Padanan suit dengan rok selutut maupun celana panjang berpotongan tegas acap kali dijadikan opsi berbusana kerja.
Namun seiring berkembangnya zaman, pakem berbusana seperti ini turut pula bertransformasi. Fenomena tersebut dibuktikan Patrick Owen saat fashion show tunggal bertajuk Little Stabs yang terselenggara beberapa waktu lalu. Idenya cukup menarik, Patrick menyuguhkan suasana kerja era '90-an, baik pada wujud busana maupun venue presentasinya.
Patrick memadu desain dekonstruktif, ragam motif dengan nuansa klasik yang memunculkan jukstaposisi bergaya untuk kaum urban kini.
Misalnya, long blazer dengan area shoulder lebar berpadu celana panjang dengan slit di samping, sejumlah tampilan head-to-toe bermotif garis-garis yang playful, jumpsuit dengan detail apron hingga look lain yang dihiasi motif checkered.
Tampak pula sejumlah coat dan blazer yang teraplikasi teknik sashiko atau teknik menjahit asal Jepang yang dipakai untuk menambal area berlubang pada busana, sehingga tampak unfinished sebagai statement gaya musim mendatang.
Selain itu, permainan material juga menarik perhatian. Dapat dilihat dari sejumlah tampilan velvet, seperti perpaduan atasan one shoulder dan celana panjang berbahan velvet warna hijau, ataupun material serupa yang juga muncul pada celana palazzo beraksen lipit.
Patrick yang dikabarkan segera meluncurkan koleksi kolaborasinya dengan Disney pada Agustus mendatang memberi sneak peek pada presentasi ini, seperti padanan sepatu kuning dengan pantsuit serba hitam.
Sebanyak 10 look bagi pria pun turut menyemarakkan presentasi tunggal perdana Patrick Owen ini.
Tampilannya tak jauh berbeda, ada motif garis-garis serupa womenswear yang menghiasi rancangan kemeja hingga celana panjang, nuansa velvet dengan warna merah muda yang flamboyan hingga aksi celana pendek yang bisa jadi opsi menyenangkan untuk office look.
Baca juga: Fashion Show Elsewhere dari Biyan
Fashion Show Kelana dari Denny Wirawan
(Foto: courtesy of Patrick Owen)