Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Rupanya Inspirasi Sivia Membuat Karya Lagu datang dari Pengalaman Pribadi

Sang dara muda ini berbagi segudang kisah pribadinya kepada Dave Hendrik di seri Brunch with Dave Hendrik.

Rupanya Inspirasi Sivia Membuat Karya Lagu datang dari Pengalaman Pribadi
(Foto: Hadi Cahyono for Harper's Bazaar Indonesia)

Setelah sebelumnya mengundang sosok penyanyi kawakan, mulai dari Krisdayanti, Titi DJ, Ruth Sahanaya, hingga Rossa yang terbaru, pewara Dave Hendrik dalam acara miliknya bertajuk Brunch with Dave Hendrik kembali mengundang sosok penyanyi Tanah Air, Sivia Aziza untuk berbincang-bincang seputar caranya merayakan perjalanan hidup, yang juga termasuk karier dan kehidupan pribadinya. 

Untuk mengetahui perbincangan seru antara Dave dan Sivia yang kebetulan juga dipilih sebagai digital cover untuk situs Harper's Bazaar.co.id mari simak kisahnya di bawah ini:

“Apa yang terjadi di proses itu? Tadi kan Sivia bilang ada rasa insecure, rasa takut, menimbang bikin lagu sendiri atau minta tolong sama orang sampai akhirnya rilis lah lagu Love Spells? Love Spells itu 2020 ya rupanya tadi aku lihat di Spotify,” Dave kembali bertanya.

“Iya 2020. Kalau single pertamanya sekali, New York itu memang ada di album Love Spells di September 2019,” Sivia menerangkan.

“Oke, apa yang terjadi dalam rentang perjalanan itu hingga akhirnya Sivia memutuskan untuk… karena Love Spells itu semua aku bikin sendiri kan?” tanya Dave.

Sivia pun membenarkan bahwa seluruh karya di album Love Spells adalah hasil karyanya sendiri.

“Oke sehingga akhirnya menemukan tuh ilhamnya untuk bikin lagu sendiri gitu?” 

“Itu awalnya yang akhirnya aku seperti oke, gue bikin lagu sendiri deh, karena awalnya kan tidak percaya diri sekali om Dave untuk bikin lirik, karena aku kan orangnya guyon, terus aku tidak terbayang bagaimana tuh caranya bikin lirik yang serius yang bisa membuat orang lain mengerti juga. Aku selalu berpikir seperti itu, tapi akhirnya aku berpikir oh bisa ya ternyata aku menerima perasaan yang sedang aku rasakan, yang aku miliki pada saat itu. Jadi lagu pertama yang aku tulis adalah karena patah hati,” cerita dara kelahiran tahun 1997 ini.

Oh, jadi cerita klasik ya, kalau para seniman karya-karya terbaiknya itu lahir ketika mereka sedang broken hearted,” ungkap Dave sambil tertawa.

Mendengar pernyataan Dave, Sivia pun mantap menyetujui hal tersebut, “Benar! Tapi itu beneran nyata adanya. Aku menulis lagu benar-benar 15 menit itu bisa walaupun memang akhirnya nanti aku revisi lagi tapi kan base-nya itu sudah ada, aku buat sendiri,” bagi Sivia.

“Oke, was it your first broken heart?” tanya Dave (yang mungkin) mewakili pertanyaan para fans setia Sivia di luar sana.

Dengan ekspresi malu-malu, Sivia pun akhirnya menjawab, “Iya deh,” sambil tertawa lepas.

“Itu untuk lagu yang mana sih?” tanya Dave penasaran.

“Itu yang pertama kali sekali, yang Storm,” jawab Sivia.

Melanjutkan fakta baru yang ditemukan Dave mengenai inspirasi lahirnya karya-karya milik Sivia adalah berasal dari pengalaman pribadi, tepatnya ketika ia mengalami putus cinta, Dave pun kembali bertanya apakah sosok si “dia” tahu bahwa ia telah menjadi inspirasi di balik karya-karya Sivia, “Nah, yang aku juga ingin tahu apakah orang itu tahu bahwa peristiwa kalian itu menjadi sebuah karya? Did he know?” 

Oh iya, tahu, tahu sekali, tapi aku juga maksudnya tidak yang bagaimana-bagaimana, maksudnya ya sudah biarin dia tahu karena itu menurutku itu salah satu bentuk proses aku jadi ya sudah, embrace saja,” ungkapnya.  

Nantikan video perbincangan lengkap Dave Hendrik bersama dengan Sivia dalam episode Brunch with Dave Hendrik yang akan tayang segera di kanal YouTube Harper's Bazaar Indonesia.

Baca juga:

Begini Perjalanan Sivia untuk "Merdeka" dari Rasa Insecurity

Ini Alasan Sivia Selalu Pakai Hijab Berwarna Hitam & Cara Ia Memadupadankan Busananya 

Proses Sivia Merayakan Perjalanan Hidupnya

Portofolio ini:
Foto: Hadi Cahyono
Editor Fashion: Michael Pondaag
Editor: Sabrina Sulaiman & Erica Arifianda
Makeup: Angelika Samara
Hijab stylist: Rida Tantri
Retoucher: Raghamanyu Herlambang
Stylist assistant: Banni Raihan Dipo