Michelle Obama Bagikan Pengalamannya Terkait Menopause

Mantan Ibu Negara juga membagikan respons Barack Obama terhadap hal ini.



- Michelle Obama, dalam episode terbaru dari The Michelle Obama Podcast, membagikan pengalamannya dengan menopause

- Dalam episode tersebut, mantan Ibu Negara Amerika Serikat tersebut juga menceritakan pengalaman pertamanya saat menjabat sebagai Ibu Negara dan bagaimana sang suami, Barack Obama, merespons hal tersebut.

Michelle Obama tidak takut untuk membuka hal-hal pribadinya dalam podcast terbarunya.

Dalam episode terbaru dari The Michelle Obama Podcast dengan judul “What Your Mother Never Told You About Health with Dr. Sharon Malone”, mantan Ibu Negara ini membagikan ceritanya kepada sang ginekolog tentang menopause.

“Saya memiliki dasar yang sehat dan juga, saya mengalami perubahan hormon akibat tidak memiliki anak lagi, mengonsumsi obat dan sebagainya. Saya berkeringat di malam hari, meskipun saya sudah berusia 30-an, dan ketika Anda mengira ada gejala lain yang mengikuti, hanya saat-saat tertentu, tetapi saya mengalaminya beberapa kali sebelum mengonsumsi obat hormon,” ungkap Michelle.

Ia kemudian menceritakan sebuah peristiwa ketika ia mengalami gejala tersebut ketika menaiki pesawat marinir Presiden, Marine One. “Saya ingat ketika saya mengalaminya di Marine One. Saya mengenakan pakaian, saya hendak keluar untuk menghadiri sebuah acara, dan tiba-tiba, saya merasa ada pemanas di area intim saya dan dinyalakan kencang sehingga semua terasa meleleh. Saya kemudian berpikir bahwa hal ini aneh dan saya tidak bisa melakukannya,” lanjut Michelle.

Mantan Ibu Negara ini juga membagikan respons suaminya, Presiden Barack Obama, yang terbiasa berada di antara perempuan yang mengalami menopause dikarenakan rata-rata anggota kabinetnya adalah perempuan.

“Barack banyak dikelilingi perempuan dalam kabinetnya, banyak di antara mereka yang mengalami menopause dan ia dapat melihatnya karena mereka mulai berkeringat dan ia bertanya ‘Apa yang terjadi?’ dan kemudian saya menjawab, ‘Tidak, ini hanya hal yang harus kami lalui,’ Anda tahu,” ungkapnya. “Ia tidak kaget karena ia menemukan banyak staf perempuannya yang mengalami menopause. Reaksinya seperti, ‘Baik, nyalakan pendingin ruangannya.”


Michelle juga menyampaikan bahwa ia percaya bahwa laki-laki tidak tahu bagaimana hormon perempuan mempengaruhi tubuh mereka dan perempuan tidak perlu merasa malu ketika tubuhnya pengalaman perubahan ketika usia mereka bertambah.

“Berapa banyak laki-laki yang dapat menangani kram perut yang menyakitkan? Rasanya seperti pisau yang ditusukkan, diputar, dan kemudian dilepaskan secara berulang. Anda sebagai perempuan harus melalui itu, baik Anda yang bekerja, pergi ke sekolah, maupun bermain di lapangan basket. Setiap perempuan yang berolahraga merasakannya dalam setiap situasi. Saya tidak tahu laki-laki yang memahami rasanya,” jelas Michelle.

“Ketika Anda berpikir bahwa banyak hal yang harus dilalui tubuh perempuan selama hidupnya, seperti mengandung hingga melahirkan dan meraskan seluruh sistem reproduksi mereka terhanti saat menopause, bukan? Perubahan yang terjadi, baik dan buruknya, memiliki kekuatan,” ungkapnya. “Namun,kita diajarkan untuk merasa malu dan tidak berusaha memahami apa yang kita lalui maupun membantu generasi berikutnya.”


(Penulis: Bianca Betancourt; Alih Bahasa: Vanessa Masli; Disadur dari BAZAAR US; Foto: Courtesy of BAZAAR US)