Baju jersey tim nasional Nigeria yang bermotif zig-zag memang sempat memecahkan rekor sebab telah terjual hingga menembus angka tiga juta helai. Namun siapa yang menyangka bila waistcoat atau rompi yang dikenakan Gareth Southgate (pelatih tim nasional Ingris) saat Inggris melawan Swedia minggu lalu, jadi bahan perbincangan di Piala Dunia 2018.
Manager tim Inggris ini memiliki perjalanan panjang di dunia mode, sebab sebelumnya ia mungkin menyesal mengenakan suitbeige kebesaran saat hari pernikahannya pada tahun 1997. Kini, ia tampil lebih ganteng lewat pemilihan setelah well-tailored tiga lapis, tanpa mengenakan jas, sehingga ia memperjelas rompi tipe single-breasted-nya. Ya, secara mengejutkan gaya itu lantas menjadi tren.
Label Marks & Spencer (M&S) yang telah menjadi pemasok resmi tim Inggris sejak tahun 1997, memaparkan tentang efek Gareth Southgate, yang telah meningkatkan penjualan sebesar 35%!
Bagi Anda yang ingin membeli rompi dari Marks & Spencer official FA Collection harganya adalah 65 pound sterling atau sekitar 1.250.000 rupiah saja. Sedangkan bila Anda ingin membeli sepaket three-piece setelan tersebut, harganya adalah 264 pound sterling atau sekitar 5.000.000 rupiah.
M&S bukanlah satu-satunya label fashion yang sadar akan tingginya permintaan tersebut. eBay melaporkan bahwa pencarian tentang 'waistcoat' meningkat sebanyak 25% pada pekan lalu, di samping label tailoring TM Lewin mencuit di Twitter bahwa 'penjualan rompi terjadi lewat atap stadium'.
Situs penjualan online, Lyst, juga mengatakan kepada kami tentang pencarian kata waistcoat meningkat 41% sejak Piala Dunia dimulai, sejak pertandingan Inggris melawan Kolombia pada 3 Juli lalu. Tiap orang mencari rompi selama 12 menit, melalui label populer seperti Ted Baker, Reiss, dan Thom Sweeney.
Dikatakan pula, dalam beberapa jam setelah Gareth mengenakan setelan M&S itu pada selasa malam, pencarian tentang merk Inggris meningkat sebanyak 55%, dengan rompi M&S sebagai produk pria terpopuler untuk dibeli di situs belanja Lyst minggu ini.
Bicara tentang warna, navy menjadi pilihan utama, sebab warna itu yang dipakai oleh Gareth.
Rompi Gareth juga sempat dibuat meme, setelah perusahaan teknologi Huawei memenuhi tulisan slogan "It's coming home" memenuhi garmen pakaiannya. Ide itu merupakan ajang pamer dari fitur zoom Huawei P20 Pro, namun cobalah untuk meminta M&S mewujudkan desain photoshop itu menjadi nyata!
Lalu, kenapa Gareth beralih kepada rompi? Item ini dideskripsikan sebagai korset versi pria yang mampu membuat figur tubuh menjadi lebih indah, tergantung dari bentuk tubuhnya. Pada beberapa kasus, Anda lebih baik membiarkan rompi tidak dikancing. Gaya rompi juga merupakan cara cerdas untuk mengelevasi kaus dalamannya.
Gareth juga tanpa sengaja membawa tren suit yang dibawakan label Prada, Céline, dan Tom Ford di runway spring/summer 2018 lalu. Walaupun terlalu dini untuk menyebut rompi yang disukai Gareth sebagai tren pakaian wanita, sebab busana itu kerap muncul di beberapa musim terakhir.
Jauh sebelum gaya boho Glastonbury Kate Moss yang terlihat tua, gaya rompi terkini berubah menjadi lebih layak digunakan untuk kerja, baik dipadu padankan bersama busana rajut, berukuran panjang, dan dipadukan bersama celana panjang atau rok medium.
Musim ini, baik Chloé and Victoria Beckham tampil dengan versi rompi yang berbeda, di samping Stella McCartney menawarkan perpadukan gaya denim dan grey tailored untuk musim fall/winter 2018.
(Dari kiri ke kanan: Chloe Spring 2018, Victoria Beckham Spring 2018, dan Stella McCartney Fall 2018; Foto: Getty Images)
Terkait idola selebriti, Gareth bukanlah satu-satunya sosok high-profile yang berpotensi dalam busana rompi. Vanessa Paradis menggabungkan jeans dan mantel hitam medium pada acara Chanel autumn/winter 2018 show di Paris, di sisi lain Victoria Beckham bergaya dengan setelan celana panjang bermotif pinstripe.
Para juri masih belum memutuskan apakah rompi akan menjadi bagian di dalam lemari pakaian wanita di musim depan, tapi terima kasih kepada Gareth Southgate, it's already well on its way to coming home for menswear.
(Artikel ini disadur dari Bazaar UK; Alih bahasa: Erica Arifianda; Foto: Courtesy of Bazaar UK)