Ekshibisi seni belakangan ini semakin ramai dihelat di Tanah Air. Ternyata peminatnya pun semakin banyak, entah karena masyarakat kini lebih menghargai seni atau sebatas ingin berfoto di lokasi yang sedang hype di Instagram.
Faktanya, seni semakin menarik perhatian karena dalam sebuah pameran Anda tidak hanya bisa berputar mengelilingi ruang sunyi berisi bingkai lukisan, namun menikmati disiplin seni lain yang menjamu mata dan belum pernah disaksikan sebelumnya.
Terlebih jika mengunjungi gelaran yang menghadirkan karya kontemporer, sering kali pengunjung dapat bersentuhan dengan disiplin seni yang masih belum akrab di tengah masyarakat seperti art performance,live painting, dan beberapa jenis lain yang tidak akan ditemui setiap hari.
Pesonanya semakin bertambah saat digabungkan dengan tata ruang penuh lukisan dan instalasi seni berbentuk unik, pastinya tak akan membuat menyesal jika meluangkan sedikit waktu.
Seperti museum yang namanya sedang melejit belakangan ini, Museum Macan, yang berani menggelar art exhibition berskala internasional di ibu kota sekaligus mengajarkan masyarakat mengenai cara berperilaku di tengah karyaseni.
Sejak resmi dibuka, Macan seakan memberi energi baru dalam dunia pendidikan, budaya, dan seni Indonesia. Museum ini memperkenalkan cara memandang seni yang berbeda dari museum lain dengan menggelar ragamart performance dan mengundang seniman-seniman terkenal lokal maupun dunia.
Sebagaimana ekshibisi yang sedang berjalan, pameran Yayoi Kusama bertajuk Life is the Heart of a Rainbow, yang meski merupakan pameran berbayar tetap menarik minat ribuan orang untuk menghadirinya.
Ekshibisi seni tak hanya bisa dilakukan di dalam museum, karena pada dasarnya gelaran seni berarti lokasi di mana suatu objek seni bertemu dengan audiens. Jadi bisa saja dilakukan di tengah mall, ballroom, atau area outdoor sekalipun.
Namun memang ada ekshibisi yang bersifat permanen maupun temporer tergantung dari tujuan dibentuknya. Untuk pameran temporer, Anda memiliki lebih banyak alasan mengunjunginya karena kecil sekali kemungkinan di waktu lain akan terjadi kolaborasi, pertunjukan, serta suasana yang sama dengan pameran temporer yang terjadi.
Terlebih untuk masalah art performance yangsulit ditemuidan sering kali berganti tema sesuai dengan tajuk serta waktu ekshibisi.
Jika Anda merasa tertarik, tak ada salahnya mengunjungi pameran temporer Art Jakarta 2018 yang hanya akan berlangsung selama empat hari di grand ballroom The Ritz Carlton Jakarta, Pacific Place dari tanggal 2 hingga 5 Agustus mendatang.
Dengan membayar tiket masuk sebesar lima puluh ribu rupiah, Anda sudah mendapatkan akses untuk menikmati ribuan karya seni yang didatangkan dari puluhan galeri penjuru dunia, lelang seni, dan special art performance yang tidak boleh dilewatkan dari Flying Balloon Puppet Show.
Mengapa dikatakan spesial? Karena tahun ini menandai tahun ke-10 Art Jakarta hadir di tengah masyarakat, jadi keistimewaan karya yang ditampilkan tentu telah dikurasi dengan teliti. Tak terkecuali programart performance bertajuk Natuh yang akan diwakili oleh boneka.
Seluruhnya terbuat dari rangka paralon dan kertas yang dibentuk menjadi karakter-karakter distingtif. Kisahnya akan mengingatkan kita akan indahnya alam yang dihancurkan oleh manusia, sangat cocok dengan isu kerusakan alam yang sedang disorot dunia saat ini.
Jadi tentu selain gemas melihat gerak boneka yang menari kesana-kemari, Anda juga bisa terbuai dalam topik menggugah emosi. Teater boneka ini dijamin akan memperdalam rasa dan menambah kecintaan Anda terhadap seni!
Jangan lupa untuk terus memantau jadwal pertunjukannya di Instagram Bazaar atau website Art Jakarta. Bazaar yakin momen ekshibisi seni semacam Art Jakarta 2018 tak akan Anda temukan di tempat lain.
Selamat berburu tiket!
(Foto: Courtesy of The Flying Balloons, courtesy of Art Jakarta 2018)