Siapa sangka kain songket yang berasal dari Sumatra jika digabungkan dengan motif batik Parang yang merupakan motif batik tertua di Tanah Air dapat menjadi sebuah busana yang modern dan edgy? Kombinasi tak terduga tersebut diwujudkan oleh ide magis seorang Didit Hediprasetyo yang memutuskan untuk mengolah kain songket dan menuangkan motif batik Parang di atasnya.
Ide yang ia tuangkan dalam rangka mendirikan koleksi musim semi/panas 2021 miliknya, kemudian ia wujudkan lewat sederetan koleksi yang didominasi oleh warna hitam dan metalik yang dingin. Kedua warna yang ia pilih, kemudian ia upayakan menjadi busana bernapas kontemporer yang memberi angin baru di musim ini. Sebagai seorang desainer, Didit tak lupa untuk menyalurkan afirmasi positif kepada para wanita agar terus bersemangat dan menghadapi setiap tantangan yang dihadapkan. Dengan didukung oleh busana eksperimental tanpa menghalangi kebebasan untuk bergerak.
Beberapa model busana tersebut di antaranya adalah gaun malam yang elegan hingga jaket biker berhiaskan motif batik Parang yang maskulin dari bahan kulit. Seluruhnya dibangun menggunakan proporsi yang memeluk lekuk tubuh dengan pasti.
Sementara itu, opsi busana dengan pendekatan yang lebih feminin hadir dalam format setelan celana dan tailored vest dengan motif Songket dan batik Parang, namun dalam rona merah muda pastel yang manis. Bustier dengan teknik drapery yang anggun sekaligus edgy, setelan jaket tipe bolero dan celana lurus dari bahan satin duchesse mewah, dan beberapa gaun malam yang menonjolkan efek clean dan modern.
Keseluruhan koleksi memuat ciri khas berbusana para wanita di tahun 1960-an dan 1970-an dalam kemasan untuk wanita masa kini, yang tanpa diragukan lagi akan melekat dengan sempurna saat dikenakan seluruh wanita dari berbagai dunia dengan segudang kebutuhan dan energi yang tak pernah habis.
(FOTO: Courtesy of Didit Hediprasetyo)