Budaya atau tren mode asal Jepang dapat dibilang cukup luas. Dari pengaruh budaya pop ala Harajuku, konstruksi avant-garde, hingga tampilan serba minimal, yakni seluruhnya merupakan gaya identik dari negara Matahari Terbit ini.
Kepiawaian craftsmanship dan penerapan teknik distingtif kerap ditemui pada rancangan para desainer asal Nippon. Simak berikut favorit Bazaar.
1. Rei Kawakubo
Desainer yang berbasis di Tokyo dan Paris ini adalah penemu label Comme des Garçons dan butik multibrand Dover Street Market.
Comme des Garçons memiliki distressed dan punk style dengan beragam lini yang dibedakan oleh quality value dan casuality, seperti Comme des Garçons Play dan Comme des Garçons Noir. Sementara Dover Street Market, yakni sudah berada di New York, Los Angeles, Beijing, Tokyo, hingga Singapura menyajikan beragam produk indie dan high fashion. Koleksi yang disuguhkan pun terkurasi dalam gaya yang tidak biasa.
2. Junya Watanabe
Ia merupakan protégé dari perancang Comme des Garçons, Rei Kawakubo, memulai kariernya sebagai patternmaker dan kemudian chief designer.
Lalu ia menciptakan label eponimnya di bawah naungan Comme des Garçons, keduanya turut menyajikan kreasi bersama dalam label Junya Watanabe Comme des Garçons. Junya kerap dijuluki techno couture designer karena konstruksi rancangannya yang modern dengan penerapan teknik yang spesial.
3. Yohji Yamamoto
Kreator desain satu ini dianggap master tailor setara dengan maestro asal Prancis, Madaleine Vionnet. Ia mengusung estetika avant-garde tailoring dalam palet serba hitam.
Baginya, hitam melambangkan kesederhanaan, rasa sombong, malas, mudah, namun juga misterius. Di tahun 2011, ia berhasil memamerkan kreasinya di Victoria and Albert Museum, London.
4. Issey Miyake
Ia dikenal dengan desain berfundamen teknologi, seperti penemuan pleats yang fenomenal.
Melalui eksperimen dengan pakaian dengan teknik dipotong dan dijahit terlebih dahulu, kemudian diapit di antara lapisan kertas lalu dimasukkan ke dalam heat press, di mana mereka terlipat. Salah satu penggemar desainnnya adalah co-founder perusahaan Apple, Steve Jobs, yakni turtleneck hitam yang menjadi gaya personal dia merupakan rancangan Issey. Selain itu, ada juga lini parfum L’eau d’Issey yang tengah menjadi sebuah ikon.
5. Kenzo Takada
Desainer keturunan Jepang dan Perancis ini adalah penemu rumah mode Kenzo. Kenzo mengangkat fusi gaya Asia dan Jepang dalam nuansa high fashion ala Eropa. Sejak 1993, brand ini sudah di bawah naungan perusahaan LVMH.
6. Chisato Tsumori
Memulai kariernya dengan bekerja untuk Issey Miyake di lini Issey Sports yang kini dinamai I.S. Chisato Tsumori Designs. Lalu menciptakan label eponim pada tahun 1990. Estetika labelnya fokus pada motif dan semarak figur manga dalam nuansa playful.
7. Jun Takahashi
Ia pendiri label high-end streetwear untuk pria dan wanita, Undercover dan juga lini kasual Nowhere hasil kolaborasi dengan pencipta A Bathing Ape (Bape), Nigo. Keberhasilannya di Jepang dengan menerima sejumlah penghargaan prestisius, membawa ia ke panggung mode Paris Fashion Week di tahun 2002.
8. Tomo Koizumi
Seniman dan kostum desainer ini baru saja memulai pagelaran mode koleksinya di panggung mode New York Fashion Week dengan tampilan ekstravaganza. Kepiawaiannya ditemukan oleh seorang stylist dan editor majalah tersohor, Katie Grand dan ia pun memboyong Tomo untuk memulai debutnya di studio milik Marc Jacobs Februari lalu.
(Foto: Courtesy of Culture Box & Bazaar Vietnam)