Naomi Osaka Akan Menyumbangkan Pendapatan Hadiahnya untuk Membantu Gempa Haiti

Bintang tenis itu menjanjikan hadiah pendapatannya dari Western & Southern Open minggu depan, untuk upaya bantuan gempa di Haiti.

Courtesy of Bazaar US


Naomi Osaka ingin meningkatkan kesadaran tentang kehancuran di Haiti setelah gempa bumi berkekuatan 7,2 magnitudo baru-baru ini.

Bintang tenis itu telah berjanji untuk menyumbangkan hadiah apa pun dari Western & Southern Open minggu depan di Cincinnatti, untuk mendukung upaya bantuan gempa di negara kepulauan Karibia itu. Haiti mengumumkan satu bulan keadaan darurat, sebagai tanggapan atas gempa bumi yang melanda dekat Haiti Sabtu pagi, yang telah menewaskan lebih dari 700 orang dan lebih dari 2.800 terluka menurut CNN.

Naomi, yang merupakan orang Haiti dari ayahnya, dan orang Jepang dari ibunya, mengumumkan janjinya di Twitter kemarin. Ia menulis, "Sungguh menyakitkan melihat semua kehancuran yang terjadi di Haiti, dan saya merasa kita benar-benar tidak dapat beristirahat. Saya akan memainkan turnamen minggu ini dan saya akan memberikan semua pendapatan uang hadiah untuk upaya membantu Haiti."

"Saya tahu darah nenek moyang kita kuat, kita akan terus bangkit," tulisnya, mengakhiri postingan dengan emoji bendera Haiti dan emoji tangan berdoa.

Courtesy of Bazaar US

Menurut Sports Illustrated, Western & Southern Open dimulai Senin dan diperkirakan akan memberikan 255.220 dolar Amerika atau sebesar 3,670,038,078 rupiah kepada pemenang tunggal putri, dan 188.945 dolar Amerika atau sebesar 2,717,010,205 rupiah kepada runner-up.

Juara Grand Slam empat kali telah blak-blakan tentang peristiwa terkini dan masalah keadilan sosial sepanjang kariernya. Selama US Open tahun lalu, yang berlangsung di tengah protes kebrutalan polisi nasional, Naomi menunjukkan dukungannya terhadap gerakan Black Lives Matter dengan mengenakan masker wajah yang dicetak dengan nama orang kulit hitam yang tewas di tangan polisi. Wanita berusia 23 tahun itu juga mengutuk kejahatan kebencian anti-Asia dan menyerukan dukungan terhadap komunitas AAPI awal tahun ini.

"#stopasianhate <- Sangat menyedihkan bahwa ini bahkan harus menjadi tagar/slogan. Seharusnya masuk akal tetapi sepertinya akal sehat sudah tidak biasa di dunia ini sekarang," tulis Naomi.

(Penulis: Quinci Legardye; Artikel ini disadur dari Bazaar US; Alih Bahasa: Gracia Sharon; Foto: Courtesy of Bazaar US)