Work Life Balance dan 5 Langkah Menerapkannya

Seberapa besar Anda menghargai hidup?



Work life balance kadang menjadi sebuah istilah yang begitu mustahil untuk dicapai di kehidupan nyata. Siapa pun pasti menginginkan sebuah kehidupan yang seimbang, termasuk, neraca sama rata antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Nyatanya, dalam realita tidak semudah itu untuk mendapatkan work life balance.

Waktu 24 jam dalam sehari terkadang tidak berbanding seimbang dengan beban pekerjaan yang harus diselesaikan. Tidak jarang, jam lembur mau tidak mau dijalani hampir setiap malam atau akhir minggu malahan diisi dengan bekerja.

Anda bukan satu-satunya yang mengalami hal tersebut. Jika dibiarkan terlalu lama, ketidakseimbangan hidup ini justru akan menjadi bumerang. Bagaimanapun juga, sebuah pola hidup sehat ditandai dengan waktu seimbang antara kehidupan personal dan bekerja.

Jangan sampai Anda menjadi seorang workaholic dan justru melupakan cara menikmati buah hasil kerja keras Anda. Ingatlah.Work hard, play harder!Berikut 5 langkah jitu dari Bazaar untuk mencapai titik seimbang dalam hidup tersebut.


1. Tinggalkan sikap perfeksionis


Menurut sejumlah hasil penelitian, sikap perfeksionis di segala hal menuntun kepada rasa kegelisahan dan depresi, termasuk dalam soal bekerja. Tentu saja sangat penting untuk memberikan yang terbaik dalam bekerja. Tetapi untuk beberapa hal yang sifatnya bukan prioritas, Anda harus meninggalkan sikap perfeksionis tersebut! Ingatkan diri sendiri bahwa Anda juga terbatas. Utamakan beberapa hal yang bersifat prioritas dan tinggalkan sikap perfeksionis untuk hal yang tidak perlu.


2. Batasi aktivitas pergaulan yang menyita waktu


Seharusnya Anda menyelesaikan tiga presentasi penting di hari ini. Akan tetapi, di penghujung hari tidak ada satu pun yang terselesaikan. Hal ini dikarenakan Anda lupa waktu mengobrol dan bercanda dengan kumpulan rekan sekerja di kantor. Sudah waktunya Anda mendisiplinkan diri sendiri. Tidak perlu takut ketinggalan pergaulan, waktu bermain dan bersenang-senang selalu ada. Tentunya akan terasa lebih maksimal jika pekerjaan sudah diselesaikan terlebih dahulu.


3. Offline is the new luxury


Matikan notifikasi email dan smartphone. Di waktu tertentu, hargai diri Anda sendiri dengan membatasi interaksi digital dengan dunia luar. Waktu personal merupakan sebuah hal berharga yang kerap dilupakan sebagian besar orang. Sesekali, habiskan waktu dengan diri sendiri tanpa perlu diganggu dengan notifikasi email pekerjaan. Bahkan, notifikasi WhatsApp sekalipun. Kembalikan kesadaran dan ketenangan diri.


4. Meditasi dan olahraga secara teratur


Fisik dan jiwa menjadi dua hal yang wajib diperhatikan untuk mendapatkan work life balance. Saat pekerjaan terasa begitu menumpuk dan mulai membuat stres, cobalah untuk berolahraga di luar ruangan atau mengambil waktu meditasi untuk beberapa menit bahkan hari! Hasilnya akan terasa lebih maksimal, apabila Anda berkomitmen melakukan keduanya secara teratur.


5. Ubah metode kerja Anda!


Jika Anda merasa telah mencoba segala hal untuk meraih work life balance, dan selalu berujung gagal! Maka, ada yang salah dengan pola Anda mengatur waktu. Mungkin sudah saatnya Anda meninggalkan metode perencanaan yang lama dan mulai dengan yang baru. Misalnya, dengan mulai menyusun metode kerja baru yang lebih masuk akal. Terkadang pekerjaan tidak hanya dinilai dari kuantitas. Melainkan, utamakan kualitas dari yang bersifat prioritas. Sekedar saran dari Bazaar.




(Foto: Courtesy of Instagram @inspiredbyallthings)