7 Pertanyaan untuk Desainer Sepatu Paul Andrew

Bazaar Indonesia berbincang dengan mantan desainer sepatu untuk Donna Karan dan Calvin Klein yang ki



Tim Harper's BAZAAR Indonesia berkesempatan untuk melangsungkan wawancara eksklusif bersama salah seorang desainer sepatu wanita yang tengah naik daun, Paul Andrew. Berbekal portofolio mengagumkan semasa kariernya, kini memfokuskan diri untuk mengembangkan lini miliknya. Dengan latar butik On Pedder Plaza Indonesia, mari simak sejumlah visi untuk alas kaki gubahan pria asal Inggris yang berbasis di New York ini.

Apa yang membuat seorang Paul Andrew bermigrasi ke New York?
Ketika lulus saya berhasil memenangkan penghargaan untuk koleksi kelulusan. American Vogue sempat meliput hal ini, sehingga menarik perhatian desainer di New York. Akhirnya saya memutuskan untuk pindah dan mulai bekerja untuk Donna Karan, Calvin Klein, hingga akhirnya berlanjut pada label pribadi sejak tiga setengah tahun terakhir ini.

Apa yang membuat lini sepatu wanita sangat istimewa bagi Anda?
Awalnya saya memiliki minat mendalam pada bidang arsitektur dan juga di sisi lain juga terbiasa membaca majalah fashion. Bagi saya sepatu merupakan sebuah kombinasi dari arsitektur dan desain. Hal ini saya saksikan secara langsung ketika memulai perjalanan ke Firenze dalam rangka memproduksi prototipe sepatu. Pada momen tersebut saya menemukan kesepadanan dalam hal konstruksi sepatu dan asitektur.

Apa tantangan terbesar ketika mendesain sepatu?
Saya sangat terfokus pada ide etos desain yang memberdayakan perempuan, membuat mereka tampil elegan juga seksi. Tantangan terbesar bagi saya yaitu untuk menciptakan kenyamanan dalam produk-produk kreasi saya. Saya melakukan riset dan masih mengembangkannya hingga saat ini. Solusi yang saya temukan yaitu dengan menghadirkan padding dan cushioning istimewa dalam mendukung kenyamanan penggunaan sepatu.

Bagaimana keadaan pasar Asia saat ini menurut Anda?
Asia merupakan sebuah lokasi yang menarik dan butuh untuk dijelajahi lebih dalam lagi. Pasar Asia sangat sadar tren dan vibran.

Apa yang menjadikan Hong Kong sebagai inspirasi musim ini?
Perjalanan ke Hong Kong sangat membuka mata saya. Banyak hal yang terjadi. Di satu sisi kita melihat gedung modern yang menjulang tinggi, sangat berlawanan dengan nuansa tradisional yang dapat ditemukan di jalanan. Unsur kontras ini tidak saya temukan di New York. Setelah melalui periode pencarian inspirasi, akhirnya film In The Mood For Love karya Wong Kar Wai menjadi inspirasi final yang menyusun mood koleksi saya.

Apa rencana untuk koleksi selanjutnya?
Saya masih sangat terfokus untuk mengembangkan kreasi saya. Masih banyak yang harus dilakukan. Namun tak lantas berarti saya menutup kemungkinan terhadap perluasan lingkup produk aksesori. Terlebih, saya tidak melihat label Paul Andrew hanya bersandar pada produk dalam satu kategori saja. Yang penting adalah pertumbuhan bisnis yang perlahan namun mantap.

Wish list Anda di tahun 2016?
Untuk lebih sering bepergian, terutama ketika koleksi saya banyak terinspirasi dari kota-kota. Musim ini Hong Kong, kemarin New York, dan eksotisme Istanbul akan menjadi inspirasi berikutnya.

(Ardhana Utama, Foto: Courtesy of Paul Andrew)