Siasat Sejauh Mata Memandang dalam Mengatasi Darurat Sampah Tekstil: Gelar Pameran Bertajuk “Sayang Sandang, Sayang Alam”

Limbah industri mode adalah nyata dan harus segera dihentikan!



Sebagai salah satu label mode yang telah dikenal dengan komitmennya untuk menjadi brand fashion yang etis dan bertanggung jawab, Sejauh Mata Memandang memang tak kenal lelah untuk selalu berusaha memberikan edukasi kepada khalayak tentang pentingnya menjaga bumi dan betapa berbahayanya tren fast fashion beserta dengan limbah yang dihasilkan.

Untuk menjangkau serta meningkatkan kesadaran konsumen akan darurat sampah tekstil yang telah mengancam keberlanjutan bumi serta manusia itu sendiri, Sejauh Mata Memandang bersama dengan TACO dan Ashta District 8 resmi menggelar pameran yang bercerita tentang darurat sampah tekstil dengan mengangkat tajuk “Sayang Sandang, Sayang Alam”.

Dijumpai secara virtual, Chitra Subyakto selaku Pendiri dan Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang menjelaskan “Fakta menunjukan bahwa dunia mode merupakan salah satu penyumbang polutan sampah terbesar. Kendati demikian, sebenarnya 95% sampah tekstil yang terbuang masih bisa didaur ulang (recycle) atau didayagunakan kembali menjadi benda berfungsi lain (upcycle). Sebagai merek mode dengan konsep slow fashion, salah satu cara kami mengurangi sampah tekstil, adalah dengan menciptakan sandang dari bahan yang dapat terurai, memanfaatkan sisa kain produksi, melakukan program daur ulang dan modifikasi nilai guna dari kain. Komitmen ini merupakan langkah nyata kami untuk mengajak konsumen membantu menyelamatkan lingkungan kita,” ujar Chitra.

Pameran yang terbagi menjadi beberapa area ini menampilkan berbagai hal menarik seperti area fakta mengenai sampah tekstil serta video informatif dan visual hasil kolaborasi dengan Greenpeace, Davy Linggar, Dian Sastrowardoyo, Tulus, Gustika Hatta, dan Mesty Artiariotedjo yang tentunya dapat membuka mata serta wawasan Anda mengenai darurat limbah tekstil yang sedang terjadi di Indonesia. Selain dapat mengedukasi diri tentang bahaya sampah tekstil, Anda juga bisa langsung berkontribusi mengakhiri bertambahnya limbah tekstil dengan cara mendonasikan pakaian yang sudah tak terpakai untuk didaur ulang dengan cara memasukkannya ke kotak dropbox.


Terdiri dari dua kotak berbeda yang dilabel dengan tulisan upcycle dan recycle, untuk pakaian berlabel upcycle (atau pendayaan ulang) ditujukan kepada pakaian yang sudah tak layak pakai yang kemudian akan didaur ulang menjadi benang lalu menjadi kain baru. Dan label recycle (daur ulang) diperuntukkan kepada pakaian yang masih layak pakai untuk nantinya dipilah dan didayagunakan kembali atau disumbangkan kepada yang membutuhkan.

Berlokasi di Ashta District 8, SCBD, segera kunjungi pameran “Sayang Sandang, Sayang Alam” dan bawa pakaian Anda untuk didaur ulang selama periode pameran yang berlangsung dari tanggal 6 Maret hingga 6 April 2021.

(Foto: Courtesy of Sejauh Mata Memandang)