Memiliki rencana awal untuk ditayangkan secara langsung, Virgil Abloh selaku Men's Artistic Director mengubah fashion show Louis Vuitton menjadi film pendek tanpa kehadiran tamu. Hal ini dilakukan mengingat adanya pembatasan berkelanjutan untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19 di Paris. Walaupun koleksi dipresentasikan dalam bentuk film pendek, hasil karya kreatif pria berusia 40 tahun itu memang tak pernah mengecewakan para pencinta mode.
Unsur budaya Afrika begitu kental pada koleksi yang bertajuk"Ebonics / Snake Oil / The Black Box / Mirror, Mirror”. Virgil yang berdarah Amerika-Afrika ini ingin merayakan budaya asal nenek moyangnya. Kente, baju tradisional Afrika, menjadi salah satu inspirasi desain. Ia juga menampilkan sisi artistik melalui visual beragam.
Show dimulai dengan sebuah film bertajuk Peculiar Contrast, Perfect Light. Kemudian beberapa ruangan terlihat layaknya di lereng bukit bersalju di Swiss yang memberikan tampilan segar dengan membawa suasana dingin kepada penonton. Tak lama setelah itu, terlihat Saul Williams berbalut pakaian formal berwarna hitam pekat terbaru dari koleksi Louis Vuitton sambil menenteng jinjingan tas trunk monogram ikonis yang menjadi pusat perhatian dalam koleksi tersebut. Pemandangan kembali berubah menjadi ruangan yang diterangi cahaya seperti di Tennis Club de Paris dengan struktur marmer hijau yang membagi ruang tersebut menjadi bilik-bilik kecil yang indah.
Selain visual yang mencuri perhatian, terdengar narasi sebagai latar pergelaran yang disampaikan oleh Saul Williams dan Kai Isiah Jamal: "As Black people, and as trans people, and as marginalized people, the world is here for our taking, for it takes so much from us.” Kemudian pertunjukan ditutup dengan penampilan rapper, Yasiin Bey, atau yang lebih dikenal dengan nama panggungnya, Mos Def.
(Penulis: Nursifaa Azzara; Foto courtesy of Louis Vuitton)