Justin Timberlake Meminta Maaf Kepada Britney Spears dan Janet Jackson terkait Kesalahan di Masa Lalunya

“Saya peduli dan menghormati wanita-wanita ini dan saya tahu saya telah gagal.”



Setelah kemarahan publik atas keterlibatan Justin Timberlake dalam mengabadikan misoginis dan rasisme mencapai titik mendidih, penyanyi ini membuat permintaan maaf kepada Britney Spears dan Janet Jackson melalui akun Instagramnya.

“Saya telah melihat beberapa pesan, tag, komentar dan keprihatinan dan saya ingin meresponnya,” tulis Justin Timberlake pada media sosial tersebut. “Saya benar-benar minta maaf untuk segala waktu dalam kehidupan saya di mana tindakan saya telah berkontribusi pada suatu masalah, di mana saya tidak berbicara pada tempatnya atau tidak berbicara secara benar. Saya paham bahwa saya gagal pada saat ini dan pada banyak momen lainnya serta diuntungkan dari sistem yang menormalisasi misoginis dan rasisme. Secara khusus, saya ingin meminta maaf kepada Britney Spears dan Janet Jackson secara individu, karena saya peduli dan menghormati wanita-wanita ini dan saya tahu saya telah gagal,” tambahnya.

Para penggemar telah meminta Justin untuk berbicara dan meminta maaf atas perlakuan dan tindakannya setelah perpisahan dirinya dengan Britney Spears, di mana ia secara terbuka mengaku tidur dengannya dan menduduh Briteny selingkuh darinya dalam lagunya pada tahun 2002 yang berjudul Cry Me a River. Sebelumnya, keduanya menjalin hubungan dari akhir tahun 1990-an hingga awal 2000-an. Perilakunya tersebut muncul kembali dalam film dokumenter Framing Britney Spears yang diproduksi oleh The New York Times.

Justin Timberlake juga sebelumnya terlibat dalam skandal wardrobe malfunction yang dialami oleh Janet Jackson. Pada saat Super Bowl tahun 2004, Justin secara tidak sengaja merobek baju Janet dan memperlihatkan payudaranya pada saat pertujunkan. Walaupun Justin bertanggung jawab untuk menarik kembali pakaian penyanyi wanita itu, Janet Jackson beserta karirnya harus menanggung kritik buruk publik, dicegah untuk menghadiri Grammy Awards pada tahun itu, dan tidak pernah diundang kembali untuk tampil di acara Super Bowl.

“Saya juga merasa terdorong untuk menanggapi sebagian, karena setiap orang yang terlibat berhak mendapatkan yang lebih baik dan yang paling penting, karena ini adalah sebuah percakapan yang lebih besar di mana saya dengan sepenuh hati ingin mengambil bagian dan berkembang darinya,” lanjut pernyataan dari Justin. “Industri ini cacat. Industri ini memudahkan pria, khususnya pria berkulit putih, untuk sukses. Hal tersebut memang sudah dirancang seperti ini. Sebagai pria dalam posisi yang diuntungkan ini, saya harus bersuara akan hal ini. Karena ketidaktahuan saya, saya sempat tidak menyadarinya selama beberapa saat, tetapi saya tidak ingin mendapatkan keuntungan dari keruntuhan atau kejatuhan orang lain lagi.”



Ia kemudian menegaskan komitmennya di masa depan untuk berbicara seputar gender dan ketidaksetaraan rasial, meskipun dirinya mengakui bahwa hal tersebut tidak membebaskannya dari kesalahan masa lalunya. “Saya belum sempurna dalam menjalani hal-hal ini sepanjang karier saya. Saya pun sadar bahwa permintaan maaf ini hanyalah sebuah langkah awal dan tidak dapat menutupi kesalahan masa lalu saya,” tulisnya. “Saya ingin bertanggung jawab atas kesalahan saya atas semua masalah ini serta menjadi bagian dari dunia yang bersifat mendukung. Saya sangat peduli dengan kesejahteraan orang-orang yang saya cintai. Saya dapat melakukan yang lebih baik dan akan melakukan hal-hal dengan lebih baik lagi.”

(Penulis: Chelsey Sanchez; Artikel ini disadur dari Bazaar US; Alih Bahasa: Fatimah Mardiyah; Foto: Courtesy of Bazaar US)