Dengan kasus pandemi Covid-19 yang belum menurun dan bahkan semakin meningkat di Amerika Serikat, bekerja jarak jauh telah dan akan berlanjut sebagai kegiatan yang lumrah di berbagai belahan dunia. Namun tampaknya bekerja jarak jauh bisa membuahkan ide yang positif dan vitamin D yang melimpah. Berdasarkan beberapa laporan, kepulauan Barnados ingin Anda meninggalkan ruang kerja di rumah Anda (yang lebih disebut sebagai sofa) dan mendatangi pesisir pantai yang ada di sana.
Kepulauan Barbados menyampaikan rencana potensial mereka di awal bulan ini untuk memperkenalkan program yang dinamai 12 months Barbados Welcome Stamp untuk membangkitkan ekonominya yang bergantung pada sektor pariwisata. Wisatawan Indonesia dapat tinggal di Barbados hingga enam bulan dengan visa turis maupun visa bekerja. Program ini akan mengizinkan Anda untuk tinggal di sana hingga satu tahun dan kesempatan untuk bekerja jarak jauh bagi para pekerja tanpa melihat di mana basis perusahaan Anda berada.
Dalam sebuah wawancara tentang program ini bersama British Sky News yang dilaporkan oleh situs informasi Barbados, Perdana Menteri Mia Amor Montley menerangkan proses untuk mendapatkan stempel kunjungan ini. Ia menjelaskan bahwa pandemi telah membuat mereka yang ingin bepergian untuk mempertimbangkan perjalanan dalam jangka waktu yang panjang mulai dari mingguan bahkan hingga berbulan-bulan daripada berlibur dalam waktu singkat seperti rencana di beberapa tahun terakhir.
“Covid-19 telah memberikan tantangan bagi negara-negara yang bergantung pada sektor pariwisata dan kami telah mencapai titik di mana kami menyadari bahwa tantangan tersebut berkaitan dengan perjalanan yang dilakukan dalam jangka waktu yang pendek. …Jadi jika kami bisa memiliki mekanisme yang memungkinkan orang-orang untuk berada di suatu belahan dunia dengan sinar matahari, laut, pasir pantai dan masyarakat yang stabil, sebuah tempat yang masih berfungsi dengan baik, maka Barbados adalah tempat yang sempurna bagi Anda,” katanya. “Alih-alih datang setiap minggu, tiga minggu, atau selama satu bulan, mengapa Anda tidak merencanakan bisnis Anda di tengah ketidakpastian akibat Covid-19 ini. Kami bisa memberi Anda kepastian untuk tinggal selama 12 bulan ke depan dan Anda bisa bekerja dari sini.”
Karena kesulitan ekonomi akibat pandemi di seluruh dunia, Mia berharap stabillitas dan ketenangan yang disuguhkan oleh Pulau Barbados menjadi daya tarik bagi mereka yang ingin bekerja di sepanjang pesisir pulaunya. Dalam wawancaranya ia menyampaikan bahwa pengunjung dapat tinggal di vila, kondominium, kamar hotel, dan rumah-rumah sewaan yang tersedia. Ia juga menggarisbawahi bahwa ruang-ruang kerja telah didesain dan disiapkan bagi orang-orang yang ingin menggunakannya.
Berdasarkan Government Information Service, Barbados telah melaporkan 98 kasus Covid-19 dan melakukan tes sebanyak 8.617. Kasus tersebut mengakibatkan 7 orang meninggal dunia, 90 lainnya sembuh, dan satu orang sedang berada dalam isolasi. Melihat kecilnya kasus di Barbados jika dibandingkan dengan negara-negara seperti Italia, Amerika Serikat, Brazil, Prancis, Spanyol, dan lainnya, kepulauan ini tampaknya bergantung pada pemandangannya yang meyejukkan, ketenangan, cuaca yang bersahabat, dan situasi sekitar yang lebih stabil dari di tengah Covid untuk menarik perhatian para turis sebagai penduduk mereka dalam waktu tertentu.
Bagi Anda yang khawatir soal Wi-Fi dan sebelumnya pernah mengalami kesulitan untuk mengunggah foto selfie Anda selama berlibur di sana, tidak salah jika Anda berspekulasi soal kekuatan jaringan. Mia menyampaikan bahwa Barbados telah mempertimbangkan cara untuk meningkatkan konektivitasnya. “Dalam hal koneksi broadband, kamu sudah memiliki dua perusahaan telekomunikasi besar. Di waktu yang sama kami juga mencoba untuk tetap meningkatkan stasiun-stasiun televisi dan beralih dari sistem siaran menjadi layanan digital,” jelasnya dalam wawancara bersama Sky News.
Barbados kembali dibuka untuk menerima kedatangan turis pada tanggal 12 Juli, mengikuti langkah Aruba, Bermuda, Kroasia, Kamboja, Meksiko, St. Lucia, Serbia, dan Kepulauan Turks dan Caicos yang juga menyambut turis dari Amerika Serikat. Sementara itu, Kepulauan French Polynesia dan Maladewa dibuka pada tanggal 15 Juli 2020. Setiap pengunjung diharuskan untuk melakukan tes Covid-19 72 jam sebelum keberangkatan dan membawa hasil pemeriksaan untuk kemudian ditunjukkan setibanya mereka di tujuan. Mulai tanggal 15 Juli 2020, Barbados juga meminta semua pengunjung untuk mengisi hasil tes mereka di formulir online ketika datang. Sesuai dengan pedoman keamanan dan aktivitas di Kepulauan Barbados, toko-toko, taman, dan rstoran telah kembali dibuka untuk umum pada tanggal 1 Juni 2020. Sedangkan semua bisnis dan pantai kembali beroperasi pada tanggal 15 Juni 2020.
Sementara masih ada banyak negara (terutama di Uni Eropa) yang belum secepat ini untuk menerima wisatawan dari Amerika Serikat, Barbados memiliki cara bagi pelancong yang ingin datang dengan memberi insentif pesawat dalam waktu yang dekat. Meskipun belum dibuka bagi wisatawan Amerika, Forbes mengabarkan bahwa Sisilia baru-baru ini mengumumkan akan mengembalikan uang sebesar 50 Euro (sekitar 845.000 rupiah) bagi turis yang tinggal di hotel selama tiga malam dan diskon harga tiket pesawat sebesar 50 persen sebagai cara untuk mendatangkan wisatawan yang berecana pergi di akhir tahun 2020 dan 2021 ke destinasi Mediterania di Italia. Insentif ini juga termasuk akses bebas untuk masuk museum dan situs-situs arkeologi.
Singkatnya, pelajaran yang dapat kita ambil adalah: Jika Anda ingin berpelesir, segera siapkan koper Anda karena, ya, kita akan bepergian lagi. Kali ini mungkin dalam waktu yang lebih panjang dari yang kita duga. Mintalah izin untuk perjalanan bisnis dan bukan untuk berlibur menuju surga dunia.
(Penulis: Carrie Goldberg; Artikel ini disadur dari: Bazaar US; Alih bahasa: Erlissa Florencia; Foto courtesy of: Bazaar US)