Jangan anggap remeh emosi Anda yang kerap naik dan turun secara cepat, karena bisa saja hal tersebut menjadi tanda kelainan jiwa. Simak pembincangan Bazaar dengan ahli psikolog berikut ini.
Apakah Anda pernah menuliskan tajuk 'Mood Swinger' sebagai deskripsi personality di dalam profil atau biography pada media sosial? Jika iya, Anda harus waspada, karena menurut Rosdiana Setyaningrum sebagai seorang psikolog, dalam ilmu psikologi disebutkan bahwa mood swing atau perubahan emosi secara ekstrem, merupakan bibit awal dari terbentuknya bipolar. "Itu sifatnya depresif dan maniak, apabila tidak dijaga atau diubah bisa menjadi penyakit kejiwaan. Jadi janganlah Anda bangga menyandang status mood swing, karena itu merupakan gejala bipolar," terang Rosdiana kepada Bazaar. Sebenarnya banyak pemicu seseorang bisa menjadi bipolar, misalnya seperti Robin Williams yang dulunya alkoholik kemudian perlahan semakin parah hingga ke masalah kejiwaan, depresi, lalu berakhir dengan suicidal.
Memang sifat tempramental dan moody dapat dikategorikan sebagai individu yang kurang dewasa, apalagi marah-marah bukanlah solusi baik guna menyelesaikan masalah. "Kadang orang di sekitar si 'mood swinger' tersebut akan mengalah daripada timbul masalah lebih besar. Padahal tindakan tersebut jadi tidak baik bagi si 'mood swinger' karena ia akan berpikir jika dengan marah maka masalah akan tuntas, dan jadilah sebuah kebiasaan," jelas Rosdiana lagi. Baiknya mulai sekarang Anda mulai mengontrol emosi, dan hidup lebih baik melalui menjaga jiwa secara spiritual atau mengikuti yoga.
(Erica Arifianda; Foto: Gromovataya/ iStock/Thinkstock)