Tampilan Terbaik di London Fashion Week Spring 2021

Mari jelajahi setiap ansambel terbaik di London Fashion Week Spring 2021.



London adalah kota yang berisi kreativitas tak terhingga, dan merupakan pemberhentian kedua kala fashion month berlangsung. Lihat apa yang ditawarkan oleh desainer-desainer kota London untuk presentasi musim semi 2021 lewat 5 ansambel yang menonjol dari setiap koleksi rancangan mereka.

Toga


Jika Anda bingung sebaiknya mengupayakan ansambel apa saat sedang bekerja dari rumah, jadikan Toga sebagai pertimbangan untuk mengisi busana musim semi 2021 yang Anda butuhkan. Label cult dari Jepang ini memamerkan sekumpulan busana yang mengandung proposisi penuh intrik seperti gaun bahan jersey dengan detail cut away yang dipadankan dengan celana pendek beraliran sporty yang rileks atau rok maxi yang dengan atasan bodysuit dan topi renang yang senada.

Ansambel yang terakhir merupakan hasil kolaborasi sang label dengan lini busana renang Speed, sebuah kolaborasi yang tak biasa yang turut melahirkan jaket Speedo yang diikatkan di bagian pinggang dan dikenakan sebagai rok. Tonjolan dari potongan cut away berupa trench coat dan gaun tebal bahan rajut dengan detail bolongan yang aesthetic, warna kobalt dan warna merah tua dituangkan di atas jumpsuit dan celana renang yang akan mengelevasi tampilan Lycra Anda. - Alison S. Cohn


Erdem


Sisi romantis di dalam desain Erdem Moralioglu terkadang seakan menggambarkan busana di era pre-industrial yang biasa dideskripsikan di dalam novel abad ke 18. Sehingga presentasi koleksi musim semi 2021-nya yang menawan dan dilaksanakan dengan latar belakang hutan Epping di luar kota London, dengan hiasan pohon oak dan pohon besar yang berperan sebagai runway sekaligus penonton bukanlah hal yang mengejutkan.

Kali ini, Erdem kembali mengangkat motif Toile de Jouy ikonisnya dengan lengan gembung dan lingkar pinggang empire pada gaun, yang menggambarkan era di mana wanita belum mengenal kenyamanan yang ditawarkan oleh sweatpants. Namun, ketika membahas kenyamanan tak berarti koleksi ini tak menjadikannya sebagai prioritas, ada beberapa cardigan bahan kashmir yang lembut dipadankan dengan gaun malam yang tentunya nyaman untuk dikenakan. - Alison S. Cohn

Victoria Beckham


Victoria Beckham telah mengukir pandangan terhadap busana yang dibentuk menggunakan siluet tailored dan mengundang konsep smart workwear. Menuju musim semi 2021, Victoria melalui rilisnya menyampaikan, "Keterbatasan dapat tetap menjadi suatu momen penuh kemerdekaan, bekerja dari rumah, untuk koleksi ini kami bereaksi secara spontan dan menggunakan insting. Kami bertanya kepada diri kami, apa yang sudah berubah? Apa yang kita inginkan?"

Jawabannya, sepertinya merupakan busana yang mudah disusun dengan siluet tailored, termasuk setelan jas yang memberi ilusi lebih ramping, celana flared yang lebar dan panjang, dengan segala setelan dengan palet warna yang saling terkoordinasi, dan gaun cut out yang mudah dikenakan yang dibuat menggunakan material stretch. Seluruhnya tentu sangat wearable, keren, dan sangat Victoria Beckham. Setidaknya kita menjadi tahu bahwa seorang Victoria tak akan bergabung di tren sweatpants. - Kerry Pieri

Duro Olowu

Desainer dan kurator Duro Olowu kerap melahirkan karya di antara mode, seni, dan budaya. Ia beristirahat di musim lalu dikarenakan sedang sibuk mengurus ekshibisi di Museum of Contemporary Art Chicago, sehingga sungguh menyenangkan akhirnya kita bisa melihat kembali koleksi rancangannya di pekan mode London kali ini. Untuk musim semi 2021, Duro mengambil inspirasi dari motif garis dan color blocked yang dikemas menjadi motif yang terinspirasi dari karya seniman Emma Amos, yang telah menutup usia di awal tahun ini. Melalui lukisan yang cerah dan kumpulan potongan kehidupan domestik ras kulit hitam, Duro menantang tema rasisme, seksisme, dan hierariki di dalam dunia seni, seperti dirinya. - Alison S.Cohn


Maximilian


Kim Jones, Jonathan Anderson, dan Martine Rose hanyalah sedikit nama yang memulai perjalanan di dunia mode melalui Fashion East, yaitu tempat berkumpulnya para desainer muda penuh talenta di London. September menandakan usia ke 20 program tersebut, yang kemudian disadari oleh sang pendiri Lulu Kennedy untuk merayakannya dengan menggelar premier film secara virtual dibandingkan melangsungkan presentasi runway secara tradisional. Maximilian David memulai debutnya dengan bergabung bersama Nensi Dojaka, yang merupakan desainer busana yang dikenakan model Bella Hadid saat acara VMA, dan desainer busana pria Goom Heo, dan Saul Nash.

