Di tahun ketika banyak label yang menghadirkan presentasi fashion untuk hidupkan memori masa kecil (seperti, boneka Dior, marionettes dari Moschino, dan potongan kertas Loewe), Balenciaga menghadirkan tren tersebut dengan sentuhan berbeda. Akhir pekan kemarin, rumah mode asal Prancis tersebut meluncurkan Afterworld: The Age of Tomorrow, sebuah gim video yang dirancang oleh Unreal Engine untuk memeragakan koleksi musim gugur 2021.
Sang Desainer, Demna Gvasalia, menggambarkan sebuah lokasi petualangan mitologis yang terjadi pada tahun 2013 mengajak pemain untuk bereksplorasi dalam lima tingkat, mulai dari tokoh virtual dari label tersebut hingga hutan gelap dan pemandangan gunung ketika matahari terbenam. Sebanyak 50 avatar didandani dengan gaya busana neo-medieval yang memadukan inspirasi dari Raised by Wolves dan cuplikan dari film Dune, keduanya menghadirkan gambaran dunia masa depan yang alami kerusakan sebagai dampak dari isu politik dan perubahan iklim.
Pada koleksi musim gugur kali ini, Demna menghadirkan berbagai garmen yang dapat menyesuaikan dengan medan yang kasar dan keras. Contohnya, sebuah parka yang dapat berubah menjadi tas ransel; selimut menjadi jubah dengan kerudung; celemek menjadi jaket penghangat, serta setelan yang terbuat dari material stretch sehingga cocok dikenakan untuk berolahraga. Banyak di antaranya menggunakan material sisa produksi yang digunakan kembali. Produk yang paling khas adalah sepatu bot emas atau perak yang ditujukan agar terlihat seperti tameng pelindung era medieval dan dikenakan di bawah atasan bervolume atau gaun yang dekonstruktif khas Demna.
“Ada sebuah studi tentang perawatan untuk menjaga kualitas sebagian besar garmen,” jelas Demna. “Saya percaya bahwa konsumsi berkelanjutan dan cerdas di masa depan akan mendorong kita untuk terus mengenakan pakaian kita hingga mereka rusak sehingga koleksi ini akan menghadirkan pakaian-pakaian yang tampak tua, terlihat bekas pakai, dan cukup hancur.”
Membayangkan kehidupan masyarakat distopia bukan sesuatu yang baru Demna, sang desainer secara konsisten menggunakan panggung busananya untuk menanggapi ketidakseimbangan lingkungan hidup dan kondisi politik. Namun dengan Afterworld: The Age of Tomorrow, ia membuka pesan tersebut kepada lebih banyak orang, menghadirkan pengalaman hidup di dunia imajinatif, tanpa perubahan sistemis yang mungkin dapat menjadi realita yang kita alami.
(Penulis: Barry Samaha; Alih Bahasa: Vanessa Masli; Artikel ini disadur dari BAZAAR US; Foto: Courtesy of BAZAAR US)