Diperlukan inovasi unik untuk dapat bertahan di tengah fenomena yang kini melanda dunia, dengan inovasi dan pikiran baru yang segar kemungkinan untuk bisa tetap survive akan menjadi lebih besar.
Tentu saat ini banyak orang yang merasakan hal yang sama, menanggapi hal tersebut desainer Andreas Odang kemudian tergugah untuk melansir koleksi secara tak terduga demi menyalurkan keinginan kuat di dalam dirinya untuk terus berkarya dan terus ada untuk para wanita yang membutuhkan gaun pesta. Ia pun kemudian menelurkan sekumpulan gaun megah dibawah naungan sebuah koleksi bertajuk Survivor.
Survivor yang menjadi tajuk di koleksi ini adalah bentuk Andreas Odang yang ingin memberikan dukungan kepada para klien dan calon klien yang sedang merencanakan pernikahan di tengah pandemi ini. Maka itu, ia pun juga menjadikan koleksi ini tak hanya sebatas koleksi yang dilahirkan saat pandemi, alih-alih ia pun menerapkan harga yang terjangkau sebagai bentuk solidaritasnya terhadap para calon pengantin yang mungkin finansialnya terkena dampak pandemi Covid-19.
"Affordable karena pada hakikatnya seluruh klien tetap harus mengadakan pernikahan dengan skala lebih sederhana karena diberlakukannya peraturan social distancing, dan ada juga dari mereka yang terdampak faktor ekonomi juga. Karena itu, saya membuat koleksi couture versi affordable," ungkap Andreas Odang selaku desainer.
Koleksi Survivor sendiri adalah buah ide dari Andreas yang merasa terinspirasi dengan fotografi mode jepretan fotografer legendaris, Irving Penn di tahun 1940-1950. Di masa tersebut, Irving Penn tak menyerah meski keadaan dunia masih belum stabil dikarenakan pasca terjadinya Perang Dunia II. Namun, hal itu tak menghentikan Irving untuk tetap melahirkan karya fotografi mode yang artistik dan dramatis meski hanya mengandalkan pendekatan konsep fotografi yang sederhana.
Cara sang fotografer kemudian diaplikasikan Andreas dengan tidak membatasi kreativitasnya di tengah pandemi, lalu mengupayakan seluruh tahap pembuatan koleksinya tetap mengikuti standar protokol kesehatan yang seharusnya dan tetap berjalan maju. Seluruh proses pembuatan koleksi hanya mengandalkan perangkat digital dan ia bahkan mengizinkan para pekerjanya untuk melakukan pengerjaan dari rumah masing-masing.
Untuk memudahkan pengerjaan koleksi dan seiring dengan konsep yang ia ciptakan kali ini, Andreas juga mengurangi porsi payet di koleksinya kali ini. Walau begitu, untuk para penggemar payet di koleksi Andreas tidak perlu takut, karena ia tetap mengkreasikan taburan payet dan kristal di koleksi ini namun dengan pendekatan yang lebih subtil. Selain payet, Andreas juga tak meninggalkan ciri khas garis desainnya yang arsitektural dan berstruktur.
Tampaknya kegigihan Andreas untuk menyalurkan kreativitas di dalam dirinya memang tak terbendung lagi, tak heran meski dirinya mencoba merubah tata cara bekerjanya dengan proses yang lebih sederhana bukan berarti Andreas tak mencoba gagasan baru di dalam desain miliknya.Salah satu gagasan yang ia lakukan kali ini adalah dengan menciptakan potongan slit di setiap gaun yang menjadi bagian dari koleksi Survivor, yang mana trik tersebut baru kali ini ia lakukan untuk pertama kalinya. Selain pemberian aksen slit, Andreas lantas menyajikan opsi untuk para calon pengantin yang ingin pernikahan dengan konsep intimate dan sederhana dengan merancang opsi jumpsuit sebagai pilihan gaun pernikahan.
Simak koleksi teranyar persembahan Andreas Odang selengkapnya berikut ini.
Mengusung spektrum warna pastel dan hangat, Andreas memilih warna merah marsala, emas, ice blue, hijau magenta, teal, rose gold dan putih untuk opsi gaun pernikahan.
Teknik origami seperti lipitan kompleks atau aksen pita berukuran besar yang dibentuk secara kontemporer mendominasi koleksi penuh harap dan optimisme yang ia inisiasi, seluruhnya ia ceritakan lewat kumpulan foto lookbook bidikan fotografer Hendra Kusuma dengan tambahan alas kaki rancangan label Thang Shoes.
(Foto: Courtesy of Andreas Odang)