Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Ternyata Alasan Cinta Laura di Amerika selama 8 Tahun adalah untuk Melarikan diri dari Masalah Ini

"Forgiving is not for the people who hurt you, tetapi untuk diri kita sendiri karena kita punya hak untuk bahagia," ujar Cinta.

Ternyata Alasan Cinta Laura di Amerika selama 8 Tahun adalah untuk Melarikan diri dari Masalah Ini
(Foto: Courtesy of Instagram @claurakiehl)

Masih dalam semarak mendedikasikan episode Brunch with Dave Hendrik di sepanjang bulan Maret untuk industri perfilman Indonesia, tamu Brunch with Dave Hendrik minggu ini adalah salah satu sosok sineas Tanah Air yang juga selama ini dikenal vokal menyuarakan aspirasinya untuk membela hak-hak wanita, Cinta Laura Kiehl. 

Dengan topik pembahasan "Perempuan Lawan Bullying", simak perbincangan seru dan inspirati Dave Hendrik dan Cinta di bawah ini:

Bicara tentang perundungandi di dunia hiburan, Cinta Laura teringat dengan masalah dirinya kerap diolok sejak usia 12 tahun oleh masyarakat karena gaya bicaranya. Menurutnya hal itu memberi dampak yang cukup parah terhadap pembentukkan dirinya. "Orang tidak tahu jika aku kan lahir dan besar bukan di Indonesia, oleh karena itu aku aku tidak lancar berbahasa Indonesia," cerita Cinta.

Ya, rupanya efek itu membuat keperihan yang mendalam bagi Cinta, sampai akhirnya ia berhasil melegakan semuanya di tahun 2020 lalu.

What happened in 2020?

“Mungkin ya apalagi di awal pandemi ya, kita semua waktu itu punya banyak sekali waktu untuk introspeksi dan bengong di rumah,” buka Cinta.

Mendengar pernyataan Cinta, Dave pun sontak setuju dengan apa yang dikatakan oleh Cinta. “Ya, we talked more to ourselves”

Exactly. So, kalau tidak salah mungkin di summer, di bulan Juni/Juli, tidak tahu bagaimana tiba-tiba aku berpikir kepada diriku sendiri, what have I done to my life, why am I so unhappy? Why am I so uncomfortable dan mungkin Tuhan indirectly bicara kepada aku dan aku sadar bahwa mengapa aku 8 tahun di Amerika, ya memang untuk sekolah, dan ya memang untuk meniti karier di LA, di Hollywood.

Tapi aku sadar sekarang bahwa selama 8 tahun aku di Amerika ternyata I was running away from the anxiety, and the resentment toward those who hurt me in Indonesia, dan itu membuat aku sadar bahwa aku tidak bisa menjadi versi terbaik dari diri aku sendiri karena terlalu banyak kemarahan dalam hati aku yang belum aku let go. Secara mental aku sudah let go, tapi I realize my heart hasn’t let go. Dan tidak tahu bagaimana di situ aku sadar bahwa forgiving is not for the people who hurt you, kita memaafkan bukan untuk orang-orang yang sudah menyakiti kita, kita memaafkan untuk diri kita sendiri karena kita punya hak untuk bahagia, dan satu-satunya kita bisa bahagia dan melakukan semuanya dengan passion dan hati yang terbuka adalah dengan meninggalkan semua rasa sakit dan kemarahan di masa lalu kita, cause if we bring with us to the present and to the future, we can’t grow and we can’t change and transform, dan aku rasa this was the answer from God karena dari aku bisa memaafkan, lahirlah Surat dari Cinta, platform bullying aku dan lahirlah Puella yaitu Bicara Cinta di mana aku ingin mengedukasi anak-anak muda, so selama 8 tahun sepertinya aku terlalu banyak memikirkan how can I do better? How can I be more successful? How can I inspire more? But I realized it’s not about me, aku harus merubah kata “I” ke “How can we?” dan di situ aku menjadi orang yang jauh lebih bahagia, dan dari situ aku mikir, how can I help others and not how can I be more successful? How can I raise others with me? How can I empower others so that they can be better that me.

Dan cara berpikir yang dulu lebih self-centered sekarang jauh lebih memperdulikan komunitas dan bagaimana aku bisa membantu anak-anak muda supaya mereka bisa menjadi generasi yang lebih membanggakan lagi itu adalah concern aku yang lebih penting and my passion right now is trying to help people who are victim to sexual abuse, and also bullying karena ini adalah isu yang sangat penting dan kalau generasi muda kita terus tumbuh besar dalam lingkungan yang penuh bullying dan kekerasan itu akan meninggalkan trauma di dalam diri mereka yang akan akhirnya membuat self-esteem diri mereka rendah, membuat mereka akan mempertanyakan diri sendiri, dan akhirnya mereka tidak bisa memenuhi potensial yang mereka punya sebagai manusia untuk diri sendiri atau untuk komunitas mereka. So it’s our job to help them get through it karena tidak semua orang punya keluarga yang supportive atau lingkungan yang supportive, atau fasilitas yang bisa membuat mereka bangkit,” jelas Cinta. 

Nantikan video perbincangan lengkap Dave Hendrik dengan Cinta Laura dalam episode Brunch with Dave Hendrik yang akan tayang segera di kanal YouTube Harper's Bazaar Indonesia segera.

(Foto: Courtesy of Instagram @bazaarindonesia, @claurakiehl)