Produk-produk Indonesia kembali dipamerkan di kota fashion, Paris. Kali ini dalam sebuah kolaborasi pertama dari e-commerce Shopee dan BHV Paris yang membawa berbagai produk artisan Indonesia lewat beragam desain yang modern.
Bazaar Hotel de Ville yang disingkat menjadi BHV adalah sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di tengah kota Paris, posisinya strategis sebab berhadapan dengan gedung walikota Paris.
Dan seperti layaknya etablishement Eropa yang mampu bertahan lama, usia BHV sudah menginjak 160 tahun ini, sebuah mal yang menyediakan berbagai fashion sehari-hari, dekorasi, makanan, dan berbagai kebutuhan rumah tangga.
Tidak kurang dari 1200 produk Indonesia yang dikurasi oleh BHV dan akan dipajang selama kurang lebih sebulan dalam acara bertajuk “De Java Indonésie à Bali”, yang dikemas layaknya ambiance negara tropis, seiring dengan hadirnya musim panas di Paris.
Identitas visual tampak sangat kuat lewat instalasi berbagai produk indonesia di etalase mal, dengan latar paper wall bermotif batik yang terang. Sedangkan di lantai dasar, sebuah instalasi utama dengan ruas-ruas bambu yang menjalar menaungi produk fashion, dekorasi, dan makanan yang ditata secara harmonis.
Hari inagurasi di sore hari itu diterangi matahari yang cerah, sukses terhindar dari hujan di pagi hari apalagi acara pembukanya digelar di ruangan terbuka. Dukungan besar dan positif juga datang dari KBRI Paris dengan sebuah pidato dari Duta besar Indonesia untuk Prancis, Bapak Mohamad Oemar, yang mendukung produk Indonesia agar bisa menembus pasar Prancis dan Eropa. Kemudian disambung dengan gong pembukaan dari Walikota Solo, Gibran Rakabuming, yang dalam pidatonya berharap jika batik bisa menjadi bagian dari industri fashion secara global.
Sentuhan eksotis dari Anggun yang melantunkan lagu tradisional jawa, dibalut gaun dari duo desainer Ansoe, tampil dipublik persisnya di halaman depan mal BHV, yang mengharuskan jalan utama ramai itu ditutup selama pertunjukan.
Acara bergulir dengan rangkaian koreografer tari Eko Supriyanto, yang lebih terkenal dengan Eko Pece, diiringi grup gamelan Prancis, Pantja Indra Paris.
Acara kemudian berpindah ke rooftop BHV untuk sesi cocktail di mana saya berjumpa dengan dua orang penanggung jawab untuk kurasi BHV Marais acara ini. Direktris BHV yaitu Amandine de Souza, dan Benoit le Mauff sebagai Direktur Artistik.
Berikut wawancara santai dengan mereka :
Harper's Bazaar Indonesia (HBI): Apakah ini pertama kalinya Anda berkolaborasi dengan Shopee ?
Amandine de Souza (AS) & Benoit le Mauff (BM): Iya, ini pertama kalinya BHV Marais Paris berkerja sama dengan e-commerce shopee, dikarenakan perusahaan ini mempunyai berbagai produk dengan penawaran yang luas, dan terutama seperti artisan batik, para pengrajin yang menarik perhatian yang ingin kami tampilkan di mal kami.
Selain itu, kami juga ingin menampilkan berbagai produk Indonesia, namun ada kendala seperti bagaimana mencari produk yang bermutu sesuai dengan sudut pandang dan cita rasa BHV. Sehingga dengan kerja sama ini, kita bisa menampilkan kepada para pelanggan BHV produk-produk yang unik dan tidak biasa mereka temukan.
HBI: Bagaimana BHV memilih produk-produk ini ?
AS & BM: Salah satu kriterianya adalah kriteria artistik yang memperlihatkan berbagai jenis produk artisan dari Indonesia, sehingga mal kami yang besar bisa menawarkan berbagai produk seperti makanan, keperluan rumah tangga yang merupakan salah satu bagian penting untuk mal kami (seperti untuk dekorasi rumah) dan juga fashion.Dan kami sangat tertarik dengan Batik, maka tak heran jika batik menjadi benang merah pada acara ini, dan kami pun bekerja sama dengan pemerintah kota Solo.
HBI: Apakah Anda yakin jika Parisien akan menyukai batik?
AS & BM: Kami yakin mereka akan menyukai batik, mungkin bukan spesial pakaian batik saja, tapi batik untuk dekorasi misalnya taplak meja. Kami bermimpi untuk mengembangkan market untuk batik secara lebih luas bagi para pelanggan kami, yang menyukai berbagai produk artisan. Dan salah satunya batik yang merupakan sebuah produk artisanal spesifik Indonesia. Kami juga mengunjungi Indonesia untuk meninjau cara pembuatan produk dan sebagainya, yang kemudian kami lanjutkan dengan seminggu khusus untuk shooting foto katalog.
Di sisi lain, acara ini juga menghadirkan beberapa program workshop seperti pembuatan batik, pengenalan pencak silat, dan juga perkenalan tari Jawa dan Bali. Berbagai acara tambahan untuk perkenalan budaya ini, pas untuk ungkapan "Tak Kenal Maka Tak Sayang", terutama untuk publik Parisien yang akan akan lebih mengenal berbagai desain artisan Indonesia yang khas dengan gaya modern.
(Foto: Rizal Lim)