Rahasia Arti Busana Dasiyah di Serial Netflix Gadis Kretek

Hagai Pakan ungkap cerita dibalik transformasi kebaya Dasiyah.

Courtesy of Netflix


Serial Netflix terbaru, Gadis Kretek telah mencuri perhatian ribuan penonton dengan alur ceritanya yang menakjubkan serta karakter yang kuat. Salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan adalah busana yang dikenakan oleh sang pemeran utama, Dasiyah, atau yang kerap dipanggil ‘Jeng Yah’. Kebayanya sengaja dirancang untuk mencerminkan karakternya yang dingin dan tegas.

Pada kesempatan kali ini, Harper’s Bazaar Indonesia mendapatkan kesempatan istimewa untuk berbincang-bincang dengan perancang busana dan juga fashion stylist Gadis Kretek, Hagai Pakan.

Courtesy of Netflix

Hagai mengungkapkan bahwa ketika ia membuat konsep busana untuk Jeng Yah, Hagai memutuskan untuk menggabungkan unsur tradisional dan kontemporer. Konsep periodik tahun 1950-an dikombinasikan dengan desain kebaya lawas, menciptakan semacam universe sendiri, menyajikan suatu desain yang distingtif walaupun tidak sepenuhnya sesuai riset. Uniknya, hal itu justru yang berhasil membuat desainnya ikonis. Hagai menggabungkan beberapa referensi, termasuk Kebaya Janggan, Surjan, dan juga Kebaya Klasik. Dengan perpaduan tersebut, sang perancang kostum menghasilkan kebaya yang istimewa, serta menciptakan citra yang kuat untuk karakter Jeng Yah.

Salah satu gagasan desain yang menarik adalah penggunaan kebaya Surjan (baju khas Jawa untuk laki-laki dengan kerah tegak, lengan panjang, dan terbuat dari bahan lurik atau cita berkembang) untuk memberikan kesan lady boss pada karakter Jeng Yah. Kebaya Surjan, bersama dengan batik Parang yang lazimnya dipakai oleh kaum pria pada masa itu, memberikan sentuhan kuat dan berani pada penampilan Jeng Yah.

Hal ini mencerminkan kekuatan karakter dan kepribadian Jeng Yah dalam dunia Gadis Kretek.

Courtesy of Hagai Pakan

Sesuatu yang paling menonjol dalam pemilihan busana Jeng Yah adalah perubahan warna dari hitam ke putih.

Menurut Hagai, secara psikologis, pemilihan warna ini membawa makna mendalam. Kebaya putih menjadi instrumen Jeng Yah untuk mengekspresikan kerinduannya terhadap ibu-ibu pelinting, mengingat bahwa baju ibu pelinting di seri tersebut kerap menggunakan kebaya berwarna putih. “Warna putih ini juga menjadi blank canvas yang menyimbolkan harapan Jeng Yah untuk mulai dan lahir kembali setelah mengalami tragedi,” ungkap Hagai.

Ide tersebut menunjukkan kecermatan dalam menggambarkan perubahan karakter melalui busana.

mengekspresikan kerinduannya terhadap ibu-ibu pelinting


Courtesy of Hagai Pakan


Courtesy of Hagai Pakan

Setiap busana yang dikenakan Dasiyah atau Jeng Yah dalam Gadis Kretek dibuat secara handmade dengan penuh cinta oleh tim desain.

Proses pembuatannya yang melibatkan riset, pembuatan pola, fitting dengan para pemeran, serta detail lainnya, memakan waktu satu setengah tahun. Dedikasi Hagai dalam membuat sendiri setiap busana menunjukkan dedikasi tinggi dalam menciptakan tampilan yang autentik dan sesuai dengan karakter Jeng Yah.

Busana Jeng Yah dalam Gadis Kretek tidak hanya menjadi pelengkap visual, tetapi juga menjadi sarana untuk menyampaikan pesan dan refleksi perjalanan karakter. Karya desain kostum oleh Hagai Pakan berhasil menciptakan identitas visual untuk Jeng Yah.

(Penulis: Naura Kamilla,Courtesy ofNetflix, Hagai Pakan)