Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Jangan Jadi Sandwich Generation, Ini 6 Langkah Cepat untuk Kelola Keuangan Sehat Demi Gapai Kebebasan Finansial

Simak langkah-langkah ini agar kita mampu mengelola keuangan secara bijak demi masa depan

Jangan Jadi Sandwich Generation, Ini 6 Langkah Cepat untuk Kelola Keuangan Sehat Demi Gapai Kebebasan Finansial

Hantaman pandemi di beragam sektor terutama ekonomi masih amat terasa. Tidak terkecuali bagi sandwich generation, para milenial yang tak hanya berjuang mempertahankan hidupnya dan berusaha meraih impiannya, namun juga harus menghidupi orang tua atau keluarga lainnya. 


Demi menghentikan kondisi seperti ini di masa mendatang, sudah saatnya kita melek finansial dan bijak dalam mengelola keuangan. Tujuannya adalah untuk mencapai financial freedom atau kebebasan finansial. Kebebasan finansial diartikan sebagai kondisi yang memungkinkan Anda tetap memiliki pendapatan meski sudah tidak bekerja secara aktif dan passive income ini dapat menopang kebutuhan gaya hidup. Selain bebas dari utang, kebebasan finansial juga mencakup investasi dan terproteksi dalam hal keuangan dari risiko yang akan terjadi.


Di sini kami telah merangkum enam cara untuk meraih kebebasan finansial. Mari kita lihat bersama, apakah Anda sudah mulai menerapkannya?


1. Mengenali kondisi keuangan

Bukan hanya soal tubuh dan pikiran, kondisi keuangan sendiri pun wajib diperhatikan. Apakah keuangan Anda saat ini masih dalam neraca yang sehat? Untuk mengetahuinya, kita harus memahami tentang rasio keuangan dan rajin mengevaluasi kesehatan kantong. Caranya dengan membuat catatan harta dan utang serta penghasilan dan pengeluaran. 

Perlu dicatat bahwa ada batasan perbandingan antara pemasukan dan pengeluaran pada rasio keuangan yang sehat. 

  • Pertama, besar simpanan yang harus Anda siapkan jumlahnya setara dengan enam hingga 12 bulan total pengeluaran per bulannya.
  • Kedua, rasio cicilan hutang tidak melebihi dari 30 persen penghasilan.
  • Terakhir, rasio tabungan yang sehat paling sedikit adalah 20 persen dari penghasilan rutin. 

Let’s check, sudahkah Anda memenuhi semua poinnya?


2. Menetapkan tujuan keuangan

Memiliki rumah, mempunyai dana untuk berlibur, bebas utang, dan memiliki dana pensiun yang mencukupi adalah beberapa contoh tujuan keuangan. Benar, dapat dikatakan bahwa pada dasarnya kita menetapkan tujuan keuangan sebagai cara untuk memenuhi impian. Oleh karenanya, kita perlu mempersiapkan dana dalam jangka waktu tertentu termasuk memperhitungkan arus pemasukan dan pengeluaran. 

Mengelola keuangan seperti ini dapat dilakukan dengan cara membuat skala prioritas. Rumus mudah yang bisa diterapkan adalah membaginya dalam angka 40-30-20-10 dengan perhitungan:

  • 40 persen masuk ke porsi kebutuhan sehari-hari
  • 30 persen untuk kebutuhan hutang
  • 20 persen sebagai bekal menabung dan investasi
  • 10 persen untuk kebutuhan sosial.

3. Pengelolaan utang

Apa yang terbesit di pikiran Anda ketika mendengar kata utang? Kata tersebut kerap memiliki konotasi yang negatif dan kita diajarkan untuk menghindarinya. Berbicara lebih lanjut, perlu diketahui bahwa utang sebenarnya terbagi menjadi dua yakni utang baik dan utang buruk. 


Utang yang baik diartikan sebagai pinjaman yang produktif dan bisa menghasilkan keuntungan, misalnya digunakan untuk modal usaha atau bisnis dan investasi. Sedangkan utang buruk adalah pinjaman yang digunakan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan gaya atau membeli barang-barang yang di kemudian hari nilainya terus turun. 


Pengelolaan utang bukan sekadar menghitung berapa besar jumlah kebutuhan, tetapi Anda pun dapat mengubah utang buruk menjadi utang produktif bila cermat melihat peluang. Investasi rumah, tas mewah atau benda-benda koleksi adalah sebagian contohnya.


4. Mempersiapkan dana darurat dan jangan pernah menyentuhnya 

Survei dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menilai bahwa 46 persen penduduk Indonesia tidak siap menghadapi krisis ekonomi. Salah satu penyebabnya adalah karena dana daruratnya hanya cukup untuk bertahan selama satu minggu. Padahal dana darurat ini seharusnya tersedia sejumlah enam kali pengeluaran per bulan.


Seperti namanya, dana darurat adalah simpanan yang tersedia dan sewaktu-waktu bisa digunakan saat keadaan mendesak dan tak terduga seperti kecelakaan atau bencana. Dana darurat bisa disimpan dalam bentuk tabungan jangka pendek yang sifatnya fleksibel. Karena dana darurat tidak seharusnya diambil sesuka hati, alangkah baiknya bila Anda memiliki rekening tersendiri yang tidak tersentuh sedikit pun.


5. Mempersiapkan tabungan, investasi, dan asuransi

Saat ini kita berada di masa ketidakpastian sehingga muncul kekhawatiran jika nanti kita terdampak secara finansial. Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan kondisi keuangan dengan menabung, investasi, dan asurasi.

Berbicara tentang investasi, aktivitas ini sendiri sebenarnya memiliki banyak manfaat, di antaranya untuk memenuhi kebutuhan mendatang, menciptakan aset aktif, dan dapat membantu melawan inflasi.


Berinvestasi juga merupakan cara seseorang untuk mencapai tujuan keuangan. Setelah menentukan tujuan dalam memulai investasi, Anda benar-benar perlu memahami profil risiko Anda. Selanjutnya, pilihlah instrumen investasi yang sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan Anda.


Bank BRI menyediakan instrumen produk yang memahami kebutuhan finansial nasabah berupa produk investasi, proteksi yang bekerja sama dengan manager investasi, asuradur maupun sekuritas yang terpercaya dan berpengalaman. Produk investasinya antara lain berupa Reksadana, Obligasi Negara Ritel (ORI), Sukuk Negara Ritel (SR), Saving Bond Ritel (SBR), Sukuk Tabungan, SBN yang di ritelkan, dan BRIFINE yang merupakan investasi rencana pensiun BRI. Sementara di sisi asuransi, BRI juga menawarkan produk bancassurance untuk memenuhi kebutuhan finansial jangka panjang berupa produk asuransi kesehatan, asuransi berjangka, dan mengoptimalkan dana investasi sekaligus perlindungan diri. BRI sebagai lembaga keuangan terpercaya  pun memiliki financial advisor yang kompeten, berpengalaman, dan tersertifikasi untuk pengaturan kondisi keuangan.


6. Mencari sumber pendapatan lain

Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa memiliki lebih dari satu pos penghasilan adalah cara yang harus dipertimbangkan untuk dapat bertahan hidup. Selain mengandalkan gaji, investasi, atau saham, Anda bisa memperoleh passive income dengan beragam cara seperti membuat konten media sosial, menjadi penulis lepas, atau membuka usaha sembari mengasah hobi.


Selamat mencoba, semoga tips keuangan dari kami mampu memperbaiki kondisi keuangan Anda sejak dini.

Foto courtesy of: BRI dan 123rf