Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Simak Koleksi Terbaik Couture Week Spring 2020

Tiada hari tanpa kejutan selama Couture Week sedang berlangsung, berikut ulasannya.

Simak Koleksi Terbaik Couture Week Spring 2020

Couture Week Spring 2020 baru saja rampung dan seperti halnya sepotong busana adibusana yang penuh intrik, kompleks, dan dramatis, couture week kali ini juga menyajikan banyak hal mengejutkan.

Hal tak terduga itu datang dari berbagai sisi yang tentunya dari koleksi-koleksi rumah mode yang melansir busana yang belum pernah kita lihat sebelumnya hingga berita desainer legendaris Jean Paul Gaultier yang menyajikan koleksi dengan desain over the top untuk terakhir kalinya di atas panggung runway. Presentasinya pun kemudian dihadiri oleh banyak bintang serta model-model yang selama ini setia berjalan untuk koleksinya serta diiringi dengan tangisan para penggemarnya yang kaget akan keputusannya untuk mundur dari pekan mode. 



Selain Jean Paul Gaultier, Pierpaolo Piccioli kembali menyajikan sebuah pergelaran dengan spektrum warna yang tiada dua serta desain yang penuh magis untuk koleksi Spring 2020 Couture rumah mode Valentino. Yang kemudian diikuti dengan Giambatistta Valli yang memilih untuk menampilkan karyanya kali ini lewat ekshibisi dibandingkan dengan menggelar sebuah presentasi.



Berikut ulasan Couture Week Spring 2020 selengkapnya. 


1. Schiaparelli


Ketika berbicara tentang rumah mode Schiaparelli, imaji sederetan busana dengan desain yang memiliki visual tajam, magis, serta tak terduga langsung datang di dalam pikiran. Konsep surealis yang telah lama diusung oleh rumah mode ini akan membawa siapapun yang melihat koleksi mereka ke alam lain dimana setiap individu yang muncul mengenakan busana dengan siluet jukstaposisi, revolusioner serta kaya akan imbuhan sesuatu yang tak terduga layaknya lukisan karya Salvador Dali. 



Rumah mode yang kini dikepalai oleh Daniel Roseberry ini, melahirkan sebuah koleksi untuk musim spring 2020 yang didominasi oleh warna gelap seperti hitam, coklat tua, hingga biru tua. Kali ini, unsur tailored serta unsur maskulin lebih ditekankan olehnya. Terinspirasi dari cara berpakaian Elsa Schiaparelli sebagai pendiri rumah mode ini, Daniel ingin menonjolkan konsep berpakaian day to night yang mana pakaian tersebut dapat dikenakan di siang hari hingga malam hari. Tak hanya itu, Ia juga memberikan opsi untuk para wanita yang biasa bepergian di tengah malam dengan sederetan gaun ala tahun 80-an yang rebel dan elegan.


2. Iris Van Herpen


Iris Van Herpen adalah sosok desainer dengan kemampuan teknis dan talenta yang tak perlu dipungkiri. Hampir setiap koleksinya di pekan mode adibusana selalu menakjubkan dan tak pernah Anda lihat dimanapun sebelumnya.



Desainer yang mengambil inspirasi dari alam semesta seperti bulu, fosil, sel pohon, hingga deburan ombak ini kembali membuktikan sisi artistik di dalam dirinya lewat koleksi yang apik. Keinginannya untuk 'menghidupkan' busana kali ini, ia aplikasikan dengan sederetan gaun yang melambai seiring dengan setiap gerakan yang diperbuat oleh sang pemakai. Warna biru, merah, dan hitam kemudian ia dapuk sebagai warna utama di koleksinya kali ini.

Koleksi bertajuk Sensory Seas ini bahkan memiliki sebuah gaun yang terinspirasi dari bentuk nervous system yang merupakan bagian dari anatomi otak manusia. 


3. Christian Dior


Kecintaan Maria Grazia Chiuri selaku direktur kreatif rumah mode Dior terhadap konsep kecantikan yang ethereal dan energi feminin kembali diinjeksikan di koleksi rancangannya. Untuk Spring 2020 Couture, Maria Grazia mengambil inspirasi dari patung-patung yang ia lihat di Roma. Patung dewi-dewi yang feminin nan tangguh yang ia lihat untuk kemudian ia tuangkan di atas pakaian rancangannya.



Warna-warna metalik seperti bronze, metalik, dan emas mendominasi koleksi ini. Siluet fringe, aksen knot yang digabungkan dengan satu sisi dan sisi lainnya, lalu aksen drapery yang klasik juga muncul di koleksi ini. Maria yang memeluk prinsip feminis kemudian mengakhiri pergelarannya dengan sebuah pertanyaan "What If Women Ruled the World?".


4. Giambattista Valli



Demi menghindari pemikiran yang terlalu eksklusif yang biasa dijadikan stereotype terhadap fashion, desainer Giambattista Valli memilih untuk memproyeksikan koleksi Couture Spring 2020 melalui sebuah ekshibisi yang dibuka untuk publik.

Giambattista yang mahir dalam permainan warna-warna yang eksentrik, volume, membuat karya-karyanya mengandung unsur artistik yang sangat dalam membuat seluruh karyanya tetap dapat mengundang decak kagum meskipun tidak ditampilkan dalam format fashion show. Memperingati era kejayaan Richard Avedon dan Irving Penn, unsur bulu, cape, drape, siluet balon, serta ekor gaun yang memanjang menginjeksikan aliran busana yang klasik dan vintage dengan efek drama.


5. Chanel


Di koleksi Chanel Couture Spring 2020, aliran desain yang subtil lebih ditonjolkan oleh sang direktur kreatif, Virginie Viard. Terinspirasi dari masa kecil Coco Chanel yang sempat dihabiskan di biara, menginspirasi Virginie untuk meluncurkan koleksi yang diwarnai oleh warna hitam, putih, krem, abu-abu yang bersahaja.



Koleksi yang cukup light untuk adibusana ini, dikemas dalam formasi yang lebih menyuarakan energi musim panas lewat ansambel yang terdiri oleh shift dress, rok yang berhenti di bagian lutut untuk kemudian dipadankan dengan sepasang stocking, yang seluruhnya tampak seperti 'seragam'. Bentuk leher collared, blus dengan siluet klasik menyebarkan aura old fashion di panggung runway Chanel Couture 2020. 


6. Givenchy


Setelah sempat menghadirkan koleksi yang sedikit 'lemah' di musim yang lalu, direktur kreatif rumah mode Givenchy, Clare Waight Keller menebus koleksi sebelumnya lewat koleksi adibusananya yang ekstravaganza.



Dengan mengusung inspirasi dari tulisan penulis Inggris, Virginia Woolf, koleksi ini menggambarkan sosok wanita Inggris yang romantis, tangguh, dan sedikit dingin. Koleksi yang tetap memiliki DNA karya Clare yang memiliki sisi maskulin ini, merupakan buah hasil dari perjalanan Clare saat kembali melakukan napak tilas ke arsip milik Hubert De Givenchy. Karya-karya Hubert saat era Audrey Hepburn berjaya sebagai aktris, diperbarui Clare dalam bentuk siluet tailoring yang bersih, siluet bulat yang merupakan inovasi Hubert saat masih berkarya, untuk kemudian dikemas dalam bentuk maksimal yang artistik. Untuk menutup pergelarannya, Clare mengirim model Kaia Gerber ke atas panggung dalam balutan gaun pernikahan yang dipadankan dengan modifikasi veil yang kontemporer dalam ukuran yang sangat besar.


7. Maison Margiela


Jika biasanya John Galliano lebih mengedepankan koleksi dengan injeksi punk atau elemen pemberontak, kali ini ia lebih memilih aliran desain yang lebih playful serta ramah lingkungan.



Ya, ia mengadopsi konsep sustainability dengan menggunakan material upcycle untuk kemudian ia modifikasi dan gabungkan menjadi sebuah ansambel adibusana yang baru. Mantel oversized, jumpsuit yang dibentuk dalam format jaring-jaring, column dress mewarnai koleksinya yang kali ini tidak ia buat menggunakan jahitan penuh intrik melainkan dengan jahitan yang cukup mudah untuk ditiru. Demi menyampaikan pesannya untuk generasi muda yang ingin mencoba langkahnya.


8. Valentino


Bukan Pierpaolo namanya jika ia tidak terus menggali siluet-siluet baru serta perkawinan warna yang tak biasa. Di koleksi Couture Spring 2020 Valentino, Pierpaolo yang kini terkenal akan bakatnya dalam menciptakan gaun bervolume serta berstruktur, saat ini banyak menelurkan karya dengan siluet peplum, pencil, ruffles, dan celana panjang berwarna hitam. 



Meski begitu bukan berarti ia meninggalkan potongan gaun-gaun ball gown yang dramatis, spektrum warna merah muda, merah, putih, dipilihnya untuk merepresentasikan bagian gaun di koleksi yang ditutup oleh sebuah gaun berhiaskan bulu sebagai fokus utama. 


9. Viktor & Rolf


Konsep sustainability sudah semakin marak di panggung Couture, mengusung tema patchwork duo Viktor Horsting dan Rolf Snoeren menggunakan sisa-sisa bahan yang mereka miliki untuk kemudian diubah menjadi sebuah busana adibusana. Gerakan revolusioner yang mereka lakukan diterapkan secara brilian lewat gaun-gaun yang berhiaskan motif patchwork namun tetap menyatu dengan selaras.



Model-model yang turun ke panggung kemudian mengenakan riasan wajah berhiaskan tato yang merupakan ciri khas duo desainer ini yang kerap memilih infusi jenaka di setiap pergelaran koleksi mereka. Aura muda terasa lebih kuat di koleksi yang didominasi warna pastel ini. Siluet loose, bahan renda, serta ruffles juga menguasai koleksi Spring 2020 Couture keduanya yang bergenre maximalist.


10. Jean Paul Gaultier


Jean Paul Gaultier yang memutuskan untuk mengakhiri karier yang sudah ia tempuh selama 50 tahun lamanya, membuat pergelaran Couture Spring 2020-nya kali ini adalah bentuk perpisahannya dengan industri mode.

Gaultier yang selalu menghadirkan penampilan apik, tentu tak main-main saat menggelar show terakhirnya. Dengan mempersembahkan 200 looks, show ini juga dihadiri oleh seluruh desainer yang pernah bekerja bersamanya seperti Nicolas Ghesquière, Viktor Horsting dan Rolf Snoeren, Isabel Marant, Christian Louboutin, Paco Rabanne’s Julien Dossena, Mary Katrantzou, Christian Lacroix, Dries Van Noten. 



Dalam rangka memperingati perjalanan awalnya sebagai desainer yang mana ia belum memiliki banyak modal, Jean Paul mengusung konsep upcycle untuk pergelaran couture terakhirnya. Berbagai bahan yang tak terpakai, ia satukan kembali menjadi busana yang baru. Digelar di Théâtre du Châtelet, pergelaran ini akan menjadi momen historikal industri fashion yang perlu diingat selamanya.




(Foto: Courtesy of Instagram.com/@schiaparelli, @irisvanherpen, @dior, @giambattistavalliparis, @chanelofficial, @givenchyofficial, @maisonmargiela, @maisonvalentino, @jpgaultierofficial & @viktorandrolf)