Sejak lulus dari London College of Fashion pada tahun 2017, sang desainer sudah mengasah bakatnya dalam merancang busana tailored di bawah naungan Grace Wales Bonner yang juga adalah alumni dari Fashion East dan bakatnya pun terpampang dengan jelas. Mengambil inspirasi dari kostum karnival, Maximilian menggabungkan unsur distingtif dari desain body con dengan meleburkannya bersama pakaian bergaris tailoring, pikirkan saja gaun dengan halter yang digabungkan dengan rok mini mikro serta mantel princess frock.

Emilia Wickstead


Jika gabungan antara garis minimalis dan fantasi terdengar tricky untuk direalisasikan, Emilia Wickstead tak merasa kesulitan untuk mewujudkannya untuk musim semi 2021. Terinspirasi dari era abad ke 20 yang dreamy yang ia dapatkan dari travelogue di samping tempat tidur sang buah hati, desainer Emilia melansir busana dengan napas romantis yang diterjemahkan menggunakan siluet subtil dari bahan katun untuk tampilan siang ke malam. Dari mulai imbuhan siluet volume di gaun putih mini hingga kerah berukuran oversized yang akan merengkuh bagian bahu layaknya sebuah cape, koleksinya menonjolkan sekumpulan gaun halus. Hadir juga bralette dengan proporsi berstruktur tegas yang sangat chic. - Leah Melby Clinton


Edward Crutchely


Label lain yang patut ditunggu di jadwal September kali ini adalah Edward Crutchley, yang merupakan tangan kanan desainer Kim Jones dan seorang bintang baru di skema mode busana pria London. Koleksi musim semi 2021 Edward, mengusung tema “Something gritty, something pretty"yang merupakan bentuk penghormatan dari film Yakuza Wives arahan sutradara Hideo Gosha asal Jepang, ungkapnya melalui rilis yang ia bagikan. Desain yang diupayakan Edward meliputi craftmanship yang didominasi dengan tekstil warisan Inggris, dan hal itu terungkap di karya-karyanya kali ini yang mengombinasikan efek tailoring dengan motif pita kimono dan Hawai. - Alison S. Cohn


Art School

Jika ada silver lining dari pekan mode yang ditransformasikan menjadi digital di New York dan London musim ini, datang dari para desainer busana pria yang memilih untuk menampilkan presentasi mereka di bulan Spetember, yang biasanya dihelat hanya untuk pergelaran busana wanita. Salah satu label gender fluid yang berpartisipasi adalah label Art School yang dipimpin Eden Loweth, yang menampillkan presentasi tanpa tamu bertajuk 'Therapy' dan diiringi dengan soundtrack dari Celeste, penyanyi yang memenangkan British Rising Star Award. Eden menampilkan 54 ansambel, seperti rok maxi dengan bentuk dekonstruksi, luaran bernapas militer, dan tailoring yang terinspirasi dari Saville Row.

Ia juga mendaulat talent model yang inklusif dari mulai individu trans yang berusia muda, insan kreatif non binary, advokat disabilitas, dan politisi lokal Inggris. Ada banyak permainan bias cut, teknik konstruksi, dan siluet mengambang. —Alison S. Cohn


Simone Rocha


Ketika kita semua sedang masih dalam tahap adaptasi dengan arti dibalik kata new normal, sepertinya Simone Rocha lebih memilih untuk melakukan kilas balik ke sejarah lampau. Karya Simone yang kerap mengambil inspirasi dari era Viktoria dan Edward yang romantos, kali ini dileburkan dengan garis boy-ish. Musim semi 2021 di koleksi Simone Rocha memiliki segala detail yang menonjolkan identitas desain sang label, namun kali ini ada tambahan manegejutkan di koleksinya.

Kali ini, Simone merayakan proporsi tubuh manusia dengan mengerahkan pakaian dalam format korset, pengikat lingkar pinggang, dan siluet membulat di bagian pinggul. Koleksi ini menghembuskan efek mewah, hampir seperti sosok prajurit wanita di era medieval. Namun, apa tujuannya menciptakan busana seperti ini? Apa yang ingin ia lindungi?, Simone kemudian menjawabnya lewat rilis yang sangat puitis, "Kesadaran dan meledak. Pragmatis dan firasat, mencari kenyamanan dan perlindungan di tengah hal ekstrim." Apapun yang terjadi ke depannya, Simone ingin para wanitanya untuk bersiap, dengan bordiran di bagian dada, tambahan mutiara, dan tas genggam dengan hiasan bebatuan sebesar bola perang di era medieval, rantai, dan sepatu ergonomis. —Carrie Goldberg

Molly Goddard


Nuansa cerah yang berani, motif garis dan kotak, lalu ruffles dan ruffles. Terdengar seperti koleksi Molly Goddard yang klasik, namun kali ini ia sedang tak ingin melahirkan karya yang membuat kita tersenyum. Melalui rilisnya, sang desainer merasa sedang tidak baik, dan ia pun memilih untuk mendesain kolkesi yang tidak menggunakan rentang warna netral.

"Setelah kami semua kembali ke studio, berbulan-bulan bekerja dengan tim lewat Zoom, kami menyadari betapa beberapa bulan belakangan rasanya sangat gelap dan penuh depresi sehingga akhirnya semakin banyak warna yang datang ke ide saya." Lebih banyak warna memang tergambar dari koleksi miliknya, ditambah dengan penyusunan ansambel tabrak warna serta motif yang terinspirasi dari Villa Menafoglio dan Giuseppe dan koleksi karya seni Giovanna Panza, hingga patung karya Robert Morris. Meski semua pencinta mode selalu tertarik dengan karya Molly, kali ini tentu mereka akan merasa tertantang untuk mengenakan rancangannya yang akan menguji level dopamine di dalam diri. —Carrie Goldberg

Halpern


Michael Halpern terkenal dengan karyanya yang terinspirasi dari Studio 54. Lalu, apa yang dilakukan oleh sang desainer penggemar disko di koleksi 2021 kali ini, yang ditampilkan di tengah pandemi Covid-19? Kali ini, Halpern memilih tidak banyak menggunakan sequins namun hanya mengadopsi siluet busana adibusana yang klasik. Ia kemudian mengajak para garda terdepan seperti pekerja esensial yang terdiri dari perawat ruang ICU, dokter kandungan, dan manajer stasiun bus shitf malam untuk menjadi model di dalam lookbook miliknya. Ia kemudian mengubah set foto miliknya menjadi tempat berdansa. "Koleksi ini merupakan perayaan terhadap para wanita di garda terdepan, dan bagi siapa pun semoga ini menginspirasi dan memotivasi mereka," ucap sang desainer melalui rilisnya. —Alison S. Cohn

Matty Bovan


Lipitan, lipatan, dan selipan karya Matty Bovan sangat lah menakjubkan sampai tidak mudah untuk kita mengidentifikasi di mana setiap lapisan akan berakhir, dan warna neon di koleksi ini mengingatkan akan film Mad Max. Fokus sang desainer dalam menonjolkan aksen dan material yang jelas serta siluet sleek ala industrial tentu akan menghibur para penggemar Matty. Bertemakan "Future Olde England", tema tersebut kemungkinan benar-benar tergambar dari siluet megah, seperti peplum, panniers, dan bahu dramatis yang akan menarik atensi. Jika di Inggris masa lampau, kenyamanan itu hanya dibolehkan untuk kalangan tertentu, kemungkinan di masa depan kita semua berhak untuk mengumumkan kehadiran kita dengan pakaian dramatis yang kita kenakan. —Leah Melby Clinton


Rixo


Meski tidak diartikan secara harfiah dalam bentuk gaun berupa ekor putri duyung atau bra berbentuk kerang, koleksi Ariel lansiran Rixo bukan hanya simbolisasi belaka. Representasi terhadap motif bertemakan laut tampak hadir dalam bentuk motif kaya warna, yang menyebarkan nuansa jenaka, playful, dengan sikap yang menunjukkan gaun teatrikal yang wearable. Desainer Henrietta Rix dan Orlagh McCloskey terus mengupayakan motif print, dengan visual yang dibentuk menjadi kerah berukuran besar, lubang di bagian punggung. Rixo yang kerap menawarkan kesenangan, kali ini masih tidak mengecewakan. —Leah Melby Clinton

Burberry


Presentasi masih terus berlanjut, itu lah yang ingin disampaikan oleh direktur kreatif Ricardo Tisci di pergelaran teranyarnya yang menyerupai sebuah pertunjukan seni di London Fashion Week. Bersama, Riccardo dan seorang seniman pertunjukan Anne Imhof mengisahkan dongeng kontemporer, yang merefleksikan aura mistis dan alami. Para model tampak keluar dari hutan kayu mengenakan busana rancangan Riccardo yang mengekspresikan garis tailored bercampur gaya streetwear, yang diekspresikan melalui warna beige khas Burberry yang klasik dan spektrum warna biru, dengan aksen topi nelayan berwarna oranye. Melalui sinopsis yang ia sampaikan, ia mengungkapkan bahwa dirinya mengambil inspirasi dari "hubungan percintaan antara seorang duyung dan ikan hiu, yang terjadi di lautan, untuk kemudian direalisasikan di daratan." —Alison S. Cohn

(FOTO: Courtesy of Harper's Bazaar US)