Michelle Obama mengatakan ia merasakan depresi tingkat rendah akibat dari pandemi, ketidakadilan rasial dan pemerintahan Amerika Serikat saat ini.
Mantan Ibu Negara serta penulis buku terlaris itu mengatakan ia mengalami kesulitan tidur, juga mempertahankan rutinitas olahraganya. Peristiwa global saat ini telah membuatnya merasa putus asa dan kelelahan.
"Saya bangun di tengah malam karena khawatirkan akan kondisi Amerika dan dunia saat ini," kata Michelle dalam episode kedua podcast barunya. "Ini bukan masa yang baik untuk saya secara spiritual. Saya tahu bahwa saya sedang menghadapi suatu bentuk depresi tingkat rendah.
"Bukan hanya karena masa karantina yang sedang dilakukan oleh saya dan orang-orang di seluruh dunia saat ini, tetapi karena perselisihan rasial, dan pemerintahan saat ini, menyaksikan kemunafikannya, dari hari ke hari, ini membuat saya putus asa."
Michelle mengatakan bahwa kematian George Floyd dan Breonna Taylor telah membawa dampak besar baginya. Sungguh melelahkan katanya, "terbangun dengan cerita lain tentang pria kulit hitam atau orang kulit hitam yang entah bagaimana secara tidak manusiawi disakiti, dibunuh, atau dituduh secara tidak adil."
"Dan itu telah menyebabkan beban yang tidak pernah saya rasakan dalam hidup saya sebelumnya," katanya.
Menetapkan rutinitas telah menjadi kunci baginya selama waktu yang tidak menentu ini. Ia telah melakukan karantina mandiri dengan keluarganya, termasuk putrinya, Sasha dan Malia.
“Barack ada di kantornya, menelepon, mengerjakan bukunya. Saya di kamar saya, putri kami berada di depan komputer mereka," katanya. “Tapi sekitar pukul lima, semua orang keluar dari ruangannya masing-masing, dan kami biasanya melakukan aktivitas seperti menyelesaikan teka-teki besar besama atau hanya sekadar duduk menikmati waktu bersama.”
(Penulis:Harper's Bazaar UK; Artikel ini disadur dari Bazaar UK; Alih bahasa: Janice Mae; Foto: Courtesy of Bazaar UK)