta adalah satu-satunya jalan maju.
67. I Carry You with Me
Debut fitur dari seorang pembuat film yang sudah terkenal dengan film dokumenternya yang menarik, termasuk Jesus Camp yang dinominasikan Oscar, Heidi Ewing, I Carry You with Me sebenarnya dimulai sebagai film dokumenter yang mengeksplorasi perjalanan pasangan sesama jenis asal Meksiko untuk mencintai secara bebas di Amerika Serikat. Berdasarkan pasangan nyata Iván dan Gerardo, yang diperankan oleh Armando Espitia dan Christian Vazquez, film ini, menurut Ewing, “epik dalam romantisme” dan “penuh dengan pengorbanan.” Dan kami pikir Anda akan setuju.
68. Love & Basketball
Sanaa Lathan dan Omar Epps mempertaruhkan segalanya dalam permainan satu lawan satu dalam roller coaster emosional Love & Basketball karya Gina Prince-Bythewood. Film ikonis ini mencakup banyak hal, menggambarkan romansa antara pemain basket elit Monica dan Quincy, dari pertama kali, hingga permainan kotor, hingga setiap tantangan di dalam dan di luar lapangan. Tentu saja, semua ini berujung dalam kontes intim, dengan Monica bermain untuk hati Quincy.
69. Love, Simon
Romansa korespondensi anonim bukanlah hal baru, film-film seperti You’ve Got Mail, 10 Things I Hate About You, dan Shakespeare in Love sudah menguasai subgenre ini. Tetapi ada sesuatu yang lebih istimewa tentang romansa coming-out Love, Simon karya Greg Berlanti tentang dua remaja gay yang masih bersembunyi. Dan bukan hanya karena ini adalah romansa queer. Melainkan, protagonis kita digambarkan sebagai pria biasa. Bukan karikatur, bukan stereotip, hanya seorang pria yang gay dan melalui masa remajanya seperti orang lain.
70. Of an Age
Betapa perubahan yang dibawa oleh satu hari. Dalam film kedua Goran Stolevski, seorang remaja penari ballroom amatir bernama Kol belajar secara langsung seberapa benar pernyataan ini. Sebuah kisah coming-out intim yang berlatar musim panas 1999 di Melbourne, Of an Age mengikuti Kol, remaja pemalu yang tidak dipahami, dan Adam, pria gay terbuka, yang memulai perjalanan mereka sebagai orang asing namun menjadi lebih dari teman selama satu hari perjalanan.
71. Past Lives
Ketika satu pintu tertutup... selalu ada kesempatan pintu itu akan terbuka kembali. Begitulah inti dari debut fitur brilian Celine Song, meskipun pada tingkat yang lebih mendalam dan penuh makna. Cerita ini milik Nora (Greta Lee), seorang imigran Korea yang pertemuannya kembali dengan teman masa kecil setelah 20 tahun menghasilkan salah satu kisah cinta yang paling lembut dan terstruktur dengan baik sejak Brief Encounter. Akan dirilis oleh A24, film ini saat ini sedang berkeliling festival, jadi siapkan diri Anda untuk terpesona pada bulan Mei.
72. Rust and Bone
Marion Cotillard dan Matthias Schoenaerts adalah Stéphanie dan Alain, dua jiwa yang hilang yang menemukan kenyamanan satu sama lain, terutama setelah Stéphanie mengalami kecelakaan mengerikan dengan ikan paus pembunuh yang ia latih. Film ini datang dari Jacques Audiard, sutradara A Prophet, sehingga ada elemen kekerasan yang bertentangan dengan cerita romantis yang menjadi inti film ini. Seperti cameo musik brilian dari lagu Katy Perry Firework, yang muncul dua kali dalam film ini.
73. Rye Lane
Jika ada satu klasifikasi film yang terus mendapatkan penyegaran, itu adalah komedi romantis. Namun, sutradara Raine Allen-Miller berhasil melampaui para penggarap genre ini dengan sentuhan segar, cerah, dan tak konvensional. Rye Lane, kisah feel-good dari South London yang mengikuti Yas (Vivian Oparah) dan Dom (David Jonsson) saat mereka menghadapi hubungan masa lalu dan membentuk yang baru dalam petualangan sehari, adalah kesempatan yang sama bagi para pemeran utama dua puluh tahunan ini seperti juga bagi penonton.
74. Slumdog Millionaire
Di bawah cahaya terang dan pengarahan frenzied Danny Boyle, Slumdog Millionaire tampil sebagai epik aksi mencolok tentang seorang pemuda dari kumuh India yang siap mendapatkan 20 juta rupee, namun di dalam intinya, film ini adalah kisah cinta. Dan itu adalah kisah cinta Jamal (Dev Patel) dan Latika (Freida Pinto). Saat Jamal melangkah di kuis, menyaring kenangannya hidup di jalan untuk menjawab setiap pertanyaan, ia semakin dekat dengan gadis yang ia cintai dan hilangkan.
75. The Big Sick
Cinta bukanlah cinta tanpa pengorbanan. Begitulah cara Anda mengetahui bahwa pasangan kehidupan nyata Emily Gordon dan Kumail Nanjiani adalah pasangan sejati. Menggunakan kisah cinta asal mereka untuk narasi The Big Sick karya Michael Showalter yang dinominasikan Oscar, mereka menciptakan salah satu kisah cinta yang paling asli, berbudaya, dan penuh benturan sepanjang masa. Intinya: Kumail dan Emily bertemu dan jatuh cinta, sebuah penyakit membuatnya koma, dan ia menunggu hingga ia bangun, semakin jatuh cinta dengan setiap detakan monitor jantungnya.
BACA JUGA:
15 Film Dokumenter di Netflix Terbaik, Wajib Anda Tonton!
(Penulis: DeAnna Janes dan Chelsey Sanchez; Artikel ini disadur dari Bazaar US; Alih bahasa: Hejira Rachmanto; Foto: Courtesy of BAZAAR US)