Koleksi Gucci Tampil Lintas Gender di Musim Terbaru

Isu sosial tengah disorot Alessandro Michele yang ia terapkan pada karyanya. Lahirlah koleksi yang lintas waktu, lintas kultur, dan gender.



Bertajuk Cyborg, koleksi Gucci di musim Fall/Winter tahun ini sukses menarik keingintahuan saya.

Apakah label kelahiran Florence, Italia ini akan menampilkan sesuatu yang futuristis atau berkaitan dengan robot?

Begitulah kira-kira bayangan yang terbesit di dalam benak.

Namun apakah itu yang benar-benar ingin disampaikan Alessandro Michele?




Tidak perlu waktu lama untuk mencari jawabannya, sebab Gucci mengajak para editor mode untuk terbang ke Hong Kong dalam rangka presentasi koleksi terbarunya.

Ruang serbaguna di Loft 22 disulap serba merah, panel-panel pemisah dinding, lautan tirai merah, dan meja penyambut tamu yang juga menyuarakan warna bergelora ini. Mewah? Tentu saja.


Setelah memasukinya, saya menemukan jawaban menarik tentang Cyborg yang dikemukakan.

Alessandro rupanya seorang pemerhati sosial, ia memahami fenomena sosial apa yang tengah mencuat.

Selain itu, ia terinspirasi oleh tulisan seorang feminis Donna Haraway, Cyborg Manifesto: Science, Technology, and Socialist-Feminism in the Late Twentieth Century.

Manusia sudah tak lagi dikotak-kotakkan, setiap individu bebas mengekspresikan identitasnya.

Alessandro Michele mengingatkan kembali betapa besarnya ketertarikan saya terhadap isu-isu sosial, termasuk gender yang merupakan konstruksi sosial hasil ciptaan masyarakat.

Masyarakat menciptakan aturan-aturan, bahkan label-label, ‘berharap’ setiap individu dapat bertingkah laku sesuai label yang ‘ditempelkan’ padanya.




Namun, Alessandro paham bahwa batasan-batasan demikian hanya akan mengerdilkan seseorang, bahkan kreativitas, ujung-ujungnya karakter sejati ditekan sedemikian rupa.

Saya dan Anda pun tunduk jadinya dan lupa untuk menjadi diri sendiri.

Lantas pria kelahiran Roma ini mengimplementasikan kemerdekaan pada busananya, sehingga Anda akan menyaksikan dengan busana-busana lintas gender, lintas kultur, bahkan juga lintas masa.

Di musim dingin ini, Anda akan ditawari tampilan yang kaya dari berbagai latar belakang, misalnya tampilan bersahaja berkat headscarf yang menutupi kepala.

Hal itu terinspirasi dari gaya busana wanita khas Eropa Timur.

Adapula tunik yang dikenakan model pria, namun tentu saja dapat dikenakan oleh para wanita.

Sepatu yang eksentrik juga diperkenalkan di musim ini, berupa sneakers bernama Fleshtrek.

Terinspirasi oleh model sepatu gunung yang tangguh, wujudnya dipermanis oleh kehadiran bejeweled strap yang dapat dilepas.


Untuk kompartemen, ada seri tas terbaru yaitu Camera bag yang berbentuk compact sekaligus feminin.


Elemen kolaborasi juga turut berpartisipasi, yaitu kolaborasi dengan tim bisbol New York Yankees, logo Paramount, referensi sinema karya Russ Meyer, dan manga buatan Chika Idae yang terkenal di era '60-an, Viva Volleyball.


(Foto: Courtesy of Gucci)