Harper's Bazaar Asia Newgen Fashion Award
Harper’s Bazaar Asia NewGen Fashion Award (ANFA) merupakan kompetisi yang digagas majalah Harper’s Bazaar di kawasan Asia Tenggara (Thailand, Indonesia, India, dan Singapura), dengan tujuan untuk menemukan dan mewadahi desainer-desainer muda berbakat di negara masing-masing agar nantinya dapat hadir mewarnai panggung fashion secara global.
Kompetisi ini digelar secara rutin sejak tahun 2013 dan telah menerima antusiasme yang besar dari para desainer muda di Indonesia. Para desainer yang terpilih pada tahun-tahun sebelumnya, adalah: Peggy Hartanto dan Sheila Agatha Wijaya (Sean & Sheila) di tahun 2013, serta Cynthia Fransisca dan Audrey Chairunissa di tahun 2015, William Utama dan Wilsen Willim di tahun 2016, dan juga Michelle Kristiani Tjong dan Alifia Maqnuun di tahun 2017. Satu momen membanggakan juga tertoreh saat William Utama memenangkan penghargaan tertinggi yaitu Asia NewGen Fashion Award di tingkat regional, mengalahkan gran finalis negara-negara lain, sekaligus menjadi pemenang pertama penghargaan ini yang berasal dari Indonesia, di tahun 2016. Serta di tahun selanjutnya, 2017, Michelle Kristiani Tjong sukses menyabet titel sebagai juara runner up.
Kemudian di tahun 2018 Andandika Surasetja dan Frederika Cynthia Dewi meraih titel sebagai juara first runner up di Singapura. Lalu pada 2019, Kelly Vallerie dan Dea Yuliana berhasil melaju ke babak Grand Final yang kembali dihelat di Singapura. Dan Kelly Vallerie mewakili Indonesia didaulat sebagai pemenang Asia NewGen Fashion Award 2019 yang membawa pulang hadiah beasiswa dari Instituto Marangoni dan uang tunai sebesar 10.000 SGD
ANFA Indonesia senantiasa mengundang tokoh-tokoh fashion Indonesia untuk mendampingi Ria Lirungan selaku Editor in Chief Harper's Bazaar Indonesia, sebagai dewan juri setiap tahunnya. Tim juri kerap terdiri dari desainer fashion ternama serta representasi dari institusi fashion lainnya seperti retail, pusat perbelanjaan, dan produsen tekstil.
Hadiah yang dapat diraih dengan mengikuti kompetisi ANFA antara lain adalah sejumlah produk dari sponsor dan eksposur kepada orang-orang yang berkecimpung di dunia fashion, baik di Indonesia maupun di Asia Tenggara. Dan pemenang utama ANFA mendapatkan kesempatan untuk meneruskan pendidikan fashion ke jenjang master di sebuah sekolah fashion bergengsi di Eropa.
Berikut alur kompetisi Harper's Bazaar Asia NewGen Fashion Award (ANFA) setiap tahunnya:
Denniel Richard
@dennielrichard
Mengusung konsep gender fluid, Denniel mewujudkan potongan dekonstruksi dan teknik layering yang atraktif dan eksperimental dengan material ramah lingkungan. Ia menemukan inspirasi rancangannya dari karya seni, nuansa romansa, dan raw craftsmanship dalam suguhan label bertajuk Tanah Le Saé.
Stefani Evelyn
@stefanievelynx
Kreativitas Stefani tersorot melalui cara ia mengelola bahan dan konstruksi busana dengan penerapan metode hand-linking maupun non-stitched yang ornamental dan penuh detail magis. Karya desainnya terpengaruh dari sains, alam, dan lingkungan yang diramu dengan permainan 3D print dan juga teknik pola zero waste, dalam label yang dinamai Sevature.
Kelly Vallerie
@kellyvallerieofficial
Dalam gaya avant-garde, Kelly unjuk kepiawaiannya dalam meramu fitur-fitur busana dan menjadikan setiap bagian sebagai detail yang fungsional nan ekstravaganza. Kompleksitas, eksperimental, dan siluet dekonstruksi dari tiap item terinspirasi dari sosok yang ia sebut freaks. Brand eponim yang Kelly dirikan juga memiliki konsep yang terpengaruh dari gaya seorang pejuang. Temui rangkaian palet warna pun muted, seperti hitam dan rona bumi pada sejumlah material tangguh yaitu corduroy, linen slub, dan spandek.
Dea Yuliana
@deayulianaofficial
Penerapan teknik batik crack dalam siluet bervolume merupakan signature style dari Dea. Ia membentuk motif dan pola dari retaknya lilin dalam proses pewarnaan batik. Lewat label bernama Byd, tercerminlah elemen maskulin dengan nuansa feminin pada busana siap pakai berkonsep artisanal basic pieces. Rancangan karakter bersiluet minimal serta teknik layering yang subtil dengan warna-warna netral dan hitam tampil dalam pengerjaan tekstil yang presisi. Membahas material, ia memilih katun atau bahan bertekstur seperti denim, chambray.
Andandika Surasetja
@andandika
Eksplorasi konsep yang mendalam rupanya menjadi keahlian Andandika Surasetja. Melalui labelnya yang masih terbilang muda, Studio Moral, ia mengajukan potongan-potongan busana bergaya street style dengan kemasan yang mewah. Untuk koleksi yang diketengahkan ke hadapan juri, padu padan seru tampil dengan warna-warna yang vibran didukung dengan print yang diambil dari jepretan orang-orang difabel, yakni low vision. Hasilnya? motif atraktif yang menawan.
Frederika Cynthia Dewi
@frederikacynthia
Melalui kehamilan yang tengah dijalaninya, tak melunturkan semangat Frederika dalam mengolah busana. Justru sebaliknya, kehamilan pertamanya ini menginspirasinya dalam menciptakan busana bertema Sweet Encounter. Ragam busana bergaya resor dalam nuansa feminin hadir indah meski dengan material katun yang ringan. Frederika seolah memerdekakan perempuan melalui siluet-siluet longgar yang akan senantiasa nyaman dikenakan oleh siapa pun.
2017
Michelle Kristiani
@micca.atelier
Potongan yang romantis hadir di tangan Michelle Kristiani, berbagai sederet busana kontemporer namun tetap feminin diolah Michelle dalam konstruksi yang arsitektural. Eksplorasi material dan desain ia maksimalkan hingga mampu mengelevasi material tersebut ke level yang luks. Untuk koleksi lombanya, warna putih mendominasi keseluruhan busana dengan material seperti denim dan katun, hingga teknik serut dan lipit.
Alifia Maqnuun
@alifiamaqnuun
Alifia Maqnuun senantiasa hadir mempresentasikan rangkaian koleksi yang memuat spirit street style. Karya yang edgy berbekal eksplorasi dekonstruktif mendominasi format busananya dalam rupa jaket, rok, dan kemeja yang berpotongan tidak biasa. Utilitarian adalah napas yang paling esensial di dalam desainnya.
2016
William Utama
@williamutamaofficial
Terinspirasi dari street culture yang terkesan rebellious namun tetap memiliki keindahan yang unik, William mengaplikasikan desain eklektik dengan detail dan pengerjaan kain yang rumit ke dalam koleksinya. Karyanya mempresentasikan elemen kontemporer lewat pertemuan cara menjahit tradisional dengan keterampilan yang inovatif.
Wilsen Willim
@wilsenwillimofficial
Kemeja putih nan klasik adalah dasar dari setiap koleksi Wilsen. Diarahkan oleh kenaifan, elemen jenaka, dan detail eksperimental yang diaplikasikan pada siluet sederhana dan tailored finishing.
2015
Audrey Chairunnisa
@drey_id
Audrey memiliki label bernama Drey yang merepresentasikan semangatnya dalam membawa orang kembali kepada idealisme. Ia sering terinspirasi dari budaya lokal dan menyuntikkannya ke dalam koleksinya, yang ia nilai dapat memberikan energi kepada si pengguna. Gaya desainnya dapat diidentifikasikan lewat tiga kata: sporty, simpel, dan monokromatis.
Cynthia Fransisca
@cynfransisca
Koleksi Cynthia mencerminkan kekagumannya terhadap konsep modern dan misterius akan sebuah kecantikan. Inovatif, modern, dan tak lekang waktu adalah visinya terhadap label CynthiaFrancisca yang lebih fokus terhadap koleksi yang dramatis dan teatrikal, dan CynFransisca yang menelurkan koleksi ready-to-wear untuk pria dan wanita.
2013
Peggy Hartanto
@peggyhartanto
Peggy Hartanto sebagai label fashion lekat asosiasinya dengan siluet feminin dan garis rancang yang modern. Ia menawarkan teknik potong yang clean dan konstruksi yang inovatif di setiap rancangannya. Maka tidak heran jika busananya pun pernah dikenakan selebriti Hollywood untuk menghadiri ajang karpet merah nan bergengsi.
Sheila Agatha
@sean_sheila
Sheila merupakan salah satu desainer di balik label Sean and Sheila. Konsep koleksi karya desainnya mengusung modernitas yang elegan dan romantis. Modernitas yang ia kedepankan tidak serta-merta melupakan tradisi. Suntikan tradisi kerap terlihat di kreasinya yang kerap terlihat sangat kontemporer